Sebelumnya...
Dalam mobil elf seri terbaru warna kuning berisi 8 orang berikut supir setelah menurunkan 1 penumpang di pinggir jalan tol krena itu jalan terdekat ke rumahnya, meneruskan perjalanan ke daerah Padalarang karena rumah saya yang terjauh dari 6 penumpang lain. Mobil melaju sangat kencang sampai setir bergoyang. Saya melihatnya pun khawatir. Saya langsung berdoa dalam hati mohon perlindungan karena firasat saya sepertinya benar karena mobil mau celaka. Saya yang duduk di depan cepat cepat membetulkan sealtbelt yg longgar, maklum lah mobil antar jemput karyawan yang tidak dirawat benar. asal ada sealtbelt biar tidak di tilang polisi. "pak, kurangi kecepatannya dong. Bahaya, tau!"
"ga bisa, Ci. Nanti terlambat, mereka keburu naek angkot. " kata supir nya. Saat itu, saya menyesalkan memberi ijin dia dulu untuk mengangkut penumpang lain selain karyawan kantor. Saya meluluskan permintaan supir ini karena alasan dia yang butuh uang tambahan karena dia punya istri 3, anak anak 6 sedangkan gaji sebagai supir antar jemput tidak mencukupi.Kepala saya saat itu pusing, bapak supir bilang, tidur saja dulu nanti di bangunin kalau sudah datang. Saya pun menyadarkan badan sambil menutup muka dengan tas besar bawaan saya, memiringkan badan, tangan kanan menutup kepala bagian belakang. Saya berpikir saat itu kalau mobil celaka, muka dan otak saya aman. Kaki tetap menjuntai di bawah. Saya pikir nanti kalau pun patah, saya masih bisa jalan. Entah kenapa saat itu saya sudah berpikir jauh seperti itu. Dan semua salah. Prediksi saya SALAH!!!
DORR!!!! Saya kaget itu suara apa, Pak???
Tenang, ci." supir bicara kepada saya. Karena sangat pusing, saya sebelum tidur saya sempat berdoa, Budha selamat saya. Setelah itu saya tidak sadar.
18 april 2006 sekitar jam 5 sore kurang.
Ternyata suara dor itu suara ban belakang yang pecah. Supir mengerem mendadak saya yang duduk di depan menabrak dasboard. Muka saya menghantam dasboard sangat keras yang membuat saya sangat pusing, dan agak merebahkan badan, menutup muka dan nelindungi kepala sambil berdoa minta diselamatkan. Setelah itu tidur atau pingsan?
Cerita selanjutnya ada yang kumpulan saksi mata yang menceritakan kejadian selanjutnya karena setelah kejadian itu saya tidak sadar.
Saya masih ingat, saya terbangun di luar mobil, saya ada di pinggir mobil kuning, langit gelap karena sudah malam. saya terbangun jarena merasakan sakit di telinga. Ada yang menarik paksa anting saya di telinga. Saya teriak "Aduh sakit, pak!" penjambret itu kaget karena dipikir saya sudah tewas kok bangun.
" minta baik baik, Pak. Pasti saya kasih. Gak kasihan pak? Tuh berdarah, " saya meraba telinga kiri yang berdarah. Saya masih belum sadar kondisi saya saat itu. Rasa sakit di telinga kiri saya pikir karena di jambret. Kepala saya sangat pusing dan mengantuk banget. Bapak itu mengambil tas kerja saya yang besar. Saya bilang, jangan ambil tas. Tinggalin hp karena saya mau mengabari orang rumah. Ambil saja uang di tas. Lalu bapak itu bilang, neng tidur saja. Saya yang menghubungi keluarga. Karena saya sangat pusing dan mengantuk, saya pun tidur.
Di rumah sakit malam hari. Otak saya error karena tidak ingat kejadian sore itu.Saya terbangun , saya lihat ruangan seperti rumah sakit. Saya berpikir, oh mungkin saya pingsan di pabrik, saya dibawa ke rumah sakit. Saya mendengar suara," Mei yang kuat yah, Mei." Saya berpikir, wong pingsan karena pusing malah dibilang yg kuat ya mei.
Saya sempat melihat mama menangis. Saya tidur lagi karena pusing. Saya bangun lagi karena mendengar dokter bilang saya harus dipotong kakinya. OMG!! Pingsan karena pusing harus potong kaki!!!
Saya langsung menolak. Tapi suara tidak bisa keluar, tangan kanan cuma bisa mukul mukul kasur kaki gerak, saya menangis tanpa suara. Salah satu adik ipar papa melihat. Kalo saya menolak untuk di potong kakinya. Saya tertidur lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
APRIL 2006
Non-FictionBulan April yang tidak pernah terlupakan.. Saat hidup di ambang kematian dan terlahir lagi.