Cerita sebelumnya...
Setelah di pindah ke rumah sakit yang lebih besar, saya diperlakukan selayaknya pasien VIP. Mereka berpikir pula karena saya keluarga dokter juga yang kebetulan pula, kakaknya temen kakak 1 saya dokter yang praktek di rumah sakit itu juga. Informasi tentang kondisi saya yang diperlakukan tidak layak di rumah sakit sebelumnya membuat keluarga dokter teman kakak saya itu bertindak cepat apalagi ada jaminan VIP dari big boss tempat saya bekerja. Orang tua saya pun sempat kaget karena saya diperlakukan istimewa di rumah sakit itu.
Setelah hasil cityscan diketahui, keluarga tinggal menunggu waktu operasi. Dokter menunggu kondusi saya stabil dulu. Stock darah saya ada 6 kantung. Tetap di suplai darah untuk naikan Hb yang 4.20 april 2006
Setelah keluarga saya pulang untuk istirahat, adik ke 4 subuh menelepon rumah memberitahukan bahwa jadwal operasi jam 5 pagi karen kondisi saya sudah stabil. Dokter menganggap saya sudah siap di operasi.
Operasi besar karena saya di tangani oleh 6 dokter ahli kata papah.
Operasi selesai sekitar jam 1 siang kata mama. Langsung masuk ICCU.
Hasil operasi baik. Jahitan di kepala di bongkar lagi. Perawat bilang ke papa kalau di otak saya saat di bedah ada 4 pecahan kaca mobil, 2 pecahan logam warna kuning(cat mobil elf kuning), lubang di leher bawah telinga kiri di jahit sampai di bawah dagu, rahang kiri yang retak tipis tidak di pasang pen karena bisa menyambung sendiri dengan minum obat, di dalam telinga kiri ada 1 pecahan kaca. Di muka banyak pecahan kaca untungnya tidak kena mata. Bonggol yang nembus ke perut menyobek usus besar sudah di buang, Usus besar di jahit makanya di perut saya ada jahitan panjang seperti bedah cesar saja. Dari bawah pusar sampai ke dada. Untuk kaki kanan di pasang besi yang menarik beban sekitar 15 kg jadi kaki kanan sama panjang dengan kaki kiri. Lutut lepas masih belum di sambung. Untuk telapak kaki kanan yang semua tulangnya retak mulai membusuk karena infeksi di kerok dagingnya. Dibuang daging yang ada di telapak kaki kanan. Papah saya yang tidak tegaan tidak berani melihat kondisi saya. Hanya mama yang melihat kondisi saya setelah Operasi 1 itu.
Mama bilang, telapak kaki kanan hanya terlihat tulang, otot dan saraf saja. Tidak ada dagingnya. Oleh dokter bedah tulang, memancing tubuh untuk merangsang membuat daging dengan menggunakan madu asli dan betadine murni.
Saya masuk ruangan steril ICCU karena badan saya infeksi total.
Mama saya di tegur kenapa terlambat di tangani?? Mama menjelaskan karena di rumah sakit sebelumnya tidak ada tindakan terhadap saya makanya besoknya baru di tarik paksa pindah ke rumah sakit. Dokter bilang, luka terbuka di kaki itu yang membuat badan infeksi total. Lebih dari 24 jam luka terbuka. Apalagi beberapa jam saya di pinggir jalan tol. Ada lubang di dekat lutut kanan seperti daging terlepas saja. Ternyata, saat saya terjepit muka mobil yang ringsek, saya di tarik paksa setelah bagian muka mobil di gergaji. Untuk lubang di leher pun tidak di ketahui kenapa bisa sobek membuat lubang. Mungkin saat mobil terguling, kepala saya terbentur bentur besi ada yg menyobek leher. Kepala saya retak mungkin karena mobil yang terguling itu pula.Saat mama menunggu saya di dekat ruang ICCU, dokter jaganya bicara ke mama saya. Saat mama saya tanya bagaimana saya? Dokter bilang kondisi saya masih dianggap kritis. Kesempatan hidup 10%. Tapi semangat hidup anak ibu kuat kata dokter jaga ke mama. Kasus Biasa dengan luka separah saya tidak ada yg kuat. Saya tidak koma hanya dibuat tidur.
Kondisi saya lebih parah dari geger otak. Karena kepala saya retak, kemasukan benda asing di otak pula.
Kata mama dokter bedah saraf yg operasi kepala saya bilang, kalau saya tidak nyaman dengan tenpurung bekas operasi bisa di ganti pelat. Saya dengar cerita mama langsung ketawa. Membayangkan kalau tengkorak kepala saya di ganti pelat saya kayak robot nanti. Jadi Ingat film Robot Cop. Hahaha..
Orang tua saya tiap hari di rumah sakit. Stand by karena khawatir dengan saya yang sendirian di ICCU. Urusan catering di pegang sementara oleh adik ipar yang bungsu dengan adiknya yang memang bekerja di tempat mama.
Setiap hari kata mama dokter memberikan resep obat yang harus masuk via infus. 1 resep bisa habis 10 juta. Paling mahal sebesar 18 juta.
Suatu hari pernah saya kondisinya mengkhawatirkan. Semua drop. Saya kejang kejang. Padahal pagi hari saya sudah stabil. Entah kenapa sore semua drop. Ternyata pasien di sebelah saya meninggal dan jeritan tangisan keluarga di ruang ICCU itu membuat saya kaget. Semua drop. Dokter pun heran kenapa bisa drop drastis. Keluarga saya yang datang pun sudah pasrah.
Setelah pasien yang wafat dan keluarganya keluar ruangan saya jadi tenang dan mulai naik lagi. Kesimpulan dokter, drop karena kaget ada yg meninggal dan suara jeritan itu.
Alat alat penyangga hidup saya banyak di ruangan itu seperti yang di film barat aja ruang ICCU lengkap.
KAMU SEDANG MEMBACA
APRIL 2006
Non-FictionBulan April yang tidak pernah terlupakan.. Saat hidup di ambang kematian dan terlahir lagi.