part 1

45 9 5
                                    

"Eh gendut tumben main kesini kangen abang mirza yang gantengnya kebangetan ini ya" ucapnya sambil menaik turunkan alis dengan PD yang sangat luar biasahh.

"Geer banget sih kak dihhh. Pengen muntah aku dengernya"jawab cewek yang sedari tadi memandang mirza dengan tatapan jijik tingkat dewa.

"Jangan galak dong sini Duduk dulu ndut" 

mirza menepuk kursi di samping nya sambil meminum kopi yang tinggal seperempat gelas lalu menyendarkan gitar kesayangannya di tembok teras.

" mama sama papaku ngasih nama buat aku yozora anastasya kak bukan gendut, gak ada yang boleh ganti namaku titik. dari tadi bikin kesel aja sihhhh mau ku lempar pake meja ini hah?" cicit yozora sambil menunjuk meja di depannya

Kemarahan yozora terasa sudah sampai di ujung kepala niatnya kesini agar bisa tenang karna hasil ujiannya besok keluar eh malah di buat tambah emosi dengan cowok yang bisa di bilang kurang sesendok ini.

"Lempar aja kalo kuat, nih nih lempar ke muka gue" tantang mirza sambil memajukan wajahnya

Tentu mirza menantang seperti itu bukan tanpa alasan, dia tau bahwa yozora tidak akan kuat mengangkat meja dari kayu jati milik keluarganya yang beratnya berkisar 50 kg itu.

"Dasar nyebelin aku mau pulang aja kalo gitu!"

"Hehe iya deh maaf zo, btw elu tumben main kesini nggak minta jemput?"

"Astagfirullah kak rumah kita cuman berjarak 5 meter masa iya aku minta jemput"

"Halahh sok sok an dulu waktu kecil aja selalu minta jemput, mana suruh gendong gue kemana mana di kira enggak capek gendong paus bongsor kayak elu"

"APA!? PAUS BONGSOR? MAMAAAAA KAK MIRZZHFT"  belum sempat melanjutkan teriakan nya, tangan kiri mirza sudah membekap mulut yozora dengan cepat.

"Sssttt jangan teriak teriak kalo mak lu tau bisa-bisa gue di pecat jadi calon menantu" bisik mirza seraya melepas bekapan tangan nya.

Yozora mencoba mencari oksigen sebanyak mungkin, mirza membekap nya sampai tak bisa bernafas sama sekali,Dan dengan gila nya lagi mirza mengatakan bahwa akan di jadikan calon menantu oleh mamanya cih. Nggak sudi siapa juga yang mau menikah dengan cowok yang hampir membuat nya terbunuh barusan.

"Ka kak mir za se stress" umpatnya dengan nafas yang masih terputus putus.

Hening. Mirza hanya menatap yozora sambil cengar cengir tak berdosa.Setelah dirasa nafas nya mulai teratur yozora melanjutkan ucapannya.

"Tangan kakak bau apa sih?"

"Eee anu zo gue habis cebok tapi belum cuci tangan hehe"

"ASTAGFIRULLAH KAK!!!" yozora geleng geleng dengan tingkah sahabat sejak oroknya ini, mirza memang benar benar sudah membuatnya ingin melempar wajan beserta minyak panas ke kepala mirza detik ini juga.

"Gue baru aja ngendus tangan gue zo, gue rasa gak bau tai deh malah bau wangi"

"TERSERAH!!!"

"Ngambek nih ceritanya?"

"Hm"

"Oke deh kalo elu masih ngambek gue bungkem lagi tapi kali ini gak akan gue lepas gimana?"

Yozora mencoba menghilangkan rasa marahnya sebelum pria di hadapannya ini akan berbuat sesuatu yang lebih gila.

" kayaknya aku tau deh kenapa kakak bisa gendeng gini kasihan banget sih kak " tatapan yozora berubah sayu.

"Hah beneran elu tau? coba ceritain gue penasaran deh kenapa gue bisa gila begini"

"Jawabanyaaaaa..."

"Apa zo apa? ayolah penasaran gue"

"Karna kewarasan kakak ikut kesentor di toilet tadi makanya sampe cebok aja lupa cuci tangan huft."

***


Akhirnya pertemuan yang menyebalkan tadi pagi berlanjut di sore ini. Yozora dan mirza memang biasa menghabiskan senja berdua dengan melewati jalanan di pinggir sawah sambil menaiki sepeda onthel tua milik pak paijo, tukang kebun mirza.

Mirza menghentikan laju sepedanya di depan gubuk tua di pinggir sawah.

"Lah kok berhenti sih kak " yozora mengerucutkan bibirnya

"Di kira enggak capek boncengin paus bongsor kayak elu"

"Dih apaan sih kak sejak kapan aku bongsor. Dari dulu sering banget ngeledekin gitu padahal berat badanku ideal, dan aku bukan paus aku ini manusia."

Ya memang perawakan dari yozora ideal dan berparas cantik bahkan bisa di bilang sangat cantik, dengan bibir pink meski tanpa memakai lipstik, hidung mancung dan kulit putih mulus. Rambut sepunggungnya sering di kuncir kuda. Dan yang paling mempesona yaitu mata coklat di iringi bulu mata yang lebat dan lentik.

"Iya badan elu emang ramping tapi nih pipi elu dah kayak benjolan gong" ucap mirza sambil mencubit pipi chubby yozora dengan sangat keras.

"Awwww dasar mirza gendeng!!" yozora memegang pipi nya yang terasa sangat sakit.

"Gue bilangin mak lu kalo elu manggil gue langsung pake nama inget ya kita beda setahun, ngga sopan tau, siap siap aja elu di terkam mak lu"

"Iiisshhh nyebelin banget sih yodah minta maaf deh kalo gitu"

"Ok deh abang mirza yang hatinya setulus malaikat ini akan memaafkan yozora yang hatinya sejahat iblis" mirza berteriak teriak seperti seorang pemimpin demo

Yozora memijat kepalanya yang terasa berat karna ulah mirza.

"Hadeh, ya sudah yuk pulang kak udh habis tuh senjanya" yozora menunjuk ke arah ujung sawah yang memperlihatkan  matahari yang mulai hilang berganti malam.

"Oh iya ayo pulang bisa bisa di ludahin mak elu kalo tau kita pulang kemaleman"

#Author

Gendeng = gila dalam bahasa jawa.

Gimana part 1? Suka? Jangan lupa vote dan komentarnya ya kakak kakak syantik

Maaf kalo ada kesalahan.:"

MangetsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang