1.0

10.6K 819 50
                                    

Happy reading

And

Enjoy it

Guys~~~





======





"Oh, Nak Chenle baru pulang kampus?"

Langkah Chenle terhenti di depan pagar rumah tepat di samping kosannya. Itu rumah pemilik kosnya. Dan yang baru menegurnya tadi adalah ibu kos.

Dilihatnya ibu kos sedang mengambil jemuran. Tumben ibu kosnya menjemur pakaian di halaman depan.

"Iya, Bu. Sampe sore begini." Chenle nyengir. Kebiasaannya.

"Oh iya, adikmu sudah sejak tadi ada di kosmu. Kasihan daritadi cuma duduk di depan. Ibu panggil masuk ke rumah juga nolak adikmu itu."

Cengiran Chenle spontan lenyap. Kini wajahnya mengernyit heran. Chenle itu anak bungsu. Jadi, adik yang dimaksud ibu kosnya itu siapa? Jangan bilang-

"Maksud Ibu anak tinggi kurus yang matanya sipit? Jisung?"

"Iya, Jisung. Aduh, maaf Ibu lupa nama adikmu."

Chenle menghela napas mendengarnya. "Tapi, Bu. 'Kan sudah Chenle beritahu Jisung itu bukan adik saya."

Chenle menatap ibu kosnya dengan tatapan lelah. Padahal sudah bukan sekali dua kali Chenle mengingatkan ibu kosnya itu. Tetap saja yang namanya kebiasaan itu tidak bisa luntur begitu saja.

"Duh. Jisung 'kan sering mengaku ke Ibu kalau kamu itu kakaknya."

"Bu-"

"Sudah. Masuk sana. Kasihan Jisung menunggumu daritadi."

Protes Chenle hanya sampai tenggorokan. Chenle ditinggal. Ibu kosnya melenggang begitu saja masuk ke dalam rumah seusai seluruh jemurannya diambil. Tahu betul Chenle tidak akan berhenti jika tidak ditinggalkan sepihak.

Karena itu, langkah Chenle menuju pagar kosnya terasa berat. Terlebih membayangkan bahwa ada orang menyebalkan yang duduk di depan pintu kosnya. Rasanya Chenle ingin menendang apa saja di hadapannya. Maka jadilah kaleng bekas minuman soda ditendangnya.

Chenle tidak peduli kaleng itu mendarat di mana. Lagipula siapa yang membuang sampah seenaknya di halaman kosnya. Apa dia tidak bisa melihat tempat sampah yang disediakan pemilik kosnya itu? Chenle jadi ingin memarahi pelakunya.

"Yo, Chenle!"

Chenle mendelik ke arah seseorang yang memanggilnya. Sangat tepat dibayangannya sosok itu duduk di teras kamarnya. Lain kali Chenle akan membuang kursi itu. Biar Jisung lesehan saja di lantai.

"Kok baru pulang? Kalau tahu begini aku tidak cepat-cepat ke kosmu."

"Siapa yang nyuruh kamu ke kosku?"

Tepat di akhir kalimatnya, bunyi kunci pintu kamarnya yang terbuka terdengar. Chenle memutar knop pintu lalu mendorongnya.

Karena sudah sore dan jendela kamar Chenle tertutup gorden, yang ditemukannya pertama adalah gelap. Chenle berniat menyalakan lampu kamarnya, namun niatnya didahului oleh Jisung. Alhasil yang disentuh jarinya hanya tangan besar Jisung, sedangkan saklar lampu sukses ditekan oleh Jisung.

Tangannya yang tadi menyentuh tangan Jisung kini digenggam lelaki jangkung itu. Chenle mendengus tidak suka. Sore begini Jisung masih saja mengusilinya.

"Bilang langsung saja kalau ingin pegangan tangan. Jangan sok-sok mengikutiku nyalain lampu."

Jisung tersenyum jahil. Sedangkan Chenle memutar bola matanya tanda jengah. Dengan sekali hentak dia melepas genggaman tangan Jisung. Lalu memilih berjalan mendekati lemari pakaiannya. Dia gerah dan butuh mandi.

Seusai mengambil satu set pakaian santai, Chenle bergerak menuju kamar mandi di dalam kamarnya. Sengaja mengabaikan kehadiran Jisung. Tapi lelaki itu nampaknya tidak bisa diabaikan.

Tanpa suara Jisung menyambar remot pendingin ruangan yang berada di atas kasur. Beruntung pergerakannya ditangkap Chenle. Sebelum Jisung benar-benar menekan tombol remot pendingin ruangan itu, Chenle lebih dulu merebutnya.

"Lah? Lele."

"Tidak ada AC. Listrikku krisis, lagi malas isi."

"Kamarmu panas, Le," rajuk Jisung.

"Ya kalau mau adem kenapa tidak pulang ke rumahmu saja?"

Jisung mendengus. Tidak lagi membalas perkataan Chenle. Lelaki jangkung itu lebih memilih merebah di atas kasur Chenle setelah melepas kemejanya, hanya menyisakan baju kaos tipis hitam polos.

Chenle tersenyum puas melihatnya. Kekesalannya terbayar sedikit melihat Jisung yang frustrasi. Hitung-hitung membuat Jisung jengah nongkrong di kamar kosnya.

======

Keluar dari kamar mandi, pemandangan pertama yang dilihat Chenle adalah Jisung yang terkapar di atas kasurnya dengan tidak elit. Bajunya sudah tanggal. Tangannya tidak berhenti menggerakkan sebuah buku di genggamannya sebagai kipas manual.

Jisung memang tidak begitu tahan panas. Terlebih ketika lelaki itu habis beraktivitas seharian. Chenle sebenarnya agak menaruh simpati. Namun, ia tertawa lucu melihat Jisung tidak berdaya seperti itu.

"Mandi sana!"

Handuk kering yang tersampir di dekat pintu kamar mandi Chenle lempar ke arah Jisung. Tepat mendarat di kepala berambut cokelat gelap itu. Itu handuk Jisung. Jangan tanyakan mengapa ada di kamar kos Chenle.

======

"Kamu tidak pulang?"

Chenle bertanya di sela-sela mengerjakan tugasnya. Bukannya dia anak rajin. Mana ada anak rajin yang mengerjakan tugas dengan sistem kebut satu malam.

Karena pegal Chenle memutar kursi belajarnya. Dilihatnya Jisung yang rebahan di atas tempat tidurnya. Jari pemuda itu sibuk bergerak lancar di atas layar ponselnya.

"Jisung," tegur Chenle.

Jisung kalau sedang serius bermain game akan diam. Dan Chenle tidak suka Jisung yang seperti itu.

"Kamu tidak pulang, Ji?" tanya Chenle lagi.

"Udah larut, Le."

Spontan Chenle memeriksa jam di ponselnya. Dia tidak sadar bisa selama itu dia duduk mengerjakan tugasnya. Tapi faktanya yang dia lihat jam di ponselnya bahkan belum menembus angka dua puluh dua. Harusnya Chenle tahu Jisung hanya mengada-ada.

"Larut apanya. Pulang sana!"

"Eih, listrikmu baru aku isi, lho. Yakin ngusir?"

Jisung akhirnya beralih menatap Chenle. Sayangnya tatapan itu hanya membuat Chenle naik darah. Siapapun tidak akan tidak kesal melihat tatapan dan senyum mengejek Jisung itu.

Maka, tanpa kata Chenle memutar kursi yang didudukinya. Kembali menghadap meja belajarnya dan memunggungi Jisung. Sayangnya telinganya masih dapat menangkap suara tawa Jisung.

"Berisik, Jisung Park!"




======




Holaa ini fanfict chensung pertama jeha..
Jeha baru tenggelam sama duo cimit2nya dreamies ini.. mereka gemesin sih jd ga tahan jeha buat ga kelelep sama chensung ini ><
Karena mereka masih kiyowo2 jd jeha bikin fanfict ringan singkat buat mereka, semoga suka yaa
Yg udah buang2 waktunya buat baca cerita ini gumawuyo~~ and luv youu
Oh iya kritik dan saran sangat diterima~
Lets be friend~

Me + You = ... | Jisung + Chenle | FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang