11.0

4.4K 411 133
                                    

Happy reading

And

Enjoy it, guys~~~




======




Jisung mendesah kecewa, lantaran Chenle tidak juga membalas pesannya. Belakangan ini, memang dirinya tidak bisa menghabiskan waktu bersama Chenle. Bahkan terhitung rekor baru dia tidak merusuh di kamar sewa lelaki rantauan itu selama berhari-hari.

Hanya modal lewat ponsel, itu pun Jisung maklum tidak cepat respons. Dia bukanlah prioritas. Sakit juga tiap kali Chenle memotong pembicaraan hanya karena kekasih hati. Untuk itu, komunikasinya hanya bertahan di awal. Selepasnya, ruang obrolan tenggelam. Jisung kian sibuk, lalu Chenle tidak juga merusuh.

Tapi, di saat Jisung bebas begini, Chenle malah hilang jejak. Padahal sudah dijadikan prioritas pertama. Sayangnya, Jisung tetaplah si minoritas.

Untuk itu, seusai jam terakhirnya, Jisung langsung tancap gas ke kamar sewa Chenle. Sayangnya, sore hari begini kamar itu kosong. Ditelepon tidak kunjung menjawab.

Baru setengah jam kemudian, yang dicarinya muncul. Jalannya ogah-ogahan, wajahnya kusut. Saat mendapati kehadiran Jisung, barulah berekspresi kaget.

"Nggak balas chat, nggak angkat telepon, tiba-tiba gaptek?"

Chenle melotot. Bukannya diberi sapaan, tiba-tiba dicerca singgungan. Tidak membaikkan suasana, malah memperkeruh perasaan.

Chenle diam saja. Kelewat ogah membalas. Lebih memilih sibuk membuka pintu kamarnya.

Lalu, saat pintu sudah terbuka. Chenle buru-buru melangkah masuk. Pintunya dibuka tidak sampai setengah, bahkan tidak cukup muat untuk dimasuki. Badannya menghalau sebagai benteng.

"Lagi tidak nerima tamu," ucapnya ketus.

Jisung menyalak. Tidak terima. Tapi, tidak berani juga mendorong pintu itu. Makanya, tangannya hanya mendarat di kusen.

"Cari tumpangan lain sana."

Detik selanjutnya Jisung melotot. Tidak percaya pintu di depannya tertutup rapat. Suara kunci terputar lalu terdengar jelas. Kehadiran Jisung benar-benar ditolak.

======

Jisung kacau. Hanya karena pesannya lambat dibalas, panggilannya tidak kunjung dijawab, sosoknya tidak kunjung berpapasan. Singkatnya, hanya karena seorang Zhong Chenle.

"Di kelas aja orangnya murung terus."

Hana bersuara. Lagi-lagi mereka duduk berdua, menunggu Chenle lewat. Jarak keduanya cukup terlihat, sudah tidak mau memperpanjang salah paham Chenle.

Jisung hanya diam, selagi Hana berceloteh tentang Chenle. Hanya menanggapi singkat, lalu sekali-kali mengecek ponselnya. Barangkali ada balasan masuk dari Chenle.

"Oh, Chenle!"

Sontak Jisung menoleh. Benar itu Chenle. Tapi, Chenle tidak menanggapi panggilan Hana. Berhenti melangkah pun tidak. Padahal Jisung yakin teriakan perempuan itu sudah mampu menembus pendengaran Chenle.

"Susul gih. Nggak dengar kali itu anak."

"Oke. Thanks, ya."

======

Kamar sewa Chenle sangat hening. Jisung diam, berdiri kaku di depan Chenle. Sementara Chenle hanya duduk di kursi belajarnya, mukanya daritadi tertekuk.

Me + You = ... | Jisung + Chenle | FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang