RE-FALL ; Athalena (EH-JK)

(1). Antara kamu dan keluargaku

Jika memang senja suka bercanda, maka akan kubiarkan saja. Aku terbiasa dengan langkah yang kuatur sendiri, tanpa bantuan sang senja.

.

.

.

.

"Na, lo nggak papa kan?! Gue udah didepan rumah lo ini. Lo dimana?"

Panik menyergap pemuda Madevasaka itu. Suara isakan kecil diseberang telepon membuatnya hampir kalut akan risau.

"Athalena, lo dimana?! Jangan nangis dulu, jawab gue!"

Pemuda yang berbalut jaket coklat itu menggigit ujung bibir pelan, hampir saja dia mengumpat saat tak kunjung mendapat jawaban dari lawan bicaranya.

"Lena!"

"Gue di rumah sakit, Jun"

Tercekat sudah napas Junanda. Pikiran-pikiran negatif mulai berseliweran di kepalanya.

Padahal lawan bicaranya hanya memberitahu tanpa menjelaskan apapun, tapi pemuda jangkung itu sudah hampir kalap sendiri.

"Na.."

"Silvana, Jun. Dia..Gue nggak bisa.."

Hanya dalam hitungan detik, Junanda menghembuskan napasnya lega.

Semua pikiran negatif itu salah. Athalena baik-baik saja.

Namun pemuda itu tidak sepenuhnya lega.

"Nggak usah nangis, gue langsung kesana"

Pemuda Madevasaka itu tanpa pikir panjang segera melajukan motor besarnya menuju rumah sakit kota.

.

🍃💐🍃

.

"Gue nggak tau, Jun. Gue baru pulang kerja, dan gue malah liat Silva berlumuran darah dideket tangga. Gue.."

"Tenang dulu, tenang. Pelan-pelan aja"

Gadis berambut pendek yang penampilannya sudah acak-acakan itu memandang adik semata wayangnya yang berbaring dengan selang infus dan perban dikepala, tak sadarkan diri.

Hampir saja embun matanya kembali jatuh.

"Gue nggak tau kalo bapak pulang, Jun. Kalo aja gue nggak ambil lembur, pasti.."

Benar saja, embunnya kembali jatuh.

Junanda menepuk-nepuk pelan punggung gadis berambut sebahu disampingnya.

"Bapak lo pulang?"

Athalena mengangguk pelan. Matanya bergulir memandang tubuh kurus adiknya yang terbaring di ranjang rumah sakit.

"Gue yakin bapak pulang, makanya Silva jadi kaya gini."

Junanda menghela napas pelan. Satu lagi rahasia keluarga Athalena yang dia ketahui.