“Ah, Eunbi-unnie, lihat siapa yang datang untuk bertemu denganmu,”
Eunbi, yang sedang sibuk menyusun bunga untuk pesanan yang dijanjikan akan diambil setelah jam makan siang langsung menoleh ketika mendengar rekan kerjanya sekaligus sahabatnya, Chaewon, berbicara seperti itu.
Dan benar saja, sosok jangkung itu berada di depan toko bunganya, terlihat begitu ‘wah’ dengan seragam kerjanya yang jelas-jelas rapih dan mahal, bersender di depan pintu sesekali melihat ke arah jam tangannya yang sama mahalnya dengan mobilnya yang terparkir di depan toko.
“Ya ampun.” Eunbi menghela nafas lelah. “Suruh masuk saja dia.”
Chaewon yang mendengar itu cuma bisa terkekeh geli.
Eunbi lalu melanjutkan pekerjaannya. Kini ia memotong beberapa dahan yang tak perlu agar rangkaian bunganya menjadi rapih dan semakin cantik. Tetapi konsentrasinya kembali terpecah ketika suara yang sudah tak asing itu menyapa dengan halus.
“Hai, Eunbi,”
Eunbi meletakkan guntingnya. Menghela nafasnya, lalu membawa hasil karyanya ke rak paling depan pertanda sudah selesai, tetapi ia juga tak lupa untuk membalas sapaan tadi, “Ya Chaeyeon, hai juga.”
Chaeyeon mengekor dari belakang. “Kamu terlihat sibuk.”
Eunbi yang mendengar itu memutar bola matanya, apa sih, basa-basi banget. “Tidak, aku sudah selesai mengerjakan pesanan. Kamu sendiri? Bukannya katamu kemarin kau ada rapat besar di kantor?”
Chaeyeon yang mendengar itu jelas tersenyum. Tak menyangka kalau Eunbi bakal mengingat aktifitasnya. “Ah, rapatnya selesai dengan cepat. Hal-hal besar lainnya akan dibahas di rapat selanjutnya.”
Eunbi mengangguk, memberi respon seadanya. Tetapi ia bisa mendengar dengan jelas Chaewon yang terkekeh geli di ujung ruangan. Sementara Chaeyeon masih saja mengekornya.
Agak risih diikuti terus, Eunbi kini memutuskan untuk duduk sehingga ia bisa melihat karyawan kantor swasta itu dengan jelas. Oh, wow, Chaeyeon terlihat eksklusif sekali hari ini. Bahkan rambutnya yang biasa diurai itu kini terikat satu dengan rapi.
“Yaa,” Eunbi kembali menghela nafas. “Jadi, dalam rangka apa kamu mampir ke sini?’
Mendengar pertanyaan itu, Chaeyeon langsung salah tingkah. “Ah… eumm, well, aku hanya ingin mampir…”
“Hanya itu?” salah satu alis milik Eunbi naik ke atas. Skeptis.
“Ah.. eumm, well.. aku ingin mengajakmu makan siang,” ujar Chaeyeon. Kini ia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya. “Yah, kebetulan sekali sehabis makan siang aku tidak ada aktifitas apa-apa lagi di kantor jadi kita bisa menghabiskan waktu bersama lebih lama.”
Eunbi yang mendengar tawaran itu, yang sebenarnya sudah berkali-kali ia dengar dari mulut Chaeyeon dan sudah berkali-kali juga ia menolaknya, jelas memasang wajah aneh. Bingung, kok si Chaeyeon ini persisten sekali?
“…Bukankah aku sudah memberikan jawaban yang sama kepadamu berkali-kali?” ujar Eunbi. “Kamu pasti sudah tahu apa jawabanku untuk pertanyaanmu kali ini.”
Chaeyeon terdiam. Tidak, kepalanya tidak menunduk dan ekspresi wajahnya tidak berubah. Ia tetap berdiri tegap, terlihat begitu eksklusif dan elegan. Sorot matanya sama sekali tidak berubah kecewa mendengar respon Eunbi yang terbilang cukup pedas.
“Sudah, lebih baik kamu makan siang dengan rekan kerjamu,” Eunbi kini berdiri dari duduknya. Menyibukkan diri dengan merapihkan peralatan menghiasnya yang masih tergeletak begitu saja di atas meja.
“Tapi aku hanya ingin makan siang bersama denganmu.” Chaeyeon mengucapkan kalimat itu dengan sungguh-sungguh dan mantap. Eunbi yang mendengar respon itu hanya bisa menggelengkan kepalanya, jelas-jelas menolak.
“Dan kamu sudah tahu apa jawabanku.” ujar Eunbi. Kini giliran Chaeyeon yang terdiam.
Eunbi kini melipat kedua tangannya di depan dada, berhadapan dengan Chaeyeon yang terlihat begitu tenang, sama sekali tidak menunjukkan rasa kekecewaan.
Ah, ia bingung sekali, kenapa Chaeyeon begitu konsisten dan persisten mengejar cintanya, seorang single mother dengan satu anak? Tak ada yang menarik daripada dirinya. Dirinya, Kwon Eunbi, hanyalah seorang florist yang tak lagi percaya akan cinta semenjak kepergian suaminya yang brengsek itu. Dan seorang pekerja kantoran, atau lebih tepatnya seorang manager di kantor swasta yang luar biasa besar dan terkenal, mengejar-ngejar seorang masyarakat biasa macam dirinya? Ah, bingung.
Dan Chaeyeon, alih-alih keluar dari toko bunga miliknya dan melaju pergi dengan mobilnya yang mewah itu, ia malah tersenyum. Ekspresi wajahnya begitu tenang, tak gentar sedikit pun.
“Baiklah,” ujar Chaeyeon. “Besok aku ke sini lagi, ya?”
Alis Eunbi jelas bertaut, mulai kesal dengan sikap Chaeyeon yang amat gigih. Tetapi sebelum ia bisa memberikan respon, ia malah dibungkam dengan tingkah Chaeyeon yang mengejutkan.
Si pekerja kantoran itu menunduk, meraih tangannya lalu mengecup permukaan jemarinya dengan lembut.
“Kamu cantik sekali dikepang begitu, aku suka,” ujar Chaeyeon, perlahan melepaskan genggamannya dari jemari milik Eunbi. “Aku pamit, ya.”
Ya, dengan begitu Chaeyeon berlalu pergi, meninggalkan Eunbi yang kini bertarung dengan rasa dan pikirannya yang jelas-jelas berbanding terbalik.
Benar-benar, Lee Chaeyeon itu.
Benar-benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
me in you
Romance[AU] Tentang Lee Chaeyeon, seorang manager muda di perusahaan yang besar, mengejar cinta seorang Kwon Eunbi, seorang florist dan single mother yang tak lagi percaya akan cinta. lcy & keb of iz*one 2018, written by haanhan