" ᴅᴏɴ'ᴛ ᴛᴏᴜᴄʜ ʜᴇʀ, ᴏʀ ɪ ᴡɪʟʟ ᴋɪʟʟ ʏᴏᴜ. "
ㅹ
"Yuta pelan-pelan!"
"Yuta kamu mau kita mati ya?"
"Yuta astaga"
"Yuta aku tau kamu marah, tapi jangan ugal-ugalan di jalanan!" Aku sedikit berteriak.
Yuta memang seperti itu kalau marah, seperti orang kesetanan, tidak peduli akan sekitar. Tapi tetap saja walaupun dia seperti itu juga aku mencintai nya.
Kita sudah sampai, dan ternyata Yuta membawaku ke rooftop yang biasa kita kunjungi.
"Yuta udahan dong, aku gabakalan kabur. Tangan aku masih merah ini"
Lagi, dia hanya diam.
Errrr, aku seperti sedang berbicara dengan orang gagu.
Sesampai nya di atas, Yuta melepaskan genggaman nya perlahan, dia melempar tas nya ke bawah, lalu berjalan ke tepian kemudian duduk.
Aku yang seolah tak tahu tujuan ku, hanya mengikuti Yuta dan duduk disebelah nya.
"Yuta, maafin aku"
"Aku lupa ngabarin kamu, karena aku pikir kamu kan disekolah jadi mungkin kamu matiin handphone-Aku memotong ucapan ku tadi. Bukan nya Yuta janji tadi jika ia akan kembali ke sekolah? Tapi kenapa ia berkeluyuran diluar sekarang? Jam pulang sekolah 15:00 sedangkan sekarang baru jam 12:45
"Yuta bukan nya kamu janji sama aku tadi kembali ke sekolah? Trus kenapa kamu ada diluar?" Yuta hanya diam.
Dia ini yatuhan. Menyebalkan sekali.
"Nggak usah ngalihin topik."
"Jelasin, atau kaya biasa?"Aku membelakakan mataku.
"Jangan apa-apain Jaehyun!"
"Kenapa? Lo takut?" Yuta tertawa.
"Ck, bukan gitu. Oke aku bakal jelasin, dengerin aku gausah motong ucapan aku" Yuta hanya mengangguk-anggukan kepalanya, sembari menikmati pemandangan kota Bogor siang ini.
"Jelasin."
"Jaehyun itu anak nya temen Bunda, aku tadi nyusul kerumah temen nya Bunda dan kebetulan juga tadi Jaehyun yang jemput aku kerumah-
Yuta menengok kearah ku kaget.
"Sengaja?"
"Ish dengerin dulu!"
Aku pun menjelaskan kembali apa yang terjadi kepada Yuta sedetail-detail nya agar tidak ada salah paham.
"Oh"
Oh? Hanya itu jawaban nya? Aku sudah bicara panjang lebar dan...oh
"Gimana? Masih marah?"
"Masih lah, lo tau gue g-
Sebelum melanjutkan ucapan nya, handphone Yuta bergetar, tanpa permisi ia pun langsung mengangkat telfon tersebut. Dasar tidak tahu sopan santun.
"Kenapa? Udah nemu?"
'Udah, lo cepetan kesini. Udah gue share loc'
"Gue kesana. Tunggu"
'Sekalian ada yang mau gue sama Jeno omongin'
KAMU SEDANG MEMBACA
Game Of Love → [ ɳαҡαɱσтσ ყµтα ]
Fanfic↺ . . . . sᴏ, ʟᴇᴛ's ᴘʟᴀʏ ᴛʜᴇ ɢᴀᴍᴇ! ║▌│█║▌│ █║▌│█║▌ ᴄᴏᴘʏʀɪɢʜᴛ 2018 ʙʟᴜʀʀʏsᴘᴄ℠