The Truth

1.9K 436 15
                                    

"Never let her go

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Never let her go."

•••

Tanganmu menggenggam erat tangan Soonyoung. Tanpa ada niat sedikitpun untuk melepas atau meregangkan genggaman. Tangan Soonyoung begitu hangat, dan kamu menyukainya.

"Berheti membuatku khawatir secara berlebihan, Nona Kwon. Aku nyaris mati saat melihatmu mengerang seperti dua hari lalu. Apa kamu paham perasaanku?"

Kamu mengangguk dalam diammu. Membiarkan Soonyoung menguasai diri sebelum kamu mengungkap sesuatu yang kamu sembunyikan selama hampir dua tahun lamanya.

"Sebelum aku mengatakannya, berjanji padaku untuk mengontrol emosi juga ucapanmu, Tuan Kwon."

Soonyoong mengangguk dan mengangkat genggaman tangan kalian sembari mencium punggung tanganmu dan memejamkan mata. Bibirnya bahkan sengaja dia tempelkan di punggung tanganmu.

"Katakan," ujarnya lembut.

Kamu menarik napas panjang. Bersiap dengan segala konsekuensi setelah ini.

"Saat kamu bertanya dimana Kakak laki-lakiku, dia mendekam di penjara sejak setahun yang lalu."

Genggaman tanganmu menguat.

"Dia...telah melakukan tindak asusila padaku, Soon. Kakakku adalah dia."

Soonyoung membuka matanya namun tidak bergerak se-inchi pun.

"Dia melakukannya saat orang tuaku tidak di rumah. Memaksaku melayani keinginan bercintanya, tidak. Dia memperkosaku saat itu. Mengikat tanganku—hhh, menampar pipiku hingga sudut bibirku berdarah jika aku tidak menurut. Mencium bibirku secara paksa dan tiba-tiba. Menggores beberapa bagian tubuhku dengan pisau saat aku menjerit meminta pertolongan, mencambukku—" suaramu bergetar begitu juga tubuhmu. Kilasan tentang kejadian saat itu membuatmu benar-benar dilanda kecemasan tiada akhir.

Soonyoung mengetatkan rahangnya. Bajingan sialan itu harus mati, dia telah melukai gadis kesayangannya.

"Jangan lanjutkan, sayang..."

"Tidak! Kamu harus mengetahuinya, Soon!"

Pemuda itu mengangguk, kembali mengecup tanganmu guna meredam emosinya yang sudah sampai puncak.

"Setelah puas—hhh, dia akan mengurungku di lemari dan mengancamku agar tidak keluar dari sana seraya mematikan lampu kamarku dan mengunci pintunya. Menghindariku dari orang tua kami yang selalu bertanya tentang aku padanya. Dia selalu bilang bahwa—hiks, aku sedang tidak ingin keluar kamar. Dan kejadian itu terus berulang selama hampir tiga bulan lamanya."

Kamu menghela napas pelan. "Pada suatu malam, setelah dia menyiksaku, aku buru-buru melarikan diri. Orang tuaku sedang pergi ke luar kota saat itu. Aku terus lari sampai di ladang anggur milik kakekku, bersembunyi di sana sampai pagi tiba. Dan tepat saat itu, Kakek menemukanku dengan keadaan memar di seluruh tubuh dan wajah."

Kamu menangis sejadinya. Membiarkan semua kenangan itu menguasai otakmu.

"Sakit sekali, Soonyoung..."

Dengan kekuatan yang tersisa, kamu menghembuskan napas kasar.

"Entah bagaimana caranya, lelaki itu tiba-tiba datang ke kediaman Kakekku dua hari kemudian pada malam hari. Selagi Kakek berusaha menahannya, aku melarikan diri. Kemanapun. Semampuku asal terlepas dari kuasa Kakak laki-lakiku. Hingga aku kehabisan tenaga, dan jatuh pingsan entah dimana. Saat aku terbangun, kedua orang tuaku sudah berada di sisiku bersama seorang polisi. Aku menangis, meraung dan melempar barang ke arah mereka semua kala itu. Aku ingin mereka pergi—Soonyoung aku takut laki-laki sejak saat itu.

Aku selalu mengurung diri, enggan makan, dan lain sebagainya. Hingga satu minggu kemudian, kamu datang, berkunjung ke rumahku yang berperan sebagai teman masa kecilku. Aku luluh begitu saja. Aku menerima keberadaanmu begitu saja."

Soonyoung mengulum senyum tipis, hatinya menghangat saat kalimat terakhir meluncur begitu saja tanpa cela.

"Panjang ceritanya hingga Kakakku tertangkap dan dijatuhi hukuman setelah aku melaporkannya dan dia membenarkan tuduhanku atas dirinya. Ketika ditanya kenapa melakukan ini, dia menjawab hanya ingin. Dia terobsesi padaku sejak aku menginjak umur 11 tahun."

Soonyoung mendongak, menatapmu yang sudah menangis. Bahumu bergetar dan Soonyoung ingin sekali segera menarikmu dalam pelukannya.

"Orang tuaku ingin aku mengunjunginya di penjara dan memaafkannya. Tapi bagaimana jika dia kabur, Soonyoung?! Bagaimana jika dia bisa melepaskan diri dari sana dan kembali mengejarku?! Bagaimana jika—"

"Cukup, sayang."

Soonyoung menarikmu dalam pelukannya. Terjawab sudah semua pertanyaan dalam otaknya selama ini. Bajingan itu yang menorehkan luka pada gadisnya, dan dia patut dihukum seumur hidup.

"Semua sudah aman. Aku disini, hm? Kamu akan aman selama bersamaku. Aku janji."

-Vineyard-

Season Series - November 2018

Season Series - November 2018

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[Season Series] | Vineyard - Hoshi VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang