passing through

4

"Sialan, Aryan. Kenapa jadi kepikiran sih!" gerutu Noela saat ia sedang berjalan memasuki wilayah kampusnya. Noela benar-benar pusing. Hatinya yang masih terisi oleh Damar, ditambah kenyataan bahwa Aryan masih suka padanya.

Laki-laki kemarin yang bernama Aryan itu mulai menyukai Noela sekitar satu setengah tahun lalu. Hubungan Noela dan Damar tidak pernah diperlihatkan di publik sehingga Aryan benar-benar tidak mengetahui bahwa Noela sudah punya pacar, terlebih lagi kalau Noela adalah orang yang sangat mudah berteman dengan siapapun. Dan sepertinya, Aryan mensyukuri pasangan itu di kala sudah putus walaupun ia tidak pernah berdoa agar pasangan itu putus. Aryan tidak sejahat itu kok.

"Noela!" panggil Aryan dari kejauhan, mendengar itu malah membuat Noela mendengus kesal.

"Sumpah ya, gara-gara lo nih! Gue jadi kepikiran beneran!" gerutu Noela sambil melanjutkan dengan beberapa kali rentetan kata sumpah serapah. Noela memang semudah itu mengutarakan apa yang dipikirkan atau dirasakannya.

Aryan langsung menyemburkan tawa teringat ucapannya saat terakhir kali bertemu dengan Noela, "Anjir! Serius? Berarti bener, kan. Yuk, jadi pacar gue aja, La!"

"Dasar gila. Lagian baru juga setahun gue putus, Geblek." Noela melanjutkan langkahnya.

"Emang kenapa? Udah setahun juga kok, La, cukup lama. Nggak ada yang salah kok. Kan, lo udah putus, bukan masih pacaran." Aryan mengedikkan bahunya. "Nggak ada yang salah dengan orang-orang yang cepet lupain mantan atau lama ngelupainnya. Nah, sekarang gue udah ngasih jalan pintas ke lo buat lupain cepet, gimana?"

Noela tertawa pelan sebentar. "Nggak ada yang salah sih, Yan. Gue cuman mau bener-bener lupain dia dulu ya? Pacaran tuh cuman status doang. The feelings that matter. Gue nggak mau masih ada rasa apapun ke dia kalo gue sama lo."

Senyum Aryan terlihat. "This is why I like you."

"Or maybe you like the romanticized version of me that you create in your head?" balas Noela.