passing through

7

"Makasih, Mang!" ujar Noela setelah mendapatkan batagornya. Senyum terlihat dari bibirnya yang mulai melahap batagor pesanannya.

"Masih suka beli batagor di sini, La?"

Noela menolehkan kepalanya dan mendapati Damar di sampingnya. Sesaat, Noela merasa panik tapi dengan cepat ia merespon ucapan Damar dengan mengangguk. "Di sini enak sih. Belom nemu yang lebih enak daripada ini," balas Noela.

"Kirain bakal nggak bakal beli batagor di sini lagi karena ini tempat biasa kita nyantai di sini dulu," gumam Damar yang masih terdengar oleh Noela.

Noela justru terkekeh pelan. "Nggak ada korelasinya, kali? Mungkin kalo kita nggak sering ke sini dulu, bakal beli di sini juga kok. Batagornya emang enak," ucap Noela. "Duluan ya. Udah mendung. Hati-hati."

Dengan langkah cepat, Noela berjalan meninggalkan mantannya itu. Wajahnya jadi bersungut sekarang. "Dih, dipikir gue beli batagor di situ karena mau ngenang masa-masa waktu sama lo apa? Batagor di situ emang enak dari sananya kali," gerutu Noela sambil mengunyah batagor dengan ganas. "Kalo gue tiba-tiba kepikiran itu orang juga, kan, emang karena fungsi otak gue, bukan karena benda mati yang bikin nginget dia."

"Nengnya ngomong sendirian aja sih!"

Noela berteriak karena kaget, bahkan batagornya terlepas dari genggamannya. "ARYAN!" pekik Noela lalu memukul laki-laki yang mengejutkannya tadi dan sekarang malah tertawa terbahak. "Kurang ajar banget sih! Ganti, nggak?" omel Noela.

"Ya ampun, galak banget sih hari ini..." cibir Aryan sambil mencoba merangkul pundak Noela. "Iya deh, ganti-ganti. Mau apa? Kalo gue ganti yang lain, mau?"

Mata Noela melirik Aryan, "Ganti sama apa?"

"Jalan, hari ini. All on me. Gimana?"

"Hm... ini date ya?" tanya Noela sambil mengangkat alisnya sebelah.

Aryan mengangguk. "Ada tugas yang perlu diselesein? Atau besok ada matkul apa gitu? Kalo bisa hari ini, yuk."

"Oke. Make my day, I just got a bit down lately."

•••
a.n: ini kenapa sih gabisa italic sama bold...