Semuanya dimulai dari awal lagi.
Seoul, December 6 year later
Jaemin menatap bayangan dirinya di balik cermin -memastikan bahwa dirinya terlihat rapi saat bertemu klien nanti. Setelah menyelesaikan kuliahnya, dia memutuskan untuk menolak beasiswanya di Vancouver dan meneruskan usaha ibunya sebagai wedding organizer. Bukan tanpa alasan dia menolaknya, hanya saja dirinya ingin membuang semua tentang pria yang selama ini masih mengisi sebagian hatinya. Oleh sebab itu, dia menyibukan diri dengan ikut kegiatan yang setidaknya sudah dia kenal sejak kecil itu.
"Yups. Aku siap." Jaemin kembali menata rambutnya sedikit. Kemudian, keluar dari apartemen yang baru dia sewa beberapa bulan ini.
Dia menaiki taksi untuk cepat sampai di restoran tempat kliennya akan datang. Dia sebenarnya tidak mengetahui siapa kliennya karena Haechan, kakak Jeno, yang memberi tahu jika ada klien ingin memakai jasa wedding organizernya.
Sesampainya dia datang ke tempat pertemuan, Jaemin langsung menuju meja resepsionis untuk menanyakan meja yang sudah Haechan pesankan untuknya. Dia melirik ke arah jamnya. Masih 30 menit lebih awal, jadi dia memutuskan untuk memesan makan siang untuknya dan mungkin untuk kliennya juga.
Jaemin merasakan ponselnya bergetar. Dia melihat tampilan pesan bertuliskan nama Chocoball hyung disana, itu panggilan Jaemin untuk Haechan.
Chocoball hyung
Nana, sebentar lagi dia datang. Mungkin sedikit telat. Kamu duduk di meja yang udah aku pesenin kan?
To: Chocoball hyung
Udah... Kenapa sih ga hyung kasih nomornya ke aku? Biar hyung ga usah repot
Chocoball hyung
Biar aku juga dapet bagian. Jangan pelit kepadaku.... Aku sedang mengurus biaya sekolah anakku, mengertilah....
Jaemin terkekeh sebentar setelah membaca balasan dari kakak tiri Jeno itu. Pria yang sudah memiliki satu anak itu kaya raya, tidak mungkin membutuhkan biaya lagi.
Tak lama pesanannya pun datang. Sekali lagi dia melirik jam tangannya yang menunjukan sudah pukul 1 lebih 10 menit, sudah lebih dari jadwal yang direncanakan. Akhirnya, dia memutuskan untuk memakan makanannya terlebih dahulu.
Posisi duduknya yang membelakangi pintu masuk membuatnya tidak mengetahui siapa yang datang. Ditambah menikmati pemandangan salju yang menyelimuti jalan, Jaemin tidak bisa fokus terhadap lain selain keindahan yang memanja matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Goodbye
FanfictionKetika Jaemin harus menghadapi kenyataan jika senior kampus favoritnya akan lulus setelah musim dingin selesai. Tidak rela. Itu karena Jaemin masih belum bisa mengungkapkan perasaannya. Akankah dia berhasil melalukannya?