jeno mendadak melongo mendengar kalimat lami barusan. cowok itu menarik tangan lami lalu kembali masuk ke kamar tamu. takut-takut siyeon datang dan menguping pembicaraan mereka.
"kok bisa? gimana tadinya?" tanya jeno panik.
"aku...ngambil barang pershephone, istrinya hades pas dia lagi di dunia atas." jawab lami, gadis itu menundukkan kepala. entah merasa menyesal atau takut dimarahin jeno. atau mungkin, keduanya.
"ngambil apa? tujuan kamu apa? misi?" tanya jeno, lagi.
lami mengangguk. "cincin, tapi cincinnya hilang. dan, ini bukan misi dari perkemahan—"
"—tapi, dari ayah." lanjut gadis itu.
rasanya, jeno pengen ngamuk saat itu juga. bukan ngamuk ke lami, tapi ngamuk ke ayahnya lami, ares. dewa perang satu itu pasti lagi haus keributan, makanya nyuruh anaknya untuk nyuri sesuatu. dan yang ditantang bukan dewa sembarangan, hades dewa besar. dia bisa aja ngirim monster-monster berbahaya untuk ngejar lami, contohnya aja cerberus yang jeno liat di restoran jepang beberapa jam lalu. sekarang, jeno yakin anjing itu lagi nyari lami.
"gak usah khawatir, kak. aku cuma singgah disini sebentar, habis itu pergi buat nyari cincin dan ngasih ke ares. masalah selesai." ucap lami.
jeno geleng-geleng. "gak semudah itu, lam. kamu jangan kemana-mana dulu, disini aja sampe siyeon pulang. habis itu kita ke seoyeon atau seungmin."
"i think, we better go to seoyeon's home." balas lami halus.
jeno mengangguk mengerti. "yaudah kita ke seoyeon. sekarang, makan dulu sama siyeon."
:::
lami nggak pernah nyangka kalau jeno punya cewek selama ini. setau lami, jeno nggak mau pacaran. cowok itu pernah bilang sendiri kalau ia takut putus. jeno emang sebucin itu kalau udah sayang sama orang.
contohnya, lami. walaupun sayangnya jeno ke lami itu sebagai saudara. padahal kalau ditelaah, lami ini cuma sekedar sepupu tiri, tapi jeno nganggep gadis itu sebagai saudara kandung disamping rasa bencinya ke ares. fyi, jeno emang sebenci itu sama ares dan anak-anaknya, kecuali lami pastinya.
karena pada dasarnya, lami juga kelewat gondok sama saudara-saudaranya sendiri.
bahkan lami pernah bilang, "aku gak suka mereka. sering ribut, selalu ngerasa dirinya paling hebat."
yah, tipikal anak ares pada umumnya.
dan lami jadi satu-satunya anak ares yang gak punya tipikal itu. senasib sama jeno yang gak punya tipikal anak aphrodite (sombong, suka matahin hati orang, gak pedulian, dll).
mereka sama-sama diasingkan dari kalangannya. itulah yang bikin mereka jadi seperti sekarang.
cewek itu ngelirik jeno dari spion motor. mereka pergi ke rumah seoyeon sekarang, sesaat setelah siyeon pulang.
jeno sendiri berharap-harap cemas dalam hatinya. seoyeon anak hades, semoga dia bisa bantu lami ngelawan monster-monster kiriman ayahnya itu.
tapi, cuaca sama sekali gak bersahabat setelah mereka keluar rumah, jeno salah prediksi. dia pikir motor bakal lebih cepat, nyatanya sekarang awan berkumpul di satu tempat, membuat langit hitam dan gemuruh mulai memekkan telinga.
hujan turun.
terpaksa, mereka harus meneduh di bangunan terdekat, sebuah minimarket.
"loh? jeno?"
panggilan itu bikin jeno menoleh. rasanya, jeno mau sujud syukur sekarang juga.
"jinyoung! bantuin gue, young!" pinta jeno ketika ia melihat wajah sobatnya yang sama sekali tidak tersentuh air.
jinyoung ngedip-ngedipin matanya. "iya iya. kenapa lo?"
pemuda bae itu kemudian melirik lami. "eh ini siapa, no?"
"aduh panjang ceritanya! sekarang bantuin gue dulu, urgent nih! lo kesini naik apa?"
"mobil lah, yakali motor. otak lo dimakan jaemin, ya?" tanyanya. "eh salah, jaemin mah makan darah, ya? kok otak sih, dikira jaemin zombie."
jeno menghela nafas, ini orang nanya sendiri jawab sendiri. batinnya.
"anterin gue ke rumah seoyeon." pinta jeno.
"hah? ngapain ke rumah seoyeon?" tanya si kepala kecil itu lagi.
jeno pernah bilang kan? semua temennya tuh sama aja, kepo.
"panjangg ceritanyaaa, sepanjang jalan kenangan! udah buruan!" seru jeno.
"seoyeon kan nggak ada di rumah, no. lo mau maling?"
kalimat yang keluar dari bibir kecil jinyoung itu sukses bikin jeno maupun lami mengerjapkan matanya.
"ah bohong lo. tadi pagi gue baru telponan sama dia. dia lagi di rumah kok." jeno membalas.
"emaknya sakit lagi, jam 10 tadi ke rumah sakit. terus dirujuk ke RS yang lebih besar."
"dimana?"
"luar negeri, dia ga bilang dimana persisnya."
jeno pengen mencak-mencak aja sekarang rasanya!!
"lo perlu apa sih? mau ke rumah gue dulu? baju lo basah." tawar jinyoung.
mau gak mau, jeno ngangguk. karena lagipula, kalau dia balik ke rumahnya, mungkin cerberus kiriman hades lagi ada di sekitar situ.
"oh iya, lo udah denger kabar haechan belum? katanya dia mau di drop out. ckckck, ada-ada aja ya tuh anak."
jeno tertohok, pemuda itu menoleh ke arah jinyoung yang sedang memainkan kunci mobil miliknya.
seandainya jinyoung tau alesan tentang haechan, mungkin dia udah benci ke gue sekarang.
"no, kok ngelamun? ayo!" ajaknya, membuyarkan pikiran dan rasa bersalah jeno. jinyoung lalu melihat lami, tersenyum ke arahnya sembari bertanya. "kamu siapa?"
"lami kak, sepupunya jeno."
jinyoung manggut-manggut. "oh kirain gebetan barunya jeno."
refleks, jeno nyentil leher jinyoung. "anj*ng."
"hehehehehe."
KAMU SEDANG MEMBACA
perchè : [6] charmspeak
Fanfictioneksistensi lee jeno dikalangannya seringkali diragukan, padahal pemuda itu memiliki kekuatan yang langka. pertengahan agustus tahun ini, sekembalinya jeno dari perkemahan, pemuda itu dihancurkan dari dalam. +lowercase, semi-baku © tteobokjin, 2018