jinyoung dan jeno nggak sikat gigi. mereka malah bikin kopi diem-diem pas kedua kakak perempuan jinyoung udah masuk kamar masing-masing. awalnya jeno takut mereka bakal ketauan dan dimarahin, mengingat betapa galaknya mbak suzy itu.tapi jinyoung dengan enteng membalas. "kan udah gua bilang mbak suzy sekarang gak kayak maung lagi. udah kalem, ada cowok baru."
jeno nggak langsung percaya sama jinyoung, cowok itu tetep was-was sambil liatin pintu kamar mbak suzy yang ditutup rapat.
"no," panggil jinyoung.
jeno menolehkan pandangannya pada pemuda bae yang tengah menuangkan air panas dari termos.
"apa?" tanyanya.
"lami mau nggak?"
jeno sempat berpikir sebentar sebelum akhirnya ia menggeleng.
"nggak usah. biar dia istirahat."
jinyoung cuma mengangkat bahu. kemudian kembali fokus membuat kopi dan memberikan satu cangkir pada jeno.
namun tiba-tiba, lami dengan piyama kebesaran milik kakak pertama jinyoung—irene—keluar kamar. gadis itu membulatkan matanya ketika melihat jinyoung dan jeno di ruang makan.
"lagi ngapain?" tanya lami.
bukannya menjawab, jinyoung malah menawarkan. "mau kopi, lam?"
lami menggeleng. "nggak ah, gak suka. kalian mau ngapain?" ia mengulang pertanyaannya.
"nongkrong di balkon." jawab jinyoung.
"ikutan!"
sementara jeno memicingkan matanya ke arah lami, merasa ada yang aneh pada diri gadis itu.
:::
jeno naruh cangkir kopi miliknya di atas meja, disusul oleh jinyoung. sementara lami memilih untuk minum susu kotak saat ini.
"coba deh sekarang lo berdua ceritain ke gue tentang dunia kalian." kata jinyoung sesaat setelah ia menyesap kopi miliknya.
lami melirik jeno, begitupula jeno yang melirik lami. mereka saling liat-liatan sampe akhirnya jinyoung berdeham.
"eh—anu, lo mau tau apa?" tanya jeno.
"soal haechan," ucap jinyoung. "kok bisa dia yang tau pertama?"
dalam hati jeno merutukki dirinya sendiri. ia takut kalau menceritakkan semuanya saat ini justru makin memperkeruh keadaan. tapi, daripada ditunda?
yaudahlah, jeno pasrah.
"kemaren malem dia kabur ke rumah gue, nunjukkin sihirnya. habis itu ada yang datang, dia bilang dia nerima laporan atas nama lee jeno kalau haechan kabur. padahal, gue gak lapor. disitu haechan marah, dia nuduh gue. akhirnya gue kasih tau jari diri gue supaya dia percaya, tapi kayaknya dia masih marah." cerita jeno panjang lebar.
"harusnya lo gunain charmspeak lo, no!" seru jinyoung heboh.
ah iya, benar juga. kenapa jeno sebodoh itu? dan ternyata, jeno salah. jinyoung gak marah sama dia.
"terus, kalo bukan lo yang laporin. siapa no?"
"nah itu, gue juga bingung, young. yang tau haechan kabur tuh cuma gue doang masalahnya."
"apa jangan-jangan ada yang ngintip? temen penyihirnya haechan mungkin?" jinyoung menduga-duga.
jeno sendiri cuma mengangkat bahu karena dia sama sekali nggak punya petunjuk soal itu. belum lagi, otaknya juga harus mikirin cara supaya lami selamat dari kejaran anjing neraka hades.
"eh, lami dikejar apaan tadi?" jinyoung nanya lagi. seakan tau jeno mikirin apa.
kepo bener dah nih anak, batin jeno.
"anjing neraka, kak. gara-gara aku ngambil cincin istrinya terus ilang. aku harus ngasih itu ke ares." jelas lami.
"kalau dikasih ke ares, lo aman?" tanya jinyoung. "lo sadar cincin itu ilang dimana?"
"mungkin aman? ares cuma haus keributan doang, makanya dia kayak gitu. aku sadar pas ngelewatin restoran jepang."
restoran jepang katanya?
"gue punya ide!" jinyoung menjentikkan jarinya. "kalian kudu traktir gue soto ayam satu minggu kalo ini berhasil, ya?"
"iya deh apa aja aku jabanin." balas lami.
sementara jeno udah pengen ngumpat daritadi. kesel sendiri ngeliat jinyoung ngambil kesempatan dalam kesempitan.
"minta tolong ke renjun untuk mutar waktu, dari situ kalian bakal tahu cincin itu hilang dimana."
lami melongo, ia membuka suara walau tergagap. "h-hah? ada yang bisa m-mutar waktu?"
:::
YANG SUKA YGTB + 00LINE AYO MAMPIR HEHEHEHEHSHEH
KAMU SEDANG MEMBACA
perchè : [6] charmspeak
Fanfictioneksistensi lee jeno dikalangannya seringkali diragukan, padahal pemuda itu memiliki kekuatan yang langka. pertengahan agustus tahun ini, sekembalinya jeno dari perkemahan, pemuda itu dihancurkan dari dalam. +lowercase, semi-baku © tteobokjin, 2018