Sembilan

435 56 6
                                    

"Jiyeon!"

Mingyu tersenyum menatap sosok yang tengah berjalan ke arahnya. Jiyeon menghentikan langkahnya dia mengangkat wajahnya untuk melihat sosok yang tadi memanggilnya.

Debar jantungnya seakan tidak beraturan, kilatan kejadian kemarin seperti kaset rusak yang terus berputar dalam kepalanya. Pikirannya kembali terpecah menjadi dua kubu, perselisihan dalam dirinya kembali terjadi.

"Ji!" Mingyu tidak mengerti kenapa Jiyeon kini berbalik dan menghindarinya? Dia tidak memahami kekasihnya itu kenapa menghindarinya? Apa karena kejadian itu?

'Dasar bodoh!'

"Mingyu!" Suara yang belakang ini selalu mengganggu Mingyu terdengar,  tanpa berbalik pun dia tahu siapa sosok yang memanggilnya dengan menyebalkan.

"Wae Sowon?" tanya Mingyu menatap sosok yang kini dengan sesuka hatinya merangkul lengannya.

"Ani, kau mau ke kantin?" tanya Sowon mengapit lengan Mingyu, dia menyelipkan helaian rambutnya pada belakang telinga. Tersenyum begitu manis pada Mingyu yang memperlihatkan wajah malas,  bahkan remaja pria itu terlihat risih karenanya.

"Aku ingin ke kamar mandi!" ketus Mingyu melepaskan tangan Sowon yang melingkar di lengannya, dia mendorong jauh gadis itu lalu berjalan ke arah kelas.

"Dia bilang mau ke kamar mandi?" tanya Sowon menatap punggung sosok yang dia sukai, arah yang Mingyu tuju berlainan dengan toilet sekolah.

***

"Aku harus bagaimana?" tanya Seulgi menatap teman-temannya.

"Jika kau tidak siap jangan lakukan itu bodoh!" ketus Jieun dia membuka sebungkus roti yang Krystal belikan di kantin,  hari ini mereka lebih memilih menikmati makan siang mereka di dalam kelas dengan beberapa camilan kecil.

"Aku sudah pernah melakukannya, ini kedua kalinya."

"Lalu untuk apa kau bertanya!" keluh Krystal menyodorkan roti untuk Jiyeon yang sejak tadi terdiam dengan dunianya sendiri. Dia tidak ikut larut dalam obrolan mereka semua.

"Jiyeon-a!"

"Ah ne?" Jiyeon terperanjat, dia menatap bingung pada Krystal yang tiba-tiba mengejutkannya.

"Wae?"

"Tanya dirimu sendiri kenapa?" ketus Krystal membuat Jiyeon terdiam. Dia menatap Mino,  Jieun dan Seulgi yang memandangi khawatir.

"Kau terlihat aneh sejak kemarin,  kenapa?" tanya Jieun yang juga menyadari keanehan Jiyeon. Gadis ceria itu lebih banyak diam sejak kemarin, dia seperti memiliki beban yang berat.

"A-ani! Tidak ada apa-apa," ucap Jiyeon berusaha terlihat biasa. Jiyeon membuka sebungkus roti dengan gugup, dia tersenyum canggung pada mereka semua.

"Jujur saja Ji, sikap anehmu ini karena kemarin ka-"

"Wae? Jiyeon kenapa?" tanya Eunwoo memotong perkataan Krystal, dia duduk di sebelah Jiyeon menatap penuh tanya pada gadis yang kini terlihat gelisah.

"Ani. Jadi bagaimana sabtu depan kau jadi ke breakfast and bed?" tanya Krystal yang mencoba mengalihkan perhatian, dia menatap Seulgi yang kini jadi pusat perhatian mereka.

"Yak! Apa salahnya aku kesana, kalian kecuali Jiyeon pasti sudah pernah melakukan itu kan?" keluh Seulgi merasa tidak terima dengan tatapan mengintimidasi mereka semua, enak saja mereka juga pasti sudah pernah melakukan 'itu' lebih dari sekali apalagi Mino.

"Aku belum pernah melakukan itu," ucap Eunwoo membuat tatapan kelima orang itu berbalik ke arahnya

"Aigoo kesetiaan tidak terbatas."

YOUNG MOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang