1. Tak bisa melupakannya

2 1 0
                                    

"Maaf operasinya gagal"

"Aku selalu menyayangimu kak adam"

"Kakak kalo tersenyum manis dehh"

Begitu banyak kata kata gadis itu yang masih aku ingat. Dirinya tidak pernah akan lepas dari hatiku. Wajahnya yang lugu dan selalu ceria membuatku tidak pernah jenuh mengingatnya setiap waktu. Walau jelas ini sudah 5 tahun lebih aku kehilangan dia. Kehilangan separuh jiwaku.

"Tuan, berkasmu sudah ada dimeja kerjamu" suara asisten muda yang mengagetkanku dari lamunanku akan dirinya

"Baiklah. Kau bisa pergi" ujarku.

Aku melhat berkas berkas itu dengan teliti. Membacanya dan memberi keputusan pada kertas kertas itu. Lalu lagi lagi seseorang mengganggu konsentrasiku lagi

"Dam lo pulang dulu. Mama mau bicara penting sama lo katanya" ucap wanita itu terengah engah

"Ga liat gue lagi sibuk?" Jawabku yang masih teliti membaca kertas kertas itu

"Ya gue liatlah gue juga masih punya mata. Tapi tadi mama ngomongnya serem dam gue takut. Jadi ya gue buru buru deh kesini. Lo cepetan deh temuin mama dulu" ujarnya panjang lebar yang tak mau kalah dari ku

"Hasnaaaa...." aku mengalihkan pandanganku kearah gadis itu yang lebih tepasnya dia adalah kembaranku "stop gue pusing. Iya gue bakal pulang asal lo diem ga usah ngomong lagi. Pala gue udah mumet dengerlo udah kaya mercon taun baruan"

"Hehe iya dam gue minta maaf" jawabnya sambil nyengir kuda

Dan setelah itu aku pun beranjak dari dudukku menggalkan kertas kertas itu yang masih menumpuk demi keinginan mama ku

Dikediaman ardichandra

"Ada apa ma?" Tanyaku langsung ketika sampai diruang tengah

"Kemarilah adam duduk dekat mama" kata wanita yg ada dihadapnku. Lebih tepatnya dia mama ku

"Disini aja. Cepat ma kerjaan adam masih banyak"

"Begini dam, kamu tau kan teman mama tante lusy?"

"Ya. Lalu ?"

"Dia punya seorang putri seumuranmu. Dia cantik dan sangat baik mama ingin... " ucapannya terpotong saat aku sudah mengerti keinginannya

"Apa? Mama ingin menjodohkanku? Bodoh mah. Aku sudah besar. Aku bisa mengurus diriku sendiri" jawabku sedikit ngotot

"Justru karna kau sudah besar jadi mama ingin menjodohkanmu dengannya. Namanya alena dia sangat baik pada mama. Mama sangat suka padanya. Lagi pula umurmu sudah sangat seharusnya kau menikah. Ini keputusan mamah. Ayolah naa turuti keinginan mama sekali ini saja.." ujarnya sedikit sayu yang membuatku tidak tega padanya

"Tapi aku butuh waktu. Aku tidak masalah jika harus dekat dengannya. Tetapi menikah? Aku ingin lebih dekat dulu dengannya" jawabku yang membuat mama ku tersenyum haru lalu memelukku

"Mama tidak masalah sayang. Nanti malam mama akan memperkenalkan dia yaa. Kau harus ada dirumah" gumamnya sangat senang. Aku yang mendengar itu hanya mangguk mangguk saja setelah itu langsung pergi dari sana

Saat aku melewati ruang tamu dan akan kembali ke kantor lagi lagi kembaranku selalu saja menggangguku

"Calon pengantin kok cemberut mulu sihhh" gumamnya sambil terkekeh pelan

"Diam lo. Lagipula lo yang akan nikah duluan sama si heri ketimbang gue" jawabku ketus

"Enak aja. Ga lah dia masih tekun kerja buat gue. Dia bakal bangun istana dan memperlakukan gue bak ratunya seumur hidup. Ga kayalo yang kerja tapi ga tau duitnya buat apaan" sindirnya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 24, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku Dan Dia 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang