Dear, Sasuke
Aku harap kau benar-benar membacanya di rumah mungilku. Tiny mungkin ingin membacanya juga menjadi saksi bisu.
Aku harap kau tidak lagi menjalani kehidupanmu yang membosankan itu. Jangan lupa untuk bahagia dan berliburlah. Pergilah berjalan-jalan dan mengelilingi dunia. Kau punya banyak uang, jadi itu tidak masalah. Dunia ini sangat luas dan banyak hal gila yang menunggumu di luar sana.
Jangan lupa juga untuk mencari pendamping hidupmu yang baru. Aku yakin ada seseorang yang lebih mampu bersamamu untuk mendampingimu hingga akhir usiamu.
Aku sangat berterimakasih karena kau hadir disisa akhir hidupku dan membuat kenangan indah. Aku jadi tahu bagaimana rasanya dilamar dengan cara yang sangat romantis dan juga berdansa layaknya pangeran dan tuan putri.
Kau berhasil membuka hatiku yang selalu tertutup. Kau cinta pertama dan terakhirku.
Aku berharap kita bertemu lagi. Entah di mimpi, di kehidupan lain, ataupun di alam lain.Dari orang yang mencintaimu,
Hyuuga Hinata.Sasuke menghela napas panjang sambil mendongakkan kepalanya. Ia mengusap air matanya, lalu tersenyum lebar. Setelah tangisannya mereda, ia keluar sambil membawa koper. Ia langsung ke sini saat ia tiba di Tokyo tanpa pulang ke rumah dulu.
"Butuh tumpangan?" Tanya Sai sambil bersandar di pintu mobilnya.
Sasuke mengerutkan kening. "Sejak kapan kau disini?"
"Sejak kau mulai menangis seperti bayi."
Sasuke mendecih. "Kau melebih-lebihkan."
"Jadi? Kau butuh atau tidak? Aku ingin pulang sekarang."
"Tentu saja."
Sai melirik Sasuke yang memandang keluar jendela mobil, lalu kembali fokus ke jalan. Ia bisa melihat raut kesedihan Sasuke walaupun hanya melihat sekilas wajahnya.
"Kau masih beruntung bisa melihatnya di detik terakhir hidupnya. Terakhir kali aku bertemu dengannya saat di rumah sakit disini sebelum dia ke Amerika," Kata Sai dengan senyum tipis. "Aku masih ingat dengan senyumnya dan mengatakan kepadaku tidak perlu khawatir."
Sasuke menatap Sai, lalu menepuk pelan bahu Sai. "Kau juga beruntung karena bisa bersama lebih lama dengannya."
Sai mengangguk, lalu tersenyum lebar mengingat semua kenangan masa kecilnya bersama Hinata. Mulai dari Hinata yang malu-malu saat berkenalan dengannya hingga menjadi anak yang nakal dan kadang membuatnya jengkel. Semua itu tak bisa dilupakan dan ia ingin mengingatnya sampai diakhir usianya.
"Terima kasih atas tumpangannya." Kata Sasuke saat mereka sudah sampai di depan pagar rumah Sasuke.
Sai mengangguk, lalu pergi melanjutkan perjalanan.
Sasuke menatap rumah mewah yang bergaya klasik kesukaan ayahnya itu. Ia teringat dengan janji bahwa ia akan membawa Hinata ke sini untuk bertemu dengan keluarganya. Tapi, yang ia bawa sekarang hanya kenangan indah bersama Hinata yang melekat di memorinya.
Ia menghela napas panjang, lalu melangkah masuk menuju teras rumah.
"Aku tak bisa menepati janjiku. Dia sudah pergi." Kata Sasuke saat Mikoto menyambutnya pulang di depan pintu.
Mikoto terdiam sejenak, lalu memeluk Sasuke erat. "Mama turut berduka. Kau bisa menangis sepuasnya di pelukan mama. Jangan malu."
"Aku sudah puas menangis." Kata Sasuke sambil melepaskan pelukannya. "Aku ke kamar dulu."
Mikoto mengangguk, lalu membantu Sasuke membawa barangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can't Help Falling In Love With You
RomansaCinta bisa terus mengalir walaupun orang yang kita cintai sudah tak lagi disisi. Hal itulah yang terjadi pada Sasuke.