Hiruk Pikuk Kota New York

81 47 32
                                    

Denis Satria, seorang pria tampan dan berperawakan tinggi. Denis merupakan mahasiswa jurusan sains di New York University. Dia baru saja diterima kuliah di New York karena mendapat beasiswa dari negara.

Ini adalah hari pertamanya berada di New york. Denis tidak menyangka, bahwa ia akan bersekolah dan tinggal di salah satu kota terbaik didunia. New york merupakan kota dengan pusat bisnis terbesar didunia. Dimana segala bentuk bisnis ada disini. Kota ini dihuni lebih dari 8 juta jiwa.

Di New York, Denis tinggal di apartemen bersama temannya. Dia bernama Thomas. Thomas merupakan teman Denis sejak SMP. Dia juga mendapatkan beasiswa dari negara. Namun Thomas mengambil jurusan berbeda dari Denis. Ia merupakan mahasiswa jurusan seni di New York University. Ia juga merupakan mahasiswa baru di New York University.

"Thom, jadi kita tinggal di Apartemen ini?" Tanya Denis.
"Iya Den, soalnya kata pihak kampus asrama cuman di perbolehin buat cewek. Kenapa, elu gasuka?" Balas tanya Thomas.
"Ehh engga kok, malahan gua suka banget. Lagian enakkan juga di apartemen, lebih bebas daripada di asrama." Ucap Denis.
"Yoi mas bro. Kalo disini kita lebih bisa nikmatin kehidupan New York ." Balas Thomas.
"Btw, apartemennya bagus amat. Bakalan bahagia banget hidup gua disini deh. Hahaha." Tawa Denis.
"Hahaha. Bener banget, apalagi ditempatin secara gratiskan?" Timpal Thomas sambil tertawa.
"Yoi, hahaha. Secara fasilitas dari negara." Timpal lagi Denis.
Senda gurau kedua pemuda ini menghiasi apartemen baru yang mereka tempati ini.
Thomas menjelaskan pada Denis segala fasilitas yang ada di apartemen ini. Maklumlah, Denis tipe yang sedikit ceroboh sama hal baru. Thomas menjelaskan mulai dari kamar tidur, kamar mandi, ruang tamu, hingga segala hal-hal kecil yang ada sampai membuat kepala Denis pusing.
"Nah, sekarang lu udah paham kan sama penjelasan gua. Jadi, jangan dirusakin nih barang. Tau?" Ujar Thomas kepada Denis.
"Ahh iyaiya. Bawel amat lu, kek ibu kos-kos an." Balas Denis yang sedikit jengkel terhadap kebawelan Thomas.
"Bagusdeh kalo lu udah paham. Jadi otak gua ini ga perlu menjelaskan hal-hal rumit lagi sama lu." Ucap Thomas
"Iyaiya. Bawel lu ah." Timpal Denis
"Ohiya, lu kalau mau keliling, pergi aja. Gua kekamar dulu, mau istirahat nih. Capek banget." Balas Thomas sembari menuju kamar untuk beristirahat.
"Yahh, cemen lu. Baru gitu doang udah capek. Nanti aja Tom istirahatnya, temenin gua keliling-keliling kota dulu." Cegah Denis.
"Ah males. Udahlah, lu jalan sendiri aja. Lagian kan elu biasanya jalan sendirian doang. Kek lagu kunto aji gitu, terlalu lama sendiri. Hahaha" Ledek Thomas sambil menutup pintu kamar.
"Ah taik lu." Ujar Denis Sedikit Kesal.

Denis beranjak keluar dari apartemennya. Dia berkeliling menikmati nuansa kota New York yang super padat siang itu.
"Widihh, buset. Ini kota apa saluran got Jakarta. Padat banget." Ucap Denis.
Denis menikmati berbagai macam pemandangan di New York. Mulai dari kepadatan penduduknya, hingga keteraturan kendaraan di jalanan yang jauh lebih baik dari Jakarta, kota asalnya.

Tak selang beberapa lama mengelilingi kota, Denis melihat suatu kejadian aneh. Seorang pria paruh baya tampak melakukan tindakan kriminal pada seorang gadis. Sontak melihat kejadian itu, Denis langsung menghampiri pria itu. Ia memukul dan menendang pria itu hingga K.O. Maklumlah, Denis  pernah mengikuti kelas karate sewaktu SMA.

Penjahat itu pun mencoba bangkit dan lari terengah-engah sembari menjauhi Denis. Denis kemudian bertanya kepada wanita yang ditolongnya itu.
"Are you okay, miss? Tanya Denis.
"Sure, I am. Thanks to help me." Balas wanita itu.
"Ohh, no problem. Ehh orang Indonesia ya?" Ucap Denis yang menebak itu dari paras wajah yang mirip dengan orang Indonesia.
"Iyaa. Kamu juga dari Indonesia ya?" Balas wanita itu sembari bertanya kembali.
"Iya. Btw, nama mbak siapa? Tanya Denis.
Belum sempat menjawab pertanyaan Denis, wanita itu pun pergi secara tiba-tiba setelah mendapat telpon dari seseorang dan meninggalkan Denis sendirian. Denis pulang dengan perasaan yang masih penasaran terhadap wanita itu.

Bersambung....?

New York DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang