Diskusi

37 26 32
                                    

Pagi hari ini terlihat sangat indah di New York. Meskipun kota ini banyak tersusun atas bangunan pencakar langit, tetapi nuansa di pagi hari tidak kalah asri dibanding kota yang lain. Burung-burung yang sedari tadi asik berkicau di taman kota, menambah kesejukan pagi ini.

Hari ini merupakan hari senin, awal pekan. Ini merupakan hari pertama Denis dan Thomas kuliah di New York University. Inilah momen terbaik bagi Denis dan Thomas yang tidak akan pernah mereka sia-sia kan.

Disebuah apartemen, tampak seorang pemuda yang sudah terbangun sejak pukul 04.30 dini hari. Ia adalah Denis. Sambil membentangkan alas sajadahnya, Denis mulai menunaikan shalat subuh pertamanya di New York. Meskipun Denis cenderung dikenal sebagai pemuda yang sedikit ceroboh, tetapi kalau masalah ibadah Denis tidak pernah lupa. Ia selalu diajarkan oleh ibunya dari kecil, bahwa sebesar apapun ia dihadapan dunia, takkan berarti apa-apa dihadapan sang pencipta. Doktrin inilah yang selalu ditanamkan Denis dalam dirinya sehingga membuat Denis tumbuh menjadi pemuda yang religius serta berbakti kepada kedua orang tua.

Sama seperti Denis, Thomas juga merupakan pemuda yang baik dan ramah. Meski terkadang bertingkah konyol, tetapi Thomas merupakan sahabat yang bisa diandalkan. Itu terlihat ketika Denis mempunyai masalah, Thomas adalah orang pertama yang akan membantu Denis menyelesaikan masalahnya. Meski memiliki keyakinan agama yang berbeda dari Denis, Thomas selalu menghargai dan menghormati perbedaan itu. Begitupun dengan Denis. Mereka seakan-akan menjadikan perbedaan itu sebagai alat untuk mempererat persahabatan mereka.

Setelah selesai menunaikan ibadahnya, Denis beranjak ke kamar Thomas untuk membangunkannya. Jam pun sudah berada pada pukul 06.00 pagi. Sedikit info tentang Thomas, jika tidur adalah hal yang paling menyenangkan bagi Thomas, maka bangun adalah hal yang paling merepotkan. Butuh tenaga ekstra untuk membangunkan pemuda satu ini.

"(Tok, tok, tok) Woi Thom, udah jam berapa nih, elu ga mau masuk kuliah apa?" Ucap Denis sambil terus mengetuk pintu kamar Thomas.

Sekitar 5 menit berada di depan pintu kamar Thomas, tetapi tidak ada jawaban juga. Akhirnya Denis berinisiatif untuk mandi terlebih dahulu. Setelah selesai mandi dan berpakaian, Denis kembali ke kamar Thomas. Dan ternyata Thomas masih belum bangun juga.

"Gila kali nih bocah, tidur kek kebo. Di ketok-ketok dari tadi kaga bangun juga." Pikir Denis di dalam hati.

Karena tidak ingin terlambat dihari pertamanya kuliah, Denis mengetok pintu kamar Thomas sekuat mungkin. 2 menit setelah itu, akhirnya Thomas bangun. Ia mengusap kedua matanya sambil beranjak membuka pintu.

"(Hoaammm) Apaansih, lu lagi datang bulan ya? Timbang ngetuk pintu kamar doang kenceng amat. Kek gedor maling aja!" Ucap Thomas dengan mata yang masih mengantuk.

"Tai bapak lu datang bulan. Ini udah jam berapa, ha? Lu ga mau ngampus apa? Atau lu mau gua tinggal aja?" Ujar Denis sambil memperlihatkan arloji nya kepada Thomas.

Dengan mata yang masih terasa berat, Thomas mencoba melihat arloji itu.

"Alamak, udah jam 7 rupanya!" Ucap Thomas dengan nada Batak andalannya.

"Alamak alamak pala lu peyang. Dari tadi gua bangunin, kaga bangun-bangun juga. Tidur kek kebo. Buruan lu mandi sana. Sekalian gosok tu gigi, bau comberan nafas lu." Timpal Denis sembari meninggalkan Thomas.

"Okayy, siap mas bro. Alah, walaupun bau comberan gini, mas bro tetap sayang kan? Hahaha." Ucap Thomas sedikit merayu sahabatnya.

"Idihh Najiss!" Balas Denis yang merasa jijik dengan ucapan Thomas.

Begitulah awal pagi mereka di New York. Entah bagaimana ceritanya jika tidak ada Denis, mungkin Thomas tidak akan pernah berniat bangun dari kasurnya.

Jam Sudah menunjukkan pukul 07.30 pagi, mereka berencana akan berangkat menaiki New York City Subway ke New York University. Sebuah sistem angkutan cepat terbaik didunia yang terletak dibawah tanah. Setelah menaiki New York City Subway selama 15 menit, mereka akhirnya sampai di New York University. Pemandangan dikampus ini sungguh membuat Denis dan Thomas merasa terkagum-kagum. Seakan salah satu kaki mereka sudah menginjak surga.

New York University merupakan salah satu perguruan tinggi swasta terbaik di Amerika Serikat. Juga salah satu yang terbaik di dunia. Kampus ini terletak di tengah pusat kota New York. Berjarak sekitar 4 km dari apartemen Denis dan Thomas. Merupakan rumah bagi lebih dari 50 ribu mahasiswa dari berbagai negara. Memiliki 8 fakultas ternama. Semua macam program gelar ada disini. Mulai dari D3, S1, Doktoral, Magister, hingga Professor tersedia disini. Tidak heran mengapa Universitas ini menjadi salah satu yang terbaik di dunia.

Waktu sudah menunjukkan pukul 08.00. Semua mahasiswa dan mahasiswi baru mulai berkumpul di aula kampus. Denis dan Thomas juga termasuk dalam barisan itu. Mereka tengah bersiap-siap untuk mengikuti kegiatan di hari pertama ini.

Seperti halnya kebanyakan Universitas, hari pertama bagi mahasiswa/mahasiswi baru adalah ospek. Namun, kegiatan ospek di Universitas luar negeri jauh berbeda daripada di Universitas Indonesia. Di luar negeri, kegiatan ospek memiliki tujuan yang jauh lebih bagus seperti memunculkan bakat dan keterampilan di berbagai bidang dengan beberapa penyelenggaan program. Sementara untuk Universitas di Indonesia, Ospek lebih bertujuan untuk memperkuat fisik dan mental dengan beberapa program yang nyeleneh. Bahkan lebih cenderung kepada kekerasan.

Pada program pertama ini, akan diadakan diskusi untuk membahas isu-isu yang tengah terjadi di dunia Internasional. Setiap kelompok diharuskan memberi pendapat mengenai isu-isu yang terjadi. Kelompok lain boleh memberikan tanggapan ataupun sanggahan jika merasa tidak sependapat dengan pernyataan itu.

Nampak di atas panggung seorang wanita akan memulai diskusi itu.

"All right, everyone. Good morning." Ucap wanita itu.

"Good Morning miss." Sahut kebanyakan mahasiswa laki-laki yang mulai nampak semangat melihat wanita itu.

"Hello, my name is Selena Barbara. You can call me Selena. I am here to act as a moderator. I hope all of you can attend this discussion well and orderly. Thank you for your attention." Ucap Selena dengan senyum tipis.

"Well, we will start our discussion in this morning. First topic, it is about the North Korean Nuclear Program. How do you respond about that?." Tanya sang moderator kepada mahasiswa/mahasiswi itu.

"Okay, who will give an opinion first?" Sambung sang moderator.

Setelah mendengar pertanyaan itu, Denis sontak berdiri mengacungkan tangan berniat untuk memberikan pendapatnya. Sebenarnya, Denis termasuk pemuda yang tidak terlalu peduli pada diskusi. Namun, jika itu berkaitan dengan ilmu sains, maka Denis akan berubah 180º menjadi orang yang peduli.

"Okey, please tell your respond!" Ucap sang moderator mempersilahkan.

"Well introduce me, I'm Denis Satria, a science major. Thank you to the moderator who gave me the opportunity here." Ucap Denis memperkenalkan diri.

"Okay, i will give my view on this issue. In my opinion........?"

Bersambung.....?

Mau tau gimana pendapat Denis? Tunggu aja kelanjutannya di chapter terbaru.
Ohiya, jangan lupa tinggalin kritik dan sarannya yaa.
Dan jangan lupa voment dan follow aku di wattpad.
Semoga malam kalian menyenangkan^_^

New York DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang