Wanita Seberang Stasiun

23 14 14
                                    

Holla everybody!
Ada sedikit pengumuman nih. Untuk percakapan menggunakan bahasa inggris udah langsung di translate kan ke bahasa Indonesia, supaya teman-teman tidak kesulitan memahami jalan ceritanya nanti yaa.
Selamat menikmati chapter terbaru ini^_^

"Saya pikir ini masalah yang cukup rumit. Jika kita ingin menyelesaikan masalah ini, kita harus melihat masalah ini dari kedua sudut pandang. Di satu sisi, program nuklir Korea Utara telah menyebabkan keamanan dunia terganggu. Dan di sisi lain, kita tidak bisa menghentikannya secara sepihak, karena beberapa negara yang mendukung Korea Utara akan memberikan perlawanan. Menurut pendapat saya, salah satu solusi terbaik untuk mengurangi konflik ini adalah proses mediasi dengan melibatkan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Dan membuat beberapa perjanjian yang tidak merugikan kedua belah pihak. Saya pikir itu semua tentang pendapat saya, terima kasih." Ucap Denis secara panjang lebar.

"Ooh, kedengarannya bagus. Tolong beri dia tepuk tangan." Ucap kembali sang moderator.

"Oke, jika ada di antara Anda yang ingin bertanya atau menambahkan dari pendapat Mr. Denis, silahkan. Saya akan memberikan 5 menit untuk berbicara." Sambung sang moderator.

Tampak seorang pria mengacungkan tangannya untuk bertanya kepada Denis. Kemudian sang moderator mempersilahkan dia berbicara.

"Baiklah. Terima kasih kepada moderator yang telah memberikan waktu kepada saya. Perkenalkan, saya Edward Christensen, seorang mahasiswa jurusan sains." Ucap pria itu memperkenalkan diri.

"Saya ingin bertanya sesuatu tentang pendapat Mr. Denis. Bagaimana jika kesepakatan yang telah dibuat di langgar oleh salah satu pihak? Lalu bagaimana cara dan sikap kita untuk menyelesaikan itu? Terima kasih." Ucap Edward menyelasaikan pertanyaannya.

"Oke. Pertanyaan yang bagus. Menurut saya, jika salah satu pihak melanggar kesepakatan yang telah dibuat, maka akan ada sanksi tegas untuk pihak tersebut." Jawab Denis dengan tegas dan percaya diri.

"Bagaimana, Mr. Edward? Apakah anda puas dengan jawabannya?" Tanya sang moderator.

"Oke. Saya rasa saya cukup puas." Ucap Edward.

Setelah menyaksikan diskusi ini,
Gemuruh tepuk tangan memenuhi aula yang berkapasitas sekitar 50 ribuan itu. Beberapa mahasiswi terpikat dengan jawaban yang sangat mengesankan dari Denis. Juga karena tampang Denis yang begitu tampan untuk dilihat.
Dan begitulah akhir dari diskusi ini.

Waktu demi waktu pun berlalu, langit yang sudah mulai menampakkan jingga merona menandakan akhir dari hari ini. Kegiatan ospek hari ini berakhir dengan lancar. Denis dan Thomas pun banyak mendapat teman baru dari berbagai fakultas dan jurusan. Setelah selasai kegiatan itu, mereka akan kembali pulang ke apartemen untuk beristirahat.

Sambil menunggu kereta api
di stasiun bersama Thomas, Denis melihat sesuatu yang sepertinya tidak asing. Sesosok wanita dengan rambut yang sedikit tergerai indah tampak sedang duduk sendirian di seberang stasiun mereka. Denis yang ingin memastikan bahwa itu adalah wanita yang ia tolong kemaren mencoba pergi ke seberang mendekati wanita itu. Sebelum sempat mendekati wanita itu, terlihat dari kejauhan kereta api yang akan melintas. Denis mengurungkan dulu niatnya untuk menghampiri wanita itu. Ia menunggu kereta api itu selesai melintas. Setelah selang beberapa menit dan kereta api itu sudah melintas, Denis kemudian mencoba melihat kearah seberang lagi. Tapi wanita itu sudah tidak disana. Denis kembali kehilangan kesempatan untuk berkenalan.

New York DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang