Je T'Aime Juste 4

536 88 12
                                    

Tangan kekar itu terulur, sedikit melonggarkan dasi hitam yang terasa mengikat dan mencekik lehernya. Kembali menghela nafas, tak terhitung sudah berapa kali ia mambuang nafasnya hari ini. Entah itu karna lelah, bosan, jengah, ataupun kesal. Ia menatap dokumen di tangannya sebelum menatap sengit gedung perusahaan yang baru ia datangi.

"Tck, Sialan."
Kris bertambah kesal saat menatap gedung perusahaan itu. Namun rasa kesalnya menguap saat ia melihat sebuah mobil Audi putih yang baru saja lewat. Walau kaca mobil itu gelap, tapi mata tajam Kris masih bisa melihat sosok yang duduk di kursi belakang mobil itu meski hanya sekilas.

"Bukankah itu Park Chanyeol?" Ujar Kris pelan.

Mengingat Chanyeol, Kris langsung tersenyum karna mengingat rona merah di paras manis namja itu saat sebelum Kris turun dari mobilnya kemarin. Manis sekali. Tentu saja, dia kan idol, berbeda sekali denganku. Tapi walau begitu, perasaan Kris menjadi lebih baik sekarang. Moodnya sudah tak sehancur saat ia berada di dalam perusahaan tadi. Kris tak tahu mengapa.

"Sepertinya satu cup Americano hangat di pagi hari lumayan juga," Ujar Kris dengan tersenyum, melupakan fakta jika hari sudah menjelang siang.

Kris pun mulai melangkahkan kakinya, berjalan menuju area parkir perusahaan untuk mengambil motor kesayangannya dan pergi ke coffee shop langganan yang hanya berjarak setengah kilometer dari tempatnya berada. Melajukan motor sport hitamnya dengan santai dan sesekali merapalkan lirik lagu rap kesukaannya.

Kris pun menghentikan motornya di area parkir cukup luas yang disediakan di samping coffee shop. Melepas helmnya dan meletakkannya di atas dudukan motornya kemudian berjalan memasuki coffee shop. Berdiri di depan kasir mengikuti antrian hingga saat gilirannya tiba, ia langsung memesan satu cup Americano hangat.

.

.

.

"Apa maksudnya ini? Mereka membatalkannya?"
Chanyeol menusuk-nusuk cakenya dengan kesal sampai cake itu tak berbentuk, lalu menghentakkan garpu hingga menimbulkan dentingan yang cukup keras. Yang untungnya tak menarik perhatian banyak orang.

"Sudahlah, Chan. Lagi pula varity show itu bukan satu-satunya varity show di Korea."

"Tapi Kook, membatalkan kontrak perjanjian tepat saat waktunya syuting hanya karna mereka sudah mendapatkan bintang yang mereka inginkan, apa kau pikir aku tidak kesal?!" Ujar Chanyeol hampir berteriak kesal jika saja Jungkook tidak memelototinya.

"Pelankan suaramu! Kita masih berada di tempat umum dan kita tidak membawa bodyguard. Kalau terjadi sesuatu, aku tak mau tanggung jawab."

"Maaf," Balas Chanyeol pelan dengan menarik turun topinya untuk semakin menutupi sebagian mukanya.

Chanyeol menatap lesu cup coffee latte di depannya. Memang Chanyeol itu termasuk idol, aktor, juga model yang terkenal di Korea. Dan tetap saja, di atas langit masih ada langit. Chanyeol masih bukan apa-apa. Tapi mengapa mereka -staff varity show- bisa memperlakukannya seperti ini? Membatalkan kontrak tepat saat sebelum waktu syuting dilakukan. Hah, bagaimana Chanyeol menjelaskannya? Pokoknya seperti itu, dan itu benar-benar menginjak harga dirinya.

Jungkook sendiri tahu betapa kecewanya Chanyeol. Walau pembatalan kontrak perjanjian itu ada dendanya, Chanyeol pasti tak mau menerimanya. Dia terlalu baik, polos -bodoh-, naif, dan juga sedikit gengsian. Ya, begitulah Chanyeol. Jangan tanya mengapa pemilik acara varity show itu lebih memilih membatalkan kontrak dan membayar denda. Mengingat jika bintang tamu yang menggantikan Chanyeol adalah boyband korea paling populer di seluruh dunia, jangan tanya juga siapa mereka.

Grekk!

Tap!

Suara kursi yang ditarik dan sebuah cup yang diletakkan di meja dengan aroma khas Americano menguar juga sebuah map merah mengalihkan perhatian keduanya. Menatap sesosok tinggi menjulang yang berdiri di samping meja yang Chanyeol dan Jungkook tempati. Mata Chanyeol melebar melihat sosok itu, berbeda dengan Jungkook yang mengernyit bingung.

Je T'Aime JusteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang