Je T'Aime Juste 6

431 89 4
                                    

Hari Kamis yang dinantikan pun tiba. Ya, Chanyeol tak bisa mengelak jika ia memang menantikan hari ini. Entah mengapa, tapi ia merasa senang sekali akan berjumpa dengan Kris. Tadi pagi-pagi sekali ia sudah bangun, padahal ia tak memasang jam alarm seperti biasanya. Chanyeol pun sudah merapikan kamarnya, membersihkan apartemennya, dan membersihkan juga mempersiapkan dirinya sebaik mungkin. Bukankah itu aneh? Seolah ia menganggap jika ia akan bertemu Kris, tak boleh ada beban pikiran yang mengganggunya. Termasuk apartemennya yang berantakan dan kotor apabila tidak ia bersihkan. Chanyeol merasa ia tidak aneh lagi, ia merasa jika kini dirinya terlalu berlebihan. Bahkan pagi ini Chanyeol menghabiskan waktu satu jam lebih hanya untuk mandi dan hampir setengah jam ia memilih setelan pakaian yang akan dipakainya seperti saat ini. Sesekali Namja Manis itu mengambil pakaian atas dan bawahan yang akan ia cocokkan. Melakukan Mix & Match namun pada akhirnya setelan pakaian itu hanya akan dilempar dan tergeletak di lantai kabinetnya. Selama setengah jam itu pula Chanyeol hanya memakai celana pendek yang bahkan tak sampai setengah pahanya dan membuat tubuh ramping Chanyeol dengan guratan otot yang halus itu terkena terpaan hawa dingin Air Conditioner yang ada di dalam kamarnya.

"Haaahh.."
Chanyeol menghela nafas jengah. Cukup! Ia benar-benar merasa sangat berlebihan sekarang. Menatap sekeliling kabinet pakaiannya, benar-benar berantakan. Chanyeol terduduk di atas tumpukan bajunya yang tergeletak di lantai. Menggaruk kepalanya bingung sebelum menatap jam dinding yang ada di kamarnya. Menunjukkan pukul 09.25 KST. Tunggu, sudah jam 09.25 DAN CHANYEOL BELUM MELAKUKAN APA-APA?!

"ASTAGA! AKU AKAN TERLAMBAT!"
Chanyeol langsung berdiri, mengambil asal beberapa pakaiannya dan langsung memakainya. Merapikan diri di depan meja rias dan memberikan sedikit 'sentuhan' pada wajah, juga tak lupa memakai lipbalm strawberry yang biasa ia pakai. Mengucapkan bibir sebelum tersenyum dengan menatap bayangannya di cermin. Lalu Chanyeol pun bergegas mengambil kunci mobil yang jarang dipakainya dan keluar dari apartement tanpa lupa menguncinya.

.

.

.

Chanyeol menatap jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya saat ia baru turun dari mobilnya yang sudah berada di area parkir coffee shop. Pukul 10.05, Chanyeol terlambat lima menit dan langsung mengambil langkah lebar untuk memasuki coffee shop. Memandang ke setiap meja untuk mencari keberadaan sang namja tampan tapi Chanyeol tak menemukan Kris disana. Dimana dia?

"Mencari ku?"

DEG!

Mata Chanyeol terbelalak dengan jantung yang berdetak kencang, merasa terkejut karna bisikan seseorang di belakangnya tepat di samping telinga kanannya. Perlahan Chanyeol menoleh ke arah kanannya dan nafasnya langsung tertahan saat menatap paras tampan dengan senyuman menawan seorang Kris Wu begitu dekat dengan wajahnya.

"Selamat pagi, Channie." Sapa Kris dengan senyuman lebar di bibir sexynya, dan Chanyeol yakin itu tak akan baik untuk kesehatan jantungnya.

Blush!

"Pa- pagi juga, Kris."

.

.

.

Kini Chanyeol dan Kris sudah duduk di meja paling pojok di dekat jendela yang tertutup tirai tipis. Itu permintaan Chanyeol, karna ia masihlah idol yang pastinya akan menarik perhatian banyak orang jika berada di tempat umum. Maka Chanyeol memilih di bagian pojok yang jarang diperhatikan, bahkan Chanyeol juga duduk membelakangi seluruh pengunjung cafe, kecuali Kris yang duduk di hadapannya. Chanyeol pun melepas masker dan juga topi putihnya lalu meletakkannya di atas meja. Menampilkan paras tampannya yang cenderung lebih manis karna 'sentuhan'nya dan membuat Kris semakin terpesona karnanya.

"Kau manis."

"Apa?!" Seru Chanyeol pelan yang hampir saja berteriak namun ia urungkan mengingat ia berada di tempat umum. Ia tak salah dengarkan kalau Kris memujinya manis? Itu hal yang biasa ia dengar, tak mengelak jika ia memang cenderung lebih manis daripada tampan, tapi mengapa sekarang ia jadi segugup ini?!

"Kenapa kau terkejut seperti itu? Bukankah itu sudah biasa?" Ujar Kris terkekeh kecil lalu meminum americano yang sebelumnya ia pesan.

"Yaa, memang sudah biasa.." Balas Chanyeol yang lebih terdengar seperti bisikan.

Kris mengangkat alis kanannya mendengar balasan pelan dari namja manis di hadapannya. Perasaannya saja atau Chanyeol memang merasa gugup sekarang. Apa sebegitu menyeramkannya dia sampai Chanyeol gugup hanya untuk berbicara dengannya? Kris sadar jika paras tampannya itu tergolong sangar, ia pun hanya bisa menghela nafas pelan sebelum kembali menyesap americanonya, membiarkan rasa pahit yang terasa nikmat terkecap oleh lidahnya.

Chanyeol pun ikut menyesap chocolattenya tanpa mengalihkan tatapannya dari paras tampan Kris. Menatap dengan gerak mata memindai segala kesempurnaan pada paras itu. Dahi yang mempesona, alis tebal yang hitam, mata setajam elang, hidung yang runcing, belah bibir yang sexy, pipi yang sedikit chubby, dan rahang yang tajam. Sialan memang, bagaimana bisa ada manusia setampan dewa-dewa Yunani? Belum lagi raut tegas dan terkesan sangar dari paras tampan Kris yang berkebalikan dengan sikapnya yang hangat, benar-benar nilai plus bagi seorang Park Chanyeol.

"Bukankah mengamati seseorang secara terang-terangan seperti itu adalah hal yang tidak sopan, Channie?"

"Hmph!"
Hampir saja Chanyeol menyemburkan chocolatte yang ada di dalam mulutnya karna terkejut akan perkataan Kris. Wajahnya sudah memerah hingga ke telinga dan lehernya. Ia merasa malu, sangat malu malah. Berbeda dengan Kris yang berusaha menahan senyum lebarnya, gemas akan sikap namja manis itu.

Memilih mengalihkan topik agar Chanyeol tidak terlalu malu padanya, Kris pun mengeluarkan dompet Chanyeol yang ada di saku celananya dan meletakkannya di atas meja. Menarik atensi Chanyeol dari rasa malu berlebihannya.

"Gomawo, Kris." Ujar Chanyeol padahal Kris belum memberikan dompetnya.

"Aku bahkan belum memberikan,"

"Aa.. Karna... Karna kau berniat mengembalikannya saja, aku sudah ber-berterima kasih. Karna mungkin jika orang lain yang menemukannya, mereka mungkin hanya akan mengambil uangnya saja. Ta- tapi kalau kau mau mengambilnya tak apa. Eumm, anggap saja sebagai ucapan terima kasihku." Balas Chanyeol sedikit gugup, namun justru tatapan mata tajam dan alis tebal yang menukiklah yang ia lihat di paras tampan Kris.

"Huffft... Aku memang tinggal di panti asuhan, tapi aku tak semiskin itu, Channie."

Chanyeol terkejut mendengarnya, bukan itu yang ia maksud! Tanpa sadar namja manis itu langsung menarik dan menggenggam tangan kanan Kris. Menatap penuh penyesalan yang berbanding terbalik dengan Kris yang justru mengernyit bingung.

"Maafkan aku, Kris! Maafkan aku! Aku tak bermaksud menyinggungmu. Maafkan aku! Aku akan melakukan apapun asal kau memaafkan ku!" Seru Chanyeol dengan mata bulat yang menatap penuh harap, like a puppy. Namun setelah itu, Chanyeol langsung melepaskan tangan Kris, merasa malu akan sikapnya sendiri.

Kris tersenyum kecil melihatnya. Sampai sebuah lampu imajiner muncul di atas kepalanya, senyum Kris bertambah lebar.

"Sebenarnya aku memang tersinggung, tapi aku adalah orang yang baik hati.. Jadi aku akan memaafkanmu, Channie." Ujar Kris dengan nada main-main.

"Benarkah?!"
Kris terkekeh mendengar suara Chanyeol yang terdengar senang. Tangannya terjulur mengambil dompet Chanyeol dan kembali memasukannya ke saku celana, membuat Chanyeol bingung melihatnya.

"Tentu saja, dengan syarat... Kau harus memanggilku Hyung karna aku lebih tua darimu, dan kau harus ikut denganku setelah ini. Temani aku ke taman bermain karna aku bosan seharian berada di panti. Tak ada bantahan, tak ada penolakan."

Dan Kris harus bisa menahan tawanya saat melihat Chanyeol yang terbelalak menatapnya tak percaya. Nampak begitu lucu dan menggemaskan, namun tetap saja...

'Dia nampak cantik apapun ekspresinya.'

To be continue

Annyeong,

JTJ 6 UP!!!

Moga gak mengecewakan yyy
N jan lupa vote n coment. Terutama comment buat typo yg bertebaran.

Gomawo 😁

Je T'Aime JusteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang