Musuh dalam selimut

6.4K 461 24
                                    

"ukh...." Hinata mencoba bernafas sebisanya.

Kini posisinya tengah berbaring di atas meja dengan tangan Naruto mencekiknya dari beberapa menit yang lalu.

"berteriak lah kalau kau bisa. Hahaha." Naruto tertawa bagai psikopat.

Hinata coba meraih vas bunga yang terletak di ujung meja.

Bruk... Bruk... Bruk...

Hinata menghantamkan vas itu beberapa kali dengn sekuat tenaganya di kepala Naruto hingga genggaman pria itu terlepas. Naruto memegangi lelipisnya yang mengucurkan darah.

"dasar wanita jalang, kau berpakaian tertutup saat bersamaku. Tapi berpakaian seperti pelacur saat bersama orang tua itu heh.? Kau fikir aku akan melepasmu tanpa mencicipimu dulu.?" Naruto baru akan mendekati Hinata yang tengah memegangi lehernya yang sakit saat seseorang memegang pundaknya.

"maaf mengganggu Naruto, tapi kau tidak bisa menyalahkanku atau Hinata. Karna kau yang membuangnya terlebih dahulu."

Bhuak...!!

Naruto tersungkur ke belakang dengan darah mengucur dari hidungnya.

"kau, aku tidak akan membiarkanmu.!"

Kakashi hanya melirik sedikit ke arah Naruto, tak menghiraukan ucapannya sama sekali.

Dengan perlahan kakashi melepas jasnya dan memakaikan ke tubuh Hinata yang menggigil karena terlalu terkejut.

"sudah ku bilang, baju mu akan membuat masalah." Kakashi berseru pada Hinata yang berada dalam gendongannya saat melewati lorong-lorong kelas yang kosong.

"aku hanya ingin membuat ji-san senang."

"kau milikku, bukan pakaianmu yang membuatku senang. Tapi apa yang di baliknya."

Hinata terdiam, niatnya memakai seragam sekolah dengan ukurannya yang sebenarnya hanya ingin membuat Naruto panas. Ia juga sengaja menata rambutnya dan bermake-up sedikit.

"sudah, istirahatlah." Kakashi meletakkan Hinata di kursi mobil dan memakaikan sabuk pengaman, sebelum ia naik dan melajukan kendaraannya itu.

.

Kakashi memperhatikan Hinata yang terlelap di ranjangnya, tampaknya gadis itu benar-benar tertekan. Ia tak tega membangunkannya untuk sekedar makan ataupun membersihkan diri.

Kakashi menyalakan laptop nya, ia ingin menghubungi seseorang.

Sudah terhubung.

"Kakashi." orang itu menyapa.

Kakashi mengangguk.

"apa yang terjadi padanya.?" orang itu menunjuk Hinata yang terlihat sedang tertidur, tepat di belakang Kakashi.

"Naruto berusaha melecehkannya hari ini." Kakashi menjawab.

"apa ia terluka.?" wajah orang itu seketika berubah panik.

"aku datang agak terlambat." Kakashi menjelaskan, "pelacak yang ku letakkan di tubuhnya baru bekerja saat di sentuh. Naruto mencekiknya tadi, menyebabkan beberapa lebam. Tapi itu juga yang membuat pelacaknya aktif."

"ck, dasar tak tau di untung. Aku ingin kau mempercepat rencanaku. Segera cabut seluruh saham ku yang tertanam di Namikaze-corp."

Kakashi mengangguk mengerti. "aku paham, tapi jika ini di percepat, semakin cepat pula kau kehilangan putrimu, Hiashi-san."

Pria yang di panggil Hiashi itu menghela nafas, wajahnya tampak lelah dengan beberapa keriput tercetak jelas di wajahnya. Beberapa rambutnya yang beruban menambah kesan tua pada dirinya.

I got uTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang