Ten melarang Doyoung untuk membuka kafe hari ini, tapi sahabat manisnya itu tetap bersikeras untuk melakukannya.
"Aku tidak apa-apa, Ten. Aku sudah baik-baik saja," kata Doyoung meyakinkan Ten.
Ten sendiri sudah berkali-kali menggeleng-gelengkan kepala sambil berkacak pinggang, melihat Doyoung tetap membuat adonan kue keringnya di dalam dapur kafe. "Kau ini keras kepala sekali sih?" sungutnya.
Doyoung menanggapi ucapan Ten itu dengan gedikkan bahu acuh. "Kau sebaiknya mengelap meja dan kursi dari pada hanya diam memperhatikanku seperti itu," sarannya.
Ten memberengut, tapi tetap melakukan apa yang Doyoung katakan. Sambil tetap menggerutu, pemuda manis itu mengambil lap bersih, lalu mulai membersihkan meja dan kursi.
Pukul tujuh tepat, saat Ten sedang mengepel lantai, pintu depan kafe terbuka pelan. Ten dan Doyoung menoleh bersamaan dengan waspada. Ternyata, itu adalah Rowoon dan Yugyeom.
"Selamat pagi," sapa Yugyeom.
Kedua pemuda itu datang dengan dua kantong plastik di masing-masing tangan.
"Hai, Rowoon, Yugyeom," balas Ten. "Ya, ini masih pagi, dan kami belum buka."
Rowoon terkekeh mendengar balasan dari Ten. Ia lalu melirik Doyoung yang berdiri diam di balik meja kasir. "Kami membawa makanan dari kedai bibi Shim, mau makan bersama?" tanyanya.
Doyoung dan Ten tidak langsung menjawab tawaran itu, keduanya saling menatap satu sama lain dengan wajah bingung.
"Jangan takut, kami tidak memasukkan apapun ke dalam makanannya," sergah Yugyeom.
Rowoon terkekeh lagi, kemudian, tanpa menunggu jawaban dari kedua pemuda manis itu, ia berjalan ke arah Doyoung. "Pinjamkan aku empat buah mangkuk dan sendok."
Doyoung menurut, dan langsung pergi menuju dapur untuk mengambilkan barang yang Rowoon minta.
Keempat pemuda itu duduk bersama dalam satu meja, dan menikmati makanannya dalam diam. Doyoung dan Ten memakan makanannya tanpa selera, sementara Rowoon dan Yugyeom begitu bersemangat memasukkan setiap suapan ke dalam mulut mereka. Padahal makanan ini juga adalah makanan kesukaan yang selalu Doyoung dan Ten pesan di kedai bibi Shim, tapi entah mengapa mereka kurang berselera hari ini.
"Kalian harus makan yang banyak agar punya cukup tenaga untuk melayani pelanggan hari ini." Rowoon yang melihat sikap Doyoung dan Ten, langsung saja berkomentar. Yugyeom yang sedang meneguk air di sebelahnya juga mengangguk mengiyakan.
Doyoung dan Ten tidak punya pilihan lain selain menghabiskan makanan yang sudah diberikan dengan cuma-cuma oleh Rowoon dan Yugyeom. Kedua pemuda manis itu tidak mengerti mengapa kedua pemuda yang baru mereka kenal kemarin itu melakukan ini, tapi jujur saja, Doyoung maupun Ten belum bisa menerima kehadiran orang baru dalam hidup mereka saat ini.
Ten memang ingin mengenal Rowoon dan Yugyeom, tapi tidak lebih dari hubungan pelanggan dan pemilik kafe. Doyoung juga begitu.
"Terima kasih atas makanannya," ujar Doyoung pada kedua pemuda didepannya. Ten yang berdiri disampingnya juga mengucapkan hal serupa.
Rowoon dan Yugyeom mengangguk dan tersenyum. "Kami akan datang lagi nanti siang untuk mencicipi kue kering buatan Doyoung, dan masakan buatan Ten," kata Yugyeom.
Doyoung dan Ten saling menatap lagi, sebelum mengagguk dan membalas senyuman kedua pemuda di depan mereka. Kedua orang itu hampir meninggalkan kafe, sebelum Rowoon kembali berbalik, seperti baru mengingat sesuatu.
"Ada yang kau lupakan?" tanya Ten.
"Ya. Aku ingin kalian menyimpan nomor kami. Mungkin kalian akan sangat membutuhkannya," kata Rowoon. "Untuk berjaga-jaga, kalian tahu 'kan?" tambahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devils Around Us
Fanfic[WARNING! 21+] Doyoung dan Ten berpikir mereka sudah berlari cukup jauh. Tapi, Jaehyun dan Taeyong justru dapat menemukan mereka dengan mudah. .. .. BoyxBoy!