Chapter 1

31 4 0
                                    

Happy reading.

Alis Syahla terpaut melihat sekolahnya yang baru, ia menarik nafas panjang menghirup udara disekitar.

"Perasaan baru kemarin deh gue masuk SMP, masa sekarang udah SMA aja," Syahla menghela nafasnya gusar.

Disini lah Syahla sekarang, di sekolah barunya. Ya, memang Syahla sangat benci dengan hal yang baru yang akan membuatnya bertemu dengan orang-orang baru. Baru saja menginjakkan kakinya di tempat ini, bayangan buruk terlintas di benak Syahla. Mulai dari kakak kelas cowok yang suka tebar pesona dengan adik kelas, kakak kelas cewek dengan dandanan super menor, rok span, baju menggantung. Syahla bergidik ngeri membayangkannya.

"Anak sepuluh IPS juga?," tanya cewek berambut sebahu itu sambil melihat nametag Syahla.

"Eh, i-iya," kata Syahla dengan sedikit ekspresi terkejut.

"Oh iya, gue Nindi anak sepuluh IPS juga sama kayak lo, siapa tau kita sekelas kan?,"

Syahla mengangguk lalu melanjutkan aktifitasnya memainkan handphone walaupun memang tidak ada notif chat yang masuk.

"Ngomong-ngomong, lo belum kasih tau nama lo," lanjut Nindi yang membuat Syahla mengangkat kepala lagi dan menatapnya.

"Syahla Azzahra,"

"Dipanggilnya?,"

"Biasanya sih pada manggil ala,"

Nindi mengangguk mengerti.

"Cocok sama orangnya, namanya imut, orangnya juga like a child," kata Nindi dibalas dengan cengiran kecil dari Ala.

***
Pengumuman kelas telah dibagikan, inilah hal yang paling Ala benci. Mencari diantara kerumunan orang banyak. Apalagi sama sekali belum ada yang Ala kenal, selain cewek yang tadi mengajaknya berkenalan.

"Ala," Suara cempreng itu berhasil memekikan telinga Ala

"Sini, kita sekelas!," Nindi melambaikan tangannya heboh.

Ala menggelengkan kepalanya dengan senyuman kecil dan berjalan mendekat ke arah Nindi.

"Serius kita sekelas?," tanya Ala meyakinkan.

Nindi mengangguk dan langsung menarik tangan Ala untuk masuk kedalam kelas. Nindi mengambil posisi tempat duduk kedua dari depan dan langsung disambut gelengan cepat dari Ala.

"Gak, Nin. Kalo disini, gue gak bisa tidur nyenyak," gantian Ala yang menarik tangan Nindi. Ala memilih tempat duduk keempat dari depan. Tempat yang sangat strategis untuk dijadikan tempat tidur sementara selama pelajaran membosankan.

"Cantik-cantik suka tidur," Nindi menggeleng kecil.

"Makasih,"

***
"Kantin yuk," Nindi bangkit dari tempat duduknya.

"Males,"

"Ayok, gak akan nyesel deh. Angkatan kita mukanya lumayan lho, ada yang cogan malah," rayu Nindi.

"Serius?," Ala terlihat antusias.

"Ya makanya kalau mau lihat, ayo ikut gue ke kantin," tanpa perlu waktu lama, Ala berjalan mendahului Nindi.

"Giliran cogan aja cepet," Nindi menggeleng kepala lalu berjalan mengikuti Ala.

Suasana kantin sangat ramai, hal yang paling Ala benci adalah desak-desakkan untuk membeli makanan. Ala sangat tidak suka hal itu.

"Sini gue yang pesenin, lo mau apa?," seakan-akan membaca pikiran Ala, Nindi menawarkan diri untuk mengantri.

"Es jeruk aja deh,"

THE PERFECT SCHOOLMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang