Ayase Hanabi PoV
Penjaga Perpustakaan baru sudah diintai, hasilnya adalah positif mencurigakan. Sebenarnya sejenak aku ingin menepis hal itu dan berpikir kalau dia orang yang baik, tapi karena Kamitani-senpai bilang kalau dia banyak melirikku, aku pun merasa tidak aman lagi.
“Ayase-san, kau bisa menghubungi Habara-san?”
Kamitani-senpai menunjuk ponselku dan kembali melanjutkan. “Lebih cepat lebih baik, jadi ayo kita tanyakan soal Penjaga UKS padanya.”
“Sebelum itu … Senpai juga tidak tahu soal penjaga UKS yang baru?”
Sebagai ketua OSIS pun, Kamitani-senpai hanya bisa menaikkan bahu. “Nama Habara adalah satu-satunya hal yang kutahu dari beliau. Beliau tergolong orang jarang bicara pada orang asing, beberapa murid yang pernah singgah ke UKS mengatakan jika Penjaga UKS hanya bicara seperlunya saja.”
Yang aku tahu, kakaknya Kaito adalah orang yang baik. Setidaknya dia membicarakan hal yang menyenangkan saat terakhir kali kami bertemu. Kecurigaanku padanya hanya sebatas karena penampilan kumalnya, itu saja.
Aku menekan kontak Kaito dan mencoba menelponnya, namun suara di seberang malah mengatakan kalau ponsel Kaito mati. Aku menghela napas melihat hasil tidak memuaskan itu dan menggeleng-geleng pada Kamitani-senpai.
“Tidak bisa, ponselnya mati.”
Kamitani-senpai juga tidak senang karena itu, dia berdecak pelan dan terlihat jelas kalau dia sedang kesal. Dia menggaruk-garuk, lebih tepat kalau kusebut sekarang dia mengacak-acak rambutnya yang awalnya tertata rapi itu.
“Susah juga kalau begini ya? Kalau dibutuhkan tidak bisa dihubungi hah ….”
“Oh ya … terima kasih sudah berangkat bersamaku pagi ini.”
“Tidak apa, kalau aku bisa bersamamu mungkin stalker itu bisa tertangkap mataku.”
Pagi ini ketika aku meninggalkan gedung apartemen, Kamitani-senpai berdiri di depan pagar gedung apartemenku. Katanya hanya kebetulan dia lewat depan apartemenku, dan katanya jalan yang kami lewati membuatnya lebih cepat sampai ke sekolah daripada jalan yang biasa ia lewati. Itu hanya basa-basi ringan agar mood-ku di pagi ini meningkat.
“Um … aku sempat berpikir, apa perlu kita mengintai Penjaga UKS sepagi ini?”
Aku mengatakan hal itu karena ini masih pagi tapi kami sudah ada di Gedung A untuk memeriksa Penjaga UKS karena Kaito tidak bisa dihubungi. Sebagai orang yang tegas, Kamitani-senpai sangat cepat menindaki masalah ini hingga-hingga pagi-pagi saja sudah siap menyelidiki lagi. Aku tidak menyalahkan semangat itu sih ….
“Tentu saja, jika ada waktu sebaiknya kita mengumpulkan informasi sebanyak mungkin, dengan cara inilah salah satunya.”
Aku tahu itu, tapi tetap saja ini terlalu pagi. Amiya saja belum berangkat tahu.
“Oh, sepagi ini sudah di depan UKS. Ada yang bisa kubantu?”
Tiba-tiba suara lain mengagetkan kami berdua karena kemunculannya yang tiba-tiba. Dia adalah lelaki kumal dengan jas dokter dan kacamata bulat vintage. Astaga, Penjaga UKS malah menemukan kami! Bagaimana ini?
“Kupikir mereka ingin bicara denganmu, Nii-san.”
Kali ini terdengar suara Kaito, dan benar saja orang itu benar-benar muncul tepat di belakang Penajga UKS. Sebutan Nii-san dari Kaito membuktikan kalau mereka bersaudara.
“Benarkah itu?” Penjaga UKS tersenyum kecil dan membuka pintu UKS. “Kalau begitu masuklah. Kita punya banyak waktu bicara karena ini masih sangat pagi.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly Kiss
Mistério / Suspense"Selama kupu-kupu itu masih berkeliaran, yang mendekati bunga tidak akan selamat. " Setelah kehilangan sang kakak, Hanabi mendapatkan benda kenangan dari kakaknya. Karena simbol kupu-kupu yang ada pada benda kenangan di tangan Hanabi, dia terhubung...