Chapter 9 : Pemikiran Hanabi

63 13 0
                                    

— Habara Kaito’s PoV —

Tunggu, apa-apaan gadis ini? Enak saja dia menuduhku stalker Hanabi. Aku kan sudah membantunya menjauhkan diri dari stalker sebenarnya, kenapa sekarang aku malah dituduh jadi stalker oleh gadis otokoppoi ini?

“Apa maksudmu mengataiku begitu?” tanyaku tajam.

Dia menunjukku seakan aku ini penjahat sedangkan matanya terarah pada Hanabi. “Dengar Ayase! Inilah orang yang kukejar selama ini! Saat pertama kali kita bertemu, dialah yang kukejar karena dia mengikutimu sepanjang jalan!”

Yang benar saja, tidak akan juga aku mau mengikuti gadis itu. Aku tidak akan membuang tenagaku untuk hal yang tidak berguna, dan gadis kelaki-lakian itu bicara sesukanya sendiri.

“Aku tidak tertarik pada Ayase.” semburku langsung karena kalau tidak begitu gadis kelaki-lakian itu semakin tidak terkontrol. “Sebenarnya juga kau itu siapa? Kenapa waktu itu aku melihatmu membawa dokumen yang harusnya tidak dibawa oleh bocah SMA sepertimu?”

Aku hanya berusaha mengatakan fakta. Mana ada gadis sekolah membawa dokumen korban Insiden Kupu-kupu pada jam belajar? Itu terlalu mencolok untuk diperlihatkan, dan kalau disembunyikan pun tidak ada gunanya karena aku sudah tahu kalau barang yang dia pegang bukan hal yang sembarangan.

Gadis itu terdiam, kupikir aku berhasil memukulnya. Bagus, ini saatnya menyerang. “Daftar nama korban Insiden Kupu-kupu, itulah yang kulihat saat kita bertabrakan. Kenapa kau bawa dokumen itu ke sekolah? Kau berencana mencari tahu korban selanjutnya karena keluarga korban awal insiden ada di sekolah ini? Ayase, sepertinya kau sudah membuat teman yang salah.”

“Cih! Jangan mengalihkan pembicaraan! Kenapa kau tidak bilang yang sebenarnya? Kurang kerjaan sekali jadi stalker begitu!”

Kalau Hanabi tidak di sini, sepertinya gadis ini boleh juga kuajak adu jotos. Aku sudah mengatakan semuanya dengan benar, kenapa dia semakin mengada-ada? Ingin sekali wajahnya kutonjok dengan tanganku.

“Tunggu!!! Berhenti bertengkar!!!”

Tiba-tiba suara nyaring Hanabi menyeruak hingga kalimat yang sudah kusiapkan tertelan begitu saja. Hanabi berdiri di antara kami seakan memberi sekat. “Kalian semua salah! Dari keributan yang kalian bicarakan tadi akhirnya aku mengerti apa yang terjadi sebenarnya! Jadi kumohon jangan bertengkar dan dengarkan aku seutuhnya!”

Hah? Apa yang kau mengerti soal itu? Biasanya otakmu berpikir begitu lama, kenapa sekarang kau berlagak tahu segalanya Hanabi?

Namun akhirnya aku hanya bisa mendecih dan mundur, karena menambah keributan akan semakin merepotkan. Di sini korban sesungguhnya adalah Hanabi, jika dia sudah memikirkan sesuatu, lebih baik mendengarkannya dulu sebelum kekacauan meledak lagi.

“Apa yang salah dariku?” tanya gadis kelaki-lakian yang selama ini berusaha setengah mati membela dirinya sendiri dan melindungi Hanabi, dan sekarang dia memincingkan matanya ke arahku dengan tajam.

Hanabi mengambil napas dan melebarkan tangannya, membuat jarakku dengan gadis otokoppoi semakin menjauh. “Baik, dengarkan aku. Jangan berkelahi atau menyela kata-kataku karena akhirnya aku mengerti semua hal yang terjadi dan siapa stalker yang sebenarnya di antara kalian berdua!”

Kuputar mataku, menunggu sambil melipat tangan.

“Kirika-san, selama ini kau menggali informasi tentang Insiden Kupu-kupu di Klub Musik agar tidak ketahuan, namun suatu hari kau bertabrakan dengan Habara-kun yang tahu bahwa kau sedang membawa dokumen yang sedang kau teliti. Aku kembali mengingat apa yang sudah terjadi, dan ternyata kesalahpahaman tentang pengejaran stalker itu masih panjang.” Hanabi memandang temannya kemudian. “Katamu, waktu kita bertemu, sebenarnya kau mengejar stalker yang mengikutiku namun kau akhirnya tertangkap oleh Kaichou, benar?”

Butterfly KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang