1 (Ellia Oktarina)

1 0 0
                                    

Kokok peliharaan tetangga sepertinya sudah mengacaukan pendengaran seorang gadis dalam kamar nuansa pink gelap. Sudah terusik tapi ia masih asyik bergelung santai dengan selimut hellokittynya. Matanya pun masih terpejam rapat, dengan raut muka yang mengkerut khas dengan wajah berminyaknya. Gadis kelahiran Oktober 1998 ini sangat addicted dengan hal-hal yang empuk sehinga dia sangat betah dengan kasur, bantal, dan guling keramatnya. Mata sipit, suara serak, muka lusuh dengan rambut khas singa bangun tidur, itu lah pandangan rutin yang terpatri pada dirinya. Ayolah, ini sudah jam nya ia bangun untuk membantu ibu dan bapaknya dibelakang. Keterlaluan memang gadis ini. Dia tidak kapok dengan teriakkan ibunya.

"Elliaa, ayo tangi"

Nah benar bukan? Ibunya selalu rajin membangunkan gadis malas itu. Ellia Oktarina, gadis perawakan tinggi, kurus, muka bulat, rambut ikal, mata bulat khas dengan ceplokkan panda dikantung mata, kulit kuning langsat. Mahasiswi semester pertengahan sebut saja 3 di universitas negeri disalah satu kota di Jawa Timur. Si pengrusuh dengan suara cempreng dan menggelegarnya, beserta kelakuan absurd yang menjengkelkan. Pantas dia terlalu tengil dan iseng, gadis ini bungsu dari keluarga ibu dan bapaknya. Bersaudara tapi terpisah wadah tempat tinggal, apalah daya dia terlalu bersemangat selalu menganggu temannya.

Mungkin ada waktu untuk mendeskripsikan diri si Ellia kiranya sehari tidak cukup. Dia terlalu rumit, bisa jadi satu buku novel kalau berkenan mewujudkan hanya untuk sekedar deskripsi dari seorang Ellia.

Tertutup adalah dirinya, si penghangat suasana dirinya. Dia terlalu complek untuk tentang perasaan dan sikap. Hanya beberapa yang memahami bagaimana dia sebenarnya. Jangan coba menerjemahkan kalau belum mahir. Ellia susah ditebak, tidak seperti teka-teki silang.

27 Des 19
Malang

PILUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang