"Itu caramu memanggilku mulai sekarang." Ucap Jeno sambil membasahi lidahnya dan kemudian tersenyum miring.
Detik berikutnya ia menutup mata Jaemin dengan dasi yang baru saja ia ambil.
"Okay, Shall we play, then?" Ujar Jeno sambil duduk di atas sofa menikmati pemandangan di depannya.
"Yes.. Master."
***
Awalnya Jeno hanya berjalan perlahan mengelilingi tubuh Jaemin yang terikat sedangkan Jaemin yang tak bisa melihat merasa tubuhnya panas karena tak sabar menantikan apa yang akan Jeno lakukan.
Jeno akhirnya berhenti di depan Jaemin, ia menarik rambut Jaemin agar tepat dihadapannya. Dengan seksama ia mengamatu wajah Jaemin, matanya tertuju pada bibir tipis yang sedikit basah karena digigit oleh Jaemin.
Jaemin merasakan sakit di kulit kepalanya akibat rambutnya adalah satu-satunya yang membuat kepalanya tegap. Kemudian ia merasakan sesuatu di bibirnya.
Jeno tak tahan untuk membiarkan bibir Jaemin terus digigitnya ia pun mencium bibir pink yang ternyata sangat manis itu. Ia pun menyadari betapa manisnya aroma tubuh Jaemin dihidungnya.
Dengan mata tertutup, indra peraba Jaemin menjadi lebih sensitif, sentuhan Jeno dibibirnya membuatnya hanya fokus pada lidah Jeno yang mulai menjelajahi rongga mulutnya.
Karena posisi ini, Jeno merasa kesulitan untuk leluasa menjelajahi mulut Jaemin, ia pun menarik keras rambut Jaemin agar ia menengadah. Namun tarikan itu membuat Jaemin tak sengaja menggigit bibir Jeno.
Jeno dengan cepat melepas rambut Jaemin dan membuatnya terhempas begitu saja di lantai. Bibir Jeno sedikit berdarah, Jaemin pun merasakan sedikit darah di mulutnya.
"A.. Maaf,.. Maafkan aku, master." Ujar Jaemin ketakutan. Ia tak tahu kenapa, tapi rasanya ia bisa melihat Jeno yang menatapnya siap memberi hukuman.
"Bisa- bisanya kau menggigit tuanmu." Ujar Jeno sarkas. Ia menarik kerah belakang baju Jaemin membuatnya telentang dan dengan kasar membuka kemeja Jaemin hingga semua kancingnya lepas.
"ANAK BARU BERKUMPUL DI LAPANGAN, SEKARANG!" Suara Senior terdengar nyaring dari speaker.
"Cih." Jeno berdecak lidah mendengar hal itu. Ia pun melepas ikatan Jaemin dan penutup matanya.
"Kita lanjutkan nanti." Ujarnya kemudian mengganti baju menjadi yang lebih kasual.
Jaemin sedikit mengusap tangannya karena ada bekas merah, ia pun mengambil sweater panjang untuk menutupinya. Ia tak bisa membayangkan apa yang akan Jeno lakukan jika tadi tidak ada pengumuman itu.
Sebagian dirinya bergairah dengan hal itu, namun ada pula rasa takut bila hal itu benar-benar terjadi.
"Tenang, babe. Kita masih akan satu kamar satu tahun ke depan." Bisik Jeno pada Jaemin yang terdiam.
Jaemin menegak ludahnya mendengar itu, dan Jeno tersenyum penuh makna dihadapannya.
Melihat wajah polos Jaemin, Jeno dengan cepat menyambar bibir Jaemin yang sangat manis baginya.
"Bibirmu manis sekali, aku ingin mengulumnya seperti permen." Ujar Jeno sambil berlalu meninggalkan Jaemin.
"Kau pikir aku permen?" Seru Jaemin pada Jeno yang keluar dari pintu sambil terkekeh.
TO BE CONTINUED...
Jangan Lupa Vote and Comment Ya...
![](https://img.wattpad.com/cover/170603033-288-k922240.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Your CHAIN On My Neck | Nomin~~
Fanfiction[COMPLETED] 🔞🔞🔞🔞 Tubuh Jaemin sudah berlapis keringat. Terlihat jelas bekas air matanya di pipinya, namun mulutnya tak berhenti mengeluarkan suara desahan. "Tahan Na, jika kau keluar sebelum aku, Hukumanmu tidak akan hanya sebatas ini." Ujar Jen...