BAB 1

14 2 0
                                    

Malam ini langit begitu terang dengan sinar sang rembulan. Namun, bertolak belakang dengan seorang pemuda yang tengah memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Entah apa yang terjadi pada pemuda itu?

" Arggghhh... Nggak ada yang mau dengerin gue. Semua menyimpulkan kalau gue yang jahat disini, termasuk Orang tua gue." Ujar pemuda itu.

Sadar kalau apa yang dilakukannya ini dapat membahayakan nyawanya, pemuda itu memilih untuk memberhentikan mobilnya di sebuah jembatan yang sunyi.

Dia memutuskan untuk berjalan menelusuri jalanan agar pikirannya sedikit lebih tenang. Agar otaknya dapat berpikir dengan jernih untuk menyelesaikan masalah ini.

• • •

Sampailah dirinya pada sebuah gang kecil yang menampakkan sebuah rumah tua. Entah apa yang mendorong pemuda itu untuk mendekati rumah yang tampak menyeramkan itu di malam gelap seperti ini.

Tap... Tap... Tap....

Perlahan pemuda itu melangkahkan kaki agar tidak menimbulkan suara. Tiba lah pemuda itu di dekat sebuah jendela yang sedikit terbuka.
Pemuda itu melihat seorang gadis yang tengah memukul dua orang pria berbadan kekar dan berlari.

Gadis itu tampak ketakutan, pemuda itu memutuskan untuk mengikuti sang gadis yang berlari terseok-seok. Pemuda itu bahkan bersembunyi melihat ada beberapa orang yang mengejar gadis itu.

" Kayaknya cewek itu dalam bahaya." Gumamnya.

" Tapi peduli apa, ini bukan urusan gue!" Pemuda itu ingin membalikkan badan ke arah jembatan ketempat mobilnya terparkir. Namun hatinya ingin agar dia menolong sang gadis.

Pemuda itu berlari mencari jalan pintas untuk menemukan gadis malang tadi. Dia memacu kecepatannya ketika terdengar suara gadis yang tengah menangis meminta ampun.

" Apa-apaan lo? Berani-beraninya sama cewek." Bentaknya pada pria berbadan besar tadi.

" Lo siapa heh? Nggak usah ikut campur!" Pemuda itu menyeringai dengan mata yang menatap tajam pria berbadan besar itu, melihat gayanya pria tadi adalah seorang preman.

" Gue? Altan Cavero, dan gue yakin li nggak mungkin nggak kenal gue,BRENGSEK!" Pemuda itu berlari dan melayangkan sebuah tinjuan pada tulang pipi preman itu.

Pemuda itu adalah Altan. Altan dengan tak sabaran memukul setiap bagian tubuh pria itu. Bahkan dia sangat ingin membunuh pria ini.

Preman itu terkapar lemah tak berdaya di jalanan berdebu itu.

" Otot aja segedek gajah, otak nggak ada. CUIH!" Setelah puas dengan apa yang ia lakukan, Altan berjalan menghampiri gadis yang terduduk ketakutan dengan wajah yang disembunyikan dilututnya.

Badan gadis itu gemetar dan sayu-sayu terdengar isak tangisnya.


Altan berjongkok didepan gadis itu, Altan membelai lembut kepalanya.

Altan merasakan tubuh wanita itu menegang ketika ia menyentuh kepalanya. Gadis bergerak menjauh, menghindari Altan.

" Ampun.. A..Ampun! Jangan tangkap saya! Saya mohon" Kata gadis itu disertai dengan isakannya. Altan sedikit bingung, apa yang terjadi pada gadis ini?

Altan mendekat kepada gadis tadi untuk menenangkannya.

" Nggak papa, gue nggak bakal nyakitin lo." Ujarnya sambil menarik gadis tadi kedalam dekapannya.

Peralahan nafas gadis itu stabil. Altan tahu kalau gadis ini tengah tertidur didalam dekapannya.

Perlahan Altan mengangkat gadis itu, tak mungkin ia meninggalkan gadis ini sendiri di tempat gelap seperti ini.

" Gue janji bakal ngelindungin elo!" Tanpa Altan sadari saat ini ia tengah memberikan kepedulian yang telah lama hilang dari dirinya pada seorang gadis lemah tak berdaya yang baru saja ia temui.

* * *

Hy aku siintiia_
Seorang penulis ( amatir ) yang masih baru di dunia kepenulisan

Jujur aku takut sebenernya bikin cerita ini. Aku takut nggak ada yang baca, tapi kalau kata temen aku

"kalau udah di post ceritanya jangan di repost. Kalau masalah ada yang baca atau enggak biarin aja. Nulis dulu aja, entar palingan juga di baca."

So, Lets enjoy my new story

Jangan lupa kasih vote and comment nya ya!😊

E L I FTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang