BAB 2

16 1 0
                                    

     Sudah 2 hari, gadis malang ini tidak bangun dari tidurnya. Kata dokter dia sangat shock dengan apa yang terjadi pada dirinya.
 
     Dua hari ini Altan memutuskan untuk tidak masuk sekolah, dia ingin menemani sang gadis yang sampai saat ini belum ia ketahui namanya.

     Altan bingung apa yang terjadi pada gadis ini sampai dia shock berat seperti ini.

     Tringg

     Sebuah notifikasi pesan masuk ke handphone nya. Altan memeriksa ternyata itu adalah pesan dari grup yang sahabatnya bentuk.

     Azka : Masuk nggak lu @Denis      @Altan?

      Denis : Sekarang belajar sama Bu     Dona kan? Gila aja nggak
Masuk? Tan, lo masuk kan?

      Altan : Nggak tau!!

     Azka : Gue bilangin ya Tan, mending lo masuk deh! Entar di omelin lagi tau rasa lo!!

     Altan pikir perkataan Azka ada benarnya juga, ia memutuskan untuk masuk sekolah dan pulang secepatnya untuk menjaga gadis malang ini.

     Altan : OK!!

• • •

     “ Tan, lo kenapa? Gue perhatiin lo dari tadi diam mulu?” kata Denis yang sedari tadi memperhatikan gelagat aneh dari Altan.

     “ Bukannya dari dulu Babang Altan juga diam ya?” Denis memukul kepala Azka karena kesal.

     Azka meringis menerima penganiayaan dikepalanya.
    “ Jangan ditabok pala gue! Sakit tau, Anj**ng!”

     “ Bodo amat.” Balas Denis cuek. Dia menghadap ke arah Altan. Altan memang pendiam tapi kadar diamnya akan berkurang jika sedang bersama  Azka dan Denis.

     “ Gue....” Ucapan Altan terhenti karena menurutnya ini masalahnya, tidak seharusnya dua sahabatnya itu terlibat dalam masalahnya.

     “ Gue apa?” Tanya Azka.

     “ Nggak jadi!” Balas Altan meninggalkan mereka berdua.

     “ Gara-gara lo nih! Si Altan jadi pergi kan?” Ujar Altan sambil menabok punggung Azka.

     “ Lah kok gue? BTW kok Bang Tatan Aneh ya?” Gumam Azka dengan gaya manjah seperti banci kaleng ibu kota.

     “ Eww! NAJIS MONYET.” Denis berlari meninggalkan Azka sendirian di kantin.

     “ DEN DENIS! DUIT BAKSO NYA MANA?” Teriak Bang Ujo si penjual Bakso Legendaris dari SMA Anka.

     “  AZKA YANG BAYAR BANG!!” Azka membulatkan matanya kala namanya di sebut sebagai penannggung jawaab konsumsi kedua sahabatnya.

     “ Nggak papa Den Azka, itung-itung sedekah! Jangan mesem-mesem gitu mukanya.” Ucap Bang Ujo dengan logat bicaranya yang khas.

     “ Ah Elah Bang! Gimana nggak mesem, Mending kalau yang di sedekahin orang susah lah ini orang Tajir semua Bang.” Bang Ujo terkekeh mendengar perkataan Azka.

     Setelah memberikan uang Azka pergi menyusul dua sahabat gelo nya itu.

     Di tempat lain...

     “ Buk, sekali aja buk kasih saya izin keluar?” Altan menyugar rambutnya. Rasanya kepala Altan ingin pecah karena berhadapan dengan buk Dona.

     “ Mau kemana kamu? Mau tawuran? Mau bikin onar lagi?” Tanya Buk Dona sinis.

     “ Ibuk ini gimana sih? Kalau saya mau tawuran atau bikin onar ngapain saya minta ijin sama ibuk.” Ucap Altan sedikit tak sabaran karena tak kunjung mendapatkan izin dari guru berbadan gembul di hadapannya ini.

     Altan keluar begitu saja tanpa mendengarkan ocehan Buk Dona, ia mengambil tasnya ke kelas.

     “ Mau kemana Tan?” Tanya Azka yang menarik perhatian Denis. Denis menatap Altan meminta jawaban namun Altan berlalu begitu saja meninggalkan mereka.

• • •


Hy aku siintiia_
Balik lagi buat update ceritaku
E L I F

MAAF
kalau banyak typonya ya...

Siip
Votement ya...
Aku sengaja updatenya pendek pendek takut nanti kalau ada yang baca jadi Bosan karena terlalu panjang

E L I FTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang