Bahkan dalam bahan tulisan tetap "Kau"

11 2 0
                                    

Entah sejak kapan aku tidak bisa membuat diriku sendiri menjadi objek-objek dalam setiap tulisanku. Laraku, bahagiaku tidak lagi bisa dituliskan sebagai bahan tulisanku. Hanya kau yang bisa, semuanya hanya selalu bermuara padamu. Kata "kamu, kau, dan engkau" yang selalu kutulis di setiap kalimat tanpa henti. Seolah aku hanyalah orang ketiga tunggal yang tak berarti.

Kau secara perlahan menjadi pemeran utama yang sangat mendominasi setiap suasana. Aku lelah, bahkan dalam sepenggal kata yang sengaja kubuat ambigu tetap saja mengandung arti kau. Aku ini kenapa?, ada apa dengan diriku?, apa yang salah?. Tuhan berikan penjelasan padaku.

Aku mungkin terlalu sering menatap punggungmu yang tak berani kudekati, tak berani untuk ku sandari. Aku terlalu malu, seakan akan malu ini menelanku. Aku tak bisa bersikap biasa saja dan secara alami menyentuhmu, secara alami bersandar padamu. Aku malu, dan sangat takut.

Kau itu sebenarnya siapa, bisa-bisanya aku terperosok terlalu jauh pada kau yang bahkan untuk kuakui paras rupawanmu saja aku tak mau. Kau hanya laki-laki yang kebetulan selalu ada memelukku disaat aku terluka. Kutegaskan kau hanya kebetulan ada bukan seseorang yang sengaja datang, kau hanya kebetulan ada. Ada disetiap tangisku berdengung. Dan memeluk ku dengan sayang.

Aku ingin berhenti sayang, ini menyesakan. Sungguh!!.

Ini melukakiku, karena aku bahkan tidak bisa mendengarkan dari mulutmu secara langsung siapa orang yang kau sukai. Aku hanya mendengar banyak desas desus disekelilingku. Namun kau seolah mengambang antara benar dan tidak. Pagi seolah hatimu ada disini, namun kala malam membentang kau seolah seutuhnya ada pada yang lain.

Sekali lagi, aku ingin berhenti sayang. Aku ingin berhenti berpikir bahwa kau menginginkanku, menyayangiku lebih dari biasanya. Aku ingin berhenti merasa seperti itu. Aku ingin merasa kau hanyalah kau, bagian dari kehidupanku yang tidak bercita rasa lebih. Aku ingin berpikir dan merasa kau memperlakukanku sama dengan yang lainnya. Terlepas dari bagai mana sesungguhnya perasaanmu.

Aku ingin berhenti!!!

Terimakasih untuk selama ini. Kau menjagaku dengan baik, aku tidak ingin salah paham lebih dari ini. Ku beri tahu kau, bahwa membuat orang lain salah paham itu tidak baik. Jangan baik pada semua perempuan, sedekat apapun kau padanya, jangan menautkan jari-jemari seenaknya, jangan memeluk dan menghapus air matanya seenaknya. Jangan marah, para perempuan memang diciptakan seperti itu. Mereka mudah jatuh hati, mudah luluh, mudah sakit hati, mudah terbawa perasaan. Mau bagai mana lagi, kami memang diciptakan seperti itu.

KauWhere stories live. Discover now