Dia menatap sengit orang-orang di depannya.Tidak ada lagi alasan agar dia tertawa, tawa nya hilang saat itu juga.Yang benar saja, selama ini dia sudah terbiasa dengan keributan di rumahnya, dan sekarang, perpecah belahan keluarga ini nampak sudah. Orang tua nya akan berpisah, dan apalagi alasan untuk dia tertawa?Tak ada lagi tawa bahagia. Dia membanting keras pintu kamarnya. Tangis nya mencelos begitu saja, dia marah pada dirinya, pada orang tuanya,pada semuanya.
✔✔Sudahkah dia lelah? Dia tidak bisa di tebak tingkahnya, sedih bahagianya tidak bisa di bedakan. Baginya hidup adalah bahagia jadi untuk apa membuang-buang waktu dengan hal-hal yang membuat nya sedih. Jika perceraian orang tuanya membuat dia begitu terpuruk, tapi lihat setelahnya, hidupnya kembali bangkit, tidak ada raut kesedihan, hanya ada pancaran kebahagiaan. Begitulah dia dengan segala tingkah yang membuat hidupnya selalu terlihat bahagia, walau kenyataannya, hanya dia dan Tuhan yang tahu.Ini semua terjadi dulu,saat dia masih di sekolah dasar,saat anak-anak seusianya masih butuh bimbingan orangtua, berbeda dengan Kalea, kehancuran keluarga nya membuat dia kehilangan sang pembimbing hidup, orangtuanya membiarkan Kalea hidup dengan bundanya,adik dari sang mamah.
Tapi untuk apa merautkan kesedihan, karena Kalea bahagia,bahagia dengan hidupnya semenjak itu hingga sekarang.AthiyaNk
26/12/18
20.56
WIB
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalea
Teen FictionAku suka dengan kehidupan ku yang seperti ini, lalu kenapa mereka masih saja merumitkan hidup ku yang sudah jelas bahagia ini. Apa dasarnya remaja harus punya pasangan? Mengapa mereka semua itu terlalu ribet dalam kisah percintaan, buang-buang waktu...