Found Her

752 43 0
                                    

Dan tak terasa, hari sudah malam, Abigail memutuskan untuk menginap karena bajunya tak kunjung kering. -Walau sebenarnya di siram air lagi oleh aku tanpa sepengetahuan Abigail-. Aku mengajak Abigail untuk ke atap, pemandangan bintang di atap lebih terlihat jelas dari pada di bawah.

“Kamu tahu, setiap aku melihat bintang yang banyak aku seperti bernostalgia.” Christ memandang jauh, seperti merindukan sesuatu.

“Bernostalgia? Dengan apa?” Tanya Abigail mulai tertarik dengan topik pembicaraan.

“Jujur, pertama kalinya aku mengingkar janji sampai sekarang adalah oleh orang yang sangat aku sayangi, mungkin cinta pertamaku.” Ucap Christ memulai cerita.

“Memang apa janjinya?” tanya Abigail penasaran.

“Datang kembali.” Raut wajah Christ sangat sulit di tebak

“Maksudmu? Aku tidak mengerti” Abigail mencoba mencerna kata-kata Christ.

“Dulu, aku bukan berasal dari kota ini, aku pindah ke sini karena orang tuaku ada bisnis. Aku berjanji pada seorang perempuan yang mirip denganmu.” Cerita Christ sambil memandang jauh.

“Aku benci jadi pengganti” kata Abigail kesal.

“Awalnya iya. Tetapi sikapmu dengannya jauh berbeda, dia sangat antusias dan ceria. Kamu sangat pendiam dan menjauh dari keramaian. Aku berjanji untuk datang kembali, dan sampai saat ini aku tidak kembali.” Aku Christ.

“Kenapa?” Abigail mulai mencoba mengikuti alur cerita masa lalu Christ.

“Saat aku kecil, aku tidak diijinkan untuk pergi” kata Christ parau.

“Kalau sekarang?” tanya Abigail bingung.

“Aku takut, dia akan menolakku. Dan akan membenciku” aku Christ dengan susah payah.

“Bukankah dia lebih membencimu jika kamu tidak datang?” jawab Abigail.

“Setidaknya aku tidak bisa melihat wajah marah dan benci secara langsung.” Kata Christ sambil tersenyum pahit.

“Pengecut!” Hina Abigail telak.

“Terserah kamu mau menyebutku apa.” Ucap Crist dan menyenderkan kepalanya ke paha Abigail. Chris memakai kemeja yang 2 kancing atasnya sengaja tidak di kancing. Tiba-tiba Abigail memaksa buka kancing ke tiga dan empat.

Jelas, wajah Christ sangat kaget dan bingung. Abigail membuka dada kiri Christ dan menemukan bekas goresan yang tidak hilang. Abigail terteguh sebentar dan menatap Christ.

“Dimana kamu mendapatkan luka ini?” tanya Abigail gemetaran.

“Umm, kalau tidak salah di kotaku dulu, saat menyelamatkan perempuan yang tadi aku ceritakan. Ada apa?” tanya Christ masih bingung.

“Panggilan kamu padanya ‘kue coklat’ kan? Karena dia manis dan berkulit coklat?” tanya Abigail dengan suara bergetar.

“I-iya. Tau dari mana?” Sekarang Christ makin bingung.

“Aku menunggu janjimu sampai SMP kelas 3, saat penamatan-pun aku ingin di saksikan oleh mu. Tetapi kamu tidak kunjung datang. Dengan berat hati aku meninggalkan kota tersebut bersama semua kenangan denganmu lalu pindah ke sini. Aku menjadi pendiam dan menjauh dari keramaian karena tidak ingin jatuh cinta lagi. Tetapi untuk yang ke 2 kalinya kamu membuat aku jatuh cinta, dan sekarang apakah kamu akan meninggalakan aku seperti dulu? KAMU JAHAT pangeran salju!” ucap Abigail sesegukan.

“Kamu kue coklat? Kenapa aku pangeran salju? Aku baru dengar “ tanya Christ bingung sambil mencoba menenangkan Abigail.

“Kamu berkulit putih dan hatimu sedingin salju, karena itu kamu tidak pernah datang.” Abigail memukul-mukul dada Christ dengan pelan tetapi seperti menumpahkan semua kekesalan yang dia pendam selama ini. Christ hanya diam dan menerima semua pukulan Abigail dan saat pukulan terakhir, Christ menahan tangan Abigail dan memeluknya.

“Maaf, ini janjiku yang terakhir, aku tidak akan meninggalkanmu lagi.” Ucap Christ sembari memeluk Abigail. Abigail hanya menangis. Dan di saat yang sama Christ melihat bintang jatuh dan langsung membuat permohonan. Jika dia memang untukku tolong buat aku tidak akan melepaskannya lagi.

Selamanya.

You're My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang