Rasa lemas langsung terasa di tubuhku setelah aku berhasil memuntahkan makanan yang baru saja aku makan. Rasa bersalah kepada diriku sendiri dan rasa takut akan bentuk tubuhku yang akan kembali gendut seperti dulu mengalahkan rasa tersiksanya diriku untuk manahan rasa lapar dan memaksa untuk memuntahkan yang baru saja aku makan.
Setelah aku merasa sudah pulih dah mendapatkan sisa sisa kekuatan tubuhku untuk berjalan kembali, aku memaksa tubuhku untuk bangkit dari lantai toilet.
Terburu-buru aku memasuki sebuah restoran oriental. Dari ambang pintu masuk terlihat 3 orang yang sedang berbincang-bincang.
"Maaf agak lama" ucapku kepada mereka tepatnya kepada dua pasang suami istri paruh baya yang ada di depanku.
Aku langsung mengambil bangku di samping seorang pria yang sudah sangat lama aku kenal. Farhan. Dia adalah pacarku sejak kami kuliah. Kami kenal sejak kami masih di Taman Kanak Kanak. Tetapi, kami baru bertemu kembali saat kami masuk keperguruan tinggi yang sama.
Farhan di sampingku langsung menggenggam tanganku yang berada di bawah meja. Farhan adalah satu satunya orang yang sangat mengerti keadaanku.
"Mukamu pucet banget rin. Kamu ga apa apa ?" Tanya ibunya Farhan sambil memasang muka khawatir.
"Lagi pusing mah ..." Farhan yang menjawab pertanyaan ibunya. Aku hanya tersenyum mendengar perkataan Farhan. Tangan farhan makin erat menggenggam tanganku.
***
"Kamu kenapa lagi ?" Tanya Farhan setelah kami selesai menghadiri acara makan malam bersama orang tua Farhan.
Sebagai dokter sekaligus pacarku dia sangat mengkhawatirkan kesehatanku."Aku tiba-tiba keinget omongan pas waktu 'itu'" jawabku lirih sambil memperhatikan bukuh-bukuh jariku yang terlihat pucat.
"Minggu depan kita kontrol ulang ya ke dokter Okto" saran Farhan untuk balik ke psikologku.
"Ga usah babe, i'm okay. Aku cuma butuh support kamu" jawabku sambil melemparkan senyuman kearahnya dan dijawab dengan senyumannya.
***
'Good morning onty kathrina'
Sapa anak-anak muridku. Hari ini aku menjalani rutinitasku sebagai guru di salah satu kindergarten internasional di kawasan jakarta selatan.
Aku sangat merasa senang pagi ini. Aku melupakan semua masalah dan juga dendamku. Setelah selesai aku mengajar aku di jemput Dhika."Hun, aku mau mulai usaha untuk mulai mengikuti Ayahku untuk mengelola urusan kantor" kata Dhika sambil menyetir mobilnya.
"Bagus" kataku sambil senyum.
Aku
Harus
Menghancurkan
Keluarga
Dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulimia Nervosa
Teen FictionBulimia Nervosa adalah kelainan cara makan yang terlihat dari kebiasaan makan berlebihan yang terjadi secara terus menerus. Bulimia adalah kelainan pola makan yang sering terjadi pada wanita. Kelainan tersebut biasanya merupakan suatu bentuk penyiks...