"Disaat pertumpahan darah dimana-mana, aku tidak tahu sebenarnya siapa dalang semuanya, para pemberontak atau cinta kita?"
Moona, Wenanoov
Note: aku mencintaimu
•••
Artha POV
Itu mungkin surat terakhir yg dia dapatkan dari Moona. Negrinya dan negri Moona memang sudah lama berperang.Eartha atau kerap dipanggil Artha pun sudah tidak tahan lagi dengan pertengkaran ini.
Dia juga tidak tahan orang" yg dicintainya turut pergi karna peperangan itu. Moona pun sama,NegriWenanoof yg dulunya damai karna berada di langit atas, sekarang hancur porakporanda.
Ya, memang dunia Artha dan Moona memang berbeda 180°.
Makhluk yg tinggal di negrinya pun berbeda.
Artha adalah gen dari para manusia Devil atau lebih dikenal dengan nama Serefuk.
Sedangkan Moona, ia masuk kedalam gen sejenis bidadari, namun dia menjajaki bulan, sedangkan Artha tinggal di bumi.
Kenapa Artha bilang itu surat terakhir Moona padanya?, karna Mereka yakin, peperangan ini akan sirna jika mereka berhasil menemukan arti dari ramalan itu, lebih tepatnya, teka-teki.Mereka,Artha dan Moona adalah adalah anak dari Raja yang sangat berpengaruh di masing" negrinya.
Daz, Raja bagian bawah, Bumi Dari kerajaan Vaeza. Ayah kandung dari Eartha. Sedangkan Kaz, Raja bagian atas, Bulan. Ayah tiri dari Moona.
Memang, peperangan ini terjadi karna kedua insan ini, maka dari itu mereka ingin mengembalikan negri mereka seperti semula serta menyatukan dua negri.
Daz dan Kaz memang dari dulu tidak bisa akur, dulu Kaz yang masih belum punya apa-apa, akhirnya menikah dengan ibunda Kandung Moona, Fera.
Kaz memang bukan sembarang orang, sampai" bisa beruntungnya menikah dengan Fera, Ratu yg paling mulia.
Ia adalah Panglima perang yg sangat hebat, Banyak yg mendukung Kaz agar menjadi Raja. Fera memang sangat membenci Kaz.
Semenjak peninggalan suaminya, ia melihat anaknya yg kala itu masih kecil, Moona terlihat kesepian, jadi ia tidak tega melihat anak semata wayangnya hidup tanpa Ayah.
Sedangkan Daz, yang membenci Kaz bukan tanpa alasan, karena Kaz pernah mencoba cara curang untuk memotong sayapnya saat berperang.
Terlihat sepele namun siapa yang tahu sikap pemarah dari Raja Manusia Devil itu.
Apalagi sekarang ada konflik baru yg membuat kedua negri itu semakin memancarkan bendera perang.
Berbicara soal Artha, Ia adalah seorang Putra mahkota yg sangat hebat dalam bertempur.
Berperang tanpa senjata? Tidak perlu ditanya, bahkan kemampuan Artha melebihi Kaz.
Diusianya yang masih lima tahun pun, ia sudah bisa membuat binasa kawanan singa kala itu.
Apalagi diusianya sekarang, 18 tahun yg pasti, membuat Tefer terbangun adalah hal yang gampil.
•••
13 tahun yang lalu sebelum perang besar terjadi."Ehm, jadi bagaimana?". Ucap Daz sambil berdeham agar ingin segera menyelesaikan pembicaraan.
"Ya Daz sepertinya kita akan menutup konflik diantara kita". Ucap Kaz berwibawa namun licik.
"Huh? Semudah itu? Mana bayaran atas kerusakan yang terjadi di negriku hei ingat kau yang memulai duluan perang ini". Ucap Daz Angkuh dengan nada menagih
"Itu bisa diatasi Daz, namun aku juga punya satu solusi yang lebih baik". Ucap Kaz sambil menyeringaikan senyum manis palsunya.
"Huh aku tidak tertarik". Ucap Daz
"Kita akan menghidupkan Sang Tefer".
Ya, Tefer adalah seekor Naga bersayap bidadari yang konon katanya hanya bisa dibangkitkan jika ramalan itu terjadi.Ya terjadi
Sebuah pembicaraan yang sangat berpengaruh dengan kedamaian penjuru negri, antara hidup dan mati.
"Okay, aku akan menetujuinya itupun kalau kau sanggup Kaz, jika detik ini gen mu memasuki wilayahku, oh kau tau pasti akibatnya". Ucap Daz meremehkan.
"Hei sejak kapan aku ingkar janji, dan ngomong" kau juga sebaliknya". Ucap Kaz tak kalah meremehkan.
Menghidupkan Tefer, berarti juga bunuh diri.
•••
Hai semua! Sorry ceritanya ngawur dan gajel, yeahh kan diatas udah dijelaskan "13 tahun yg lalu" yang berarti usianya mereka diprolog ini sekitar lima tahunan di prolog duanya nanti mereka juga masih lima tahun yahh ok, aku udah panjang lebar,
well, Bybye🎠🎠🎡🎡

KAMU SEDANG MEMBACA
Earthy and moony
Fantasi"Dikala saat itu kita tak bertemu mungkin tak akan jadi begini ceritanya"