4. Sebuah Rahasia

314 16 7
                                    

Zian pagi ini sudah bersiap-siap dengan seragamnya, ia mengeluarkan motor kesayangannya dan langsung melajukan dengan kecepatan sedang,
Zian hanya butuh waktu 15 menit untuk sampai disekolah.

Zian sedang berjalan dikoridor sekolah menuju kelasnya, ia berhenti melangkah kan kakinya melihat tali sepatunya yang lepas.

Brukkk

Seseorang dari belakang tidak sengaja menabrak Zian hingga dirinya jatuh kebawah.

"Aduh, maaf-maaf ya" ucap gadis itu dan langsung menolong Zian untuk berdiri.

"Makanya kalo jalan tu pake mata." balas Zian dengan merapikan bajunya yang sedikit berantakan.

"Iya-iya, kan gue juga minta maaf." sambil melihat bagde pria itu Zian Ferdinand

Pandangan Zian menelisik, sepertinya yang ia nabrak adalah murid baru.

Tanpa mau memperlambat dikoridor Zian melangkah, ingin ke kelasnya.

"Zian" teriak gadis itu dengan keras,
Zian berhenti sejenak dan gadis itu berlari menghampirinya

"Apa" ucap Zian datar

"Ruang kepala sekolah dimana?."

"Lurus aja, terus disamping ada ruang guru."

"Gue gatau, anterin gue ya please" mohon gadis itu dengan merangkul lengan Zian

Zian merasa tidak nyaman dengan gadis ini padahal baru saja ia ketemu, gadis ini langsung merangkulnya.

"Pergi aja sendiri". Zian melepaskan rangkulan gadis itu di lengannya dan langsung pergi meninggalkan gadis itu begitu saja.

Zian berjalan cepat banyak sekali panggilan-panggilan lenjeh dari anak kelas lain.

Zian memasuki kelas nya, Seno dan Irsyad yang tadinya ngobrol dibelakang berlari menghampirinya.

"Woy" Seno menepuk bahu Zian sekilas

"Eh, Shasha mana?" tanya Zian dengan menoleh ke arah Seno dan Irsyad

"Ngapain lu nanya Shasha?." tanya Seno heran

Sebenernya ada apa dengan diri Zian yang datang-datang langsung menanyakan keberadaan Shasha.

"Gapapa" ucap Zian singkat

"Lu mau gebet Shasha ya, ngaku loo?" ledek Irsyad

Shasha dan Naya pun datang bersamaan memasuki kelas dan melangkahkan kakinya menuju tempat duduknya.

"Sha" panggil Irsyad

"Kenapa?"

"Shasha sayang, ini temen gue nyariin lo" sambut Seno dengan menyenggol bahu Zian

Zian seperti orang linglung karena dibuat teman-temannya, Zian matanya yang tak lepas dari pandangan Shasha.

"Gue kangen" ucap Zian tersenyum.

Shasha melihat Zian sangat aneh hari ini tidak seperti biasanya, sebenarnya apa maksud dari tujuan Zian. Kemarin dia bilang Shasha pacarnya dan sekarang bilang kangen.

"Dasar bunglon". balas Shasha terkekeh dan langsung duduk di meja nya yang bersebelahan sama meja Zian dan Seno

Ternyata Shasha masih manggil nama gue itu. Batin Zian dengan senyum mendengarnya.

Sedangkan Seno dan Irsyad mukanya masih terlihat bingung mendengar ucapan Zian tadi begitu pun dengan Naya.

"Alah bisa nge gembel Shasha juga lu" ucap Seno sambil menempeleng pala Zian

BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang