3. Senja dan Rindu

365 25 10
                                    

Shasha hari ini berangkat sekolah dengan Naya, karena hari ini supirnya tidak masuk kerja.
Shasha berdiri menunggu Naya didepan gerbang rumahnya.

'Tin tin'

Mobil klakson Naya berbunyi, Shasha langsung masuk ke dalam mobil. Mobil Naya melaju dengan kecepatan rata-rata.

"Pagi Nay." sapa Shasha.

"Pagi juga." balas Naya.

"Sha semalem gue ngasih id line lo ke Andri, maaf ya." ucap Naya dengan muka bersalah

"Kok bisaa??" tanya Shasha bingung.

"Iya tadi malem dia minta id line lo, maaf ga bilang-bilang dulu. Andri temen lama gue sih cuma sekarang udah ga deket." balas Naya

"Ohh gitu gapapa kok Nay, emang kenapa sekarang ga deket?." tanya Shasha penasaran

"Mungkin karena udah dewasa aja kali jadi berubah jadinya sibuk masing-masing, udah lama sih pas masih SD kita main sama-sama terus."

Shasha hanya menganggukan kepalanya dan melihat ke arah langit di jendela mobil Naya yang terbuka.

"Bahkan langit pun mengucapkan selamat pagi dengan indah." ucap Shasha pelan.

"Hah." balas Naya yang tidak mendengar dan masih fokus menyetir.

"Gapapa Nay."

"Kok Andri bisa kenal lo?." tanya Naya

"Kemarin gue dianter Andri bla bla bla." jawab Shasha panjang lebar.

"Mending lo sama Andri aja, cocok tau. Andri juga baik orangnya.
Udah ketua osis, ganteng juga, pinter. Yaallah dia itu perfect deh gapernah berubah dari dulu." ucap Naya dengan nada lebay

"Apaan sih lo baru juga kenal." balas Shasha tertawa dan diikuti Naya.

Mobil Naya sekarang sudah memasuki area sekolah, dan sudah banyak murid yang datang.
Naya langsung memarkirkan mobilnya diparkiran sekolah.

Shasha dan Naya turun dari mobil dan langsung dihampiri Seno dan Irsyad.

Shasha, Naya, Seno, Irsyad berjalan di koridor sekolah mereka ketawa-ketawa melihat tingkah konyol Seno yang mengerjai Irsyad.

Seno hari ini membawa kerupuk dan mengambilnya di tas, tetapi kerupuk itu bukan untuk dimakan. Hanya untuk di pecah-pecahkanya saja dengan tujuan untuk menakuti Irsyad dengan suara kerupuk.

"Syad." panggil Seno mengangkat tangannya dan meremaskan bungkus kerepuk ditangannya di wajah Irsyad.

"Woy seno bangke lu." Irsyad lari tepingkal-pingkal meninggalkan mereka dengan mimik wajahnya yang merah.

Shasha, Naya dan Seno terbahak-behak melihat Irsyad.

"Bentar-bentar, Irsyad kenapa lari liat kerupuk?." Tanya Shasha dengan nada yang masih tertawa.

"Irsyad itu phobia sama kerupuk apalagi kalo denger suaranya, kalo dia liat ada yang makan kerupuk dikelas diambilnya terus dibuang sampai murid yang punya kerupuk itu marah-marah sendiri." jawab Seno tertawa.

"Sumpah gue baru denger kalo ada orang phobia sama kerupuk." balas Shasha tertawa dan diikuti Naya

Mereka bertiga sudah berada didalam kelas begitu juga dengan Irsyad.
Irsyad terlihat marah sama Seno.

"Syad." panggil Seno menepuk pundak Irsyad

"Gausah deket-deket lu." ucap Irsyad menyingkirkan tangan seno di pundaknya.

"Syad, jangan marah udah gua buang kerupuknya."

"Awas lu ngerjain gua lagi, ga gua maaafin." ancam Irsyad dengan rautnya yang masih kesal.

BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang