“Vikaaaaaaaaa! Tungguin gue!” teriak Oca sambil lari dari belakang.
“Ca mau aku kasih tau?” tanyaku tanpa menengok kebelakang sambil terus berlari.
“ngasih tau apaan sih?”
“olahraga pagi-pagi itu sehat!”
“tapi ga mesti lari-larian juga kali Vik masuk ke kelasnya!”
“semalem kan aku yang menang! jadi sekarang kamu harus ikutin aku! Hahahah!”
Yup! Semalem aku sama Oca taruhan. Siapa yang makan malamnya paling banyak dia yang menang! Dan yang kalah harus ikutin apa yang menang lakukan selama di sekolah hohoho. Aku kirim foto makanan yang aku habiskan, dan ternyata aku yang menang! Ya iyalah gimana ga menang orang sepanci bakso aku habiskan! Hahaha. Oca payah dia cuma bisa makan bakmi ayam tiga mangkuk. Padahal aku ga sendirian ngabisin sepanci bakso itu hahahah.
“AWAAASS!” teriak Oca dari belakangku dan dia langsung menubrukku. Aku terlalu terkejut dengan kehadiran ‘orang itu’ di depan pintu kelas sehingga aku tak bisa mengeluarkan suara apapun.
“ADUH!!” seseorang mengaduh dihadapan Vika.
“maaf!” kataku langsung dan ikut terjatuh kehadapan orang itu. Belum lagi Oca yang menimpaku dari belakang.
“aduuh vikaa!” keluh Oca yang ada dibelakangku.
Aku segera berdiri dan merapikan seragam sekolahku begitupula dengan Oca dan ‘orang itu’.
Saat aku melihat ‘orang itu’ wajahnya kaku dan dahinya berkerut melihatku dan Oca.
“hei mau kuberitahu?” Tanya ‘orang itu’ padaku dengan wajah kesal.
“a..apa? aku minta maaf, benar..benar minta maaf“ jawabku cepat dan sedikit terbata.
“Jangan masuk kedalam kelas sambil berlari!” tegas orang itu sambil melewatiku dan Oca yang masih berdiri didekat pintu kelas.
Aku dan Oca hanya melongo mendengar ‘orang itu’.
Aku dan Oca segera duduk didalam kelas. Tak lama kemudian wali kelasku dating bersamaan dengan ‘orang itu’ dibelakangnya.
“anak-anak! Perkenalkan teman baru kalian! Namanya Eza Satria Callahan”
Tak lama kemudian pintu kelas terbuka dan Dio alias siketua kelas masuk kedalam kelas sambil berlari dan menubruk anak baru itu yang berdiri dekat pintu kelas.
“BRUKK!!”
“ADUH!!”
Kami semua anak-anak didalam kelas tertawa melihat kejadian itu. Dua kali. Ya. Dua kali orang itu ditabrak orang. Hahahha. Entah mengapa aku merasa senang.
“maaf.. maaf!” kata Dio pada Eza. Sedangkan Eza hanya memandang Dio dengan tatapan sinis.
“Dio kenapa kau baru masuk!?” Tanya wali kelasku dengan keras.
“maaf bu saya terlambat! Saya tadi terburu-buru” ucap Dio sambil menunduk.
“sudah cepat duduk dan Eza kau bias duduk disebelah Dio” lalu wali kelasku keluar kelas dan masuklah guru mata pelajaran pertama.
“hahahahhh” tawa Oca sambil berbisik ditelingaku. Kukira dia mau mengatakkan sesuatu. Eh taunya dia malah tertawa. Dasar aneh!
“yes istirahat! Vik ayo kita kekantin sebelum penuh kantinnya!” ajak Oca sambil berdiri.
“sebentar” lalu aku berdiri dan menuju bangku si anak baru. Eza.
“hei mau aku kasih tau?” tanyaku padanya yang sedang memainkan smartphone-nya. Ia mendongak sedikit kearahku dan menaikkan sebelah alisnya. Dasar!
“kalau berdiri sebaiknya jangan didepan pintu kelas!” ucapku dan melangkah pergi meninggalkannya yang masih memperhatikanku. Hahahah. Rasakan!.