Di pinggir kota dekat dengan wisata baru banyak anak muda berkumpul. Meskipun malam ini bukan malam minggu tempat ini tetap ramai dikunjungi terutama anak laki-laki.
Jalan yang cukup bagus dan strategis untuk balapan membuat tempat itu ramai dikunjungi jika sudah larut malam. Tak jarang balapan diadakan dengan taruhan ataupun hanya permainan biasa.
Dan disini lah Elvan berada bersama dengan 9 temannya. Geng mereka sebenarnya bersebelas seperti hendak main sepak bola, namun 1 diantara mereka adalah anak rumahan yang harus pulang tepat waktu dan dilarang main malam. Makanya saat tadi Elvan dihukum hanya 9 temannya yang membantu dan sekarang mereka juga hanya bersepuluh disini.
Geng Elvan berkumpul di sebelah kiri jalan dekat pertigaan, mereka sedang sibuk mengamati beberapa cowok yang sedang asik merokok ditemani beberapa cewek yang berdandan dengan bedak setebal 5 cm.
Elvan sendiri sibuk menghisap rokoknya. Cowok itu berdiri di dekat pacarnya yang sedang duduk di motor kesayangannya. Megan, cewek itu duduk sambil mengobrol dengan teman Elvan yang lain. Ia cukup akrab dengan teman-teman Elvan karena hampir 1 bulan mereka berpacaran.
Selain Megan, Elvan juga sering membawa Siska, Anya, Kiran, dan beberapa cewek lain untuk menyaksikan cowok itu adu balap. Tak jarang pacar Elvan ataupun pacar lawan Elvan itu dijadikan taruhan untuk pemenang lomba. Ah kurang ajar sekali bukan?
"Gan, beliin kita rokok dong di warung itu." pintar Elvan kepada Megan sambil menunjuk warung di ujung jalan sana. Cewek itu hanya mengangguk singkat bergegas menuju warung.
"Lo terima tantangan Putra?" tanya Arkan kepada Elvan.
"Gimana lagi, gue gak mau dibilang cupu!" sahut Elvan santai sambil menghisap rokoknya.
"Tapi lo tau kan taruhannya apa?" kini giliran Gavin yang bertanya.
Ardian Adhlino Gavin, cowok dengan tubuh tinggi dengan rambut hitam kecoklatan dengan iris mata berwarna abu-abu itu adalah tangan kanan Elvan. Urusan tawuran, turnamen voli atau hal-hal lain mengenai geng mereka akan Elvan percayakan kepada Gavin.
Gavin tidak setampan Elvan dan juga Aksa, namun cowok itu berwajah imut dengan hidung kecil dan bibir tipis yang membuat sebagian fans Elvan juga berpihak kepada Gavin. Tak jarang mantan Elvan juga mendekati Gavin, karena seperti pepatah tak ada rotan kayupun jadi. Tak ada Elvan Gavin pun jadi.
"Megan?" tanya Rio ringan yang diangguki semuanya.
"Lo gila Van, ini udah kali ke 4 lo taruhin cewek lo. Lo gak nyesel?" tanya Gavin pelan agar Elvan tidak marah. Karena jujur saja Gavin dan yang lain tak pernah setuju dengan balapan seperti itu.
"Cewek gue banyak, kehilangan Megan masih ada yang lain." katanya ringan.
"Terserah lo aja deh." Gavin kini pasrah karena Megan sudah dekat dengan mereka dan ia tak ingin Megan mengetahui taruhan balapan motor Elvan kali ini.
"Nih Van," ucap Megan sambil memberikan satu bungkus rokok kepada Elvan.
Elvan hanya mengangguk dan menerima rokok itu tanpa mengucap terimakasih.
"Jadi balapan yang?" tanya Megan sambil memegang lengan Elvan dengan manja.
"Jadi," jawab Elvan lalu melirik pergelangan tangannya. "mungkin 10 menit lagi dimulai."
"Taruhannya apa sayang?" tanya Megan lagi yang langsung menjadi pusat perhatian teman-teman Elvan.
"Lo." kata Elvan ringan sambil memainkan ponselnya.
"Kok gitu?!" tanya Megan sambil menghempas tangan Elvan kasar.
"Aku ini cewek kamu, Van. Masa kamu jadiin aku bahan taruhan?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Elvan
Teen Fiction~Selesai~ [Part telah dihapus karena pindah ke Noveltoon] PERHATIAN⚠️ PENULIS MASIH BARU DAN BANYAK TYPO BERTEBARAN! Highst rank : #8 in elvan (6 April 2019) #6 in elvan (10 April 2019) #4 in elvan (11 Mei 2019) #3 in elvan (25 November 2019...