marah

22 1 1
                                    

Aku keluar dari kamar dan berjalan ke arah dapur untuk mengambil segelas air putih.

"Nana-ya, " panggil Tae Kyeong dari lawan arah.

"Eh? " sautku sambil memutar badan.

"Sudah berapa hari kau marahan dengan Tae Rin? " tanya Tae Kyeong sambil berjalan ke arahku.

"Selamanya. " jawabku dengan malas.

"Jangan seperti itu, dia kakakmu. " balas Tae Kyeong dan menatapku.

"Siapa suruh dia seperti itu, tukang mengadu. " ujarku sambil menaruh gelas.

"Ya, dia mengadu agar kau tidak seperti itu lagi, agar eomma bisa menasehatimu. " tuturnya lembut.

"Tapi ini terjadi setiap detik. Jika aku tidak mau menurutinya maka ia akan mengadu kepada eomma dan aku yang akan kena tegur. " ujarku sedikit kesal.

Tae Kyeong terdiam dan berjalan ke arahku. Ia memegang pundakku.

"Dengar aku, jika Tae Rin eonni selalu berbuat seenaknya kepadamu, tolong biarkan saja ya. " ujar Tae kyeong dengan nada serius.

Aku mengernyit bingung, kenapa juga harus kubiarkan? Untuk apa aku mengalah? Toh seharusnya yang dewasalah yang mengalah, bukankah begitu?

"Waeeeeeee?" Tanyaku kesal karena rasanya aku seperti di perlakukan tidak adil, eomma, Tae Kyeong oppa, semua berpihak kepada Tae Rin. Dan aku diperlakukan layaknya sampah yang sudah tak terpakai lagi.

"Tae Rin-ah, kau tahu sendiri sikapnya seperti apa? Kau tahu sendiri jika dia selalu ingin mendapatkan apa yang dia inginkan, jadi, tolong mengertilah." Jawab Tae Kyeong dengan entengnya.

Aku berdecak kesal. Menyingkirkan kedua tangan Tae Kyeong dari pundakku.

Lalu aku pergi ke kamarku, menutup pintu dengan kencang menimbulkan suara yang tidak begitu enak di dengar.

Ketika di rumah, aku selalu merasa kesal, tidak pernah sekali pun merasa tenang.

Aku pun mengambil handphone ku dan mencari nomor Hyo Won. Ketika mendapatkannya, aku langung meneleponnya.

Setelah beberapa lama menunggu, akhirnya Hyo Won mengangkat teleponku.

"Halo."

"Hyo Won." Panggilku.

"Ada apa?"

"Ayo kita pergi keluar." Ajakku karena aku sudah muak di rumah ini.

"AYOO!!"

"Heol, biasa saja kali." Dengusku sebal.

"Hehe, mianhae. Kebetulan juga aku sedang bosan di rumah, jadi ingin keluar sekarang."

"Hmm, nado. Yasudah, mending sekarang kita bersiap siap saja dulu. Nanti, jika sudah selesai akan kuhubungi lagi."

"Ehm, baiklah."

Aku pun menutup sambungan teleponnya dan segera beranjak dari dudukku. Bersiap siap untuk pergi keluar.

~~~

"Yah, jinjja. Filmnya sangat bagus sekali." Ujar Hyo Won ketika kami berjalan keluar dari bioskop.

Iya, aku dan Hyo Won baru saja selesai menonton Film yang baru saja tayang di bioskop. Dan sekarang kami ingin mengisi perut kami yang sudah keroncongan sejak tadi.

"Ayo kita makan!!" Hebohku karena sudah tidak sabar lagi.

"Tapi, temani dulu aku beli eskrim," Ucapku teringat sesuatu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Good LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang