Awake

420 66 88
                                    

Kehidupan... adalah tentang keseimbangan.

Ada kebaikan dan kejahatan,

ada kebahagian dan kesedihan,

keberanian dan ketakutan,

Kesejahteraan... kesengsaraan.

Karena keseimbangan itu ada, ada yang ditakdirkan hidup dalam kebaikan, kebahagian, kesejahteraan... dan keberuntungan. Namun ada yang hidup dalam kejahatan, kesedihan, kesengsaraan... dan kesialan.

Kita tak memilih takdir. Tapi takdir memilih kita.

Separuh dari manusia beruntung dan lahir dipenuhi warna.

Separuhnya lagi hanya lahir sebagai alasan sebagai kata kontras dari warna. Hitam putih, kehidupan yang monochrome, dan... Kosong.

Apakah lahir adalah sebuah pilihan?

Lalu dimakah keseimbangan untuk sisi yang hidup dalam kesialan tersebut?

Mungkin... Pertanyaan itulah yang menjawab kenapa dunia "itu" ada...

Dunia perantara untuk mereka yang hidupnya ada disisi lain dari kebajikan. Dunia untuk menyeimbangkan semuanya, sebelum mereka pergi ke tempat yang berada diluar jangkauan logika mereka.

Semuanya diberikan kesempatan yang sama, semuanya diberikan potensi yang sama. Semuanya terlahir dalam keadaan sempurna, dan yang menentukan kenapa hasilnya tetap bebeda pada akhirnya...

...Hanyalah keteguhan.

Satu satunya kekuatan yang kita miliki sendiri...

Satu satunya hal yang kita pilih sendiri.

Satu satunya yang bukan takdir.



*************

Dilihatnya garis putih yang memancar memberikan batas membagi tengah birunya langit menjulang menjadi cakrawala.

Aroma dari pepohonan dan tanah basah akibat hujan begitu terasa dihidungnya. Air hujan menetes begitu lembut dipelipisnya.

Matanya baru saja terbuka dengan pandangan kosong seperti pikirannya yang masih kosong. Butuh beberapa menit untukya mencerna semua kenyataan disekitarnya.

Dia menoreh memperhatikan sekelilingnya yang begitu sunyi dimana sesekali suara serangga hutan berbunyi dan gesekan dauh mengiringi.

Pertanyaan demi pertanyaan pun mencuat satu per satu.

"Apakah yang kulihat sekarang ini semuanya hanya mimpi?"

"Ataukah sebenarnya aku saja yang baru terbangun dari mimpi?"

"Kenapa aku bisa disini?"

***

"Kenapa?"

Satu pertanyaan dengan jawaban mengawang, namun jawaban lainnya tetkuak. Tiba-tiba pacu jantungnya semakin kencang, nafasnya berubah tersenggal-senggal. Segeralah dia bangun dan bertumpu pada kedua lututnya, tak bisa mengatur tubuhnya sendiri yang gemetaran tanpa henti.

Hanya melihat kedua tangannya yang basah berkeringat tegang, pikirannya menjadi tak karuan, kosong, namun juga bergejolak. Sesak dan mual menyusulnya, Ia memuntahkan isi perutnya yang kosong, kecuali cairan asam lambung.

Semakin ia memulihkan kesadarannya, semakin tubuhnya gemetaran, dan semakin nafasnya sendiri bisa ia dengar. 

 Ia bisa mendengar suara-suara seruan yang ditujukan untuknya. Saat belasan, mungkin lebih, sosok bayangan mengitarinya dari segala arah. Memandangnya rendah dengan mata dipenuhi amarah.

AWAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang