Chapter 14

2.3K 98 60
                                    

BuuCkkk...
  BucCkk...

Mereka bertigapun mengeroyok lawannya tanpa memberi jeda buat sang korban untuk memberi perlawanan. Beberapa pukulan sudah di layangkan hingga meniggalkan beberapa bekas memar pada bagian wajah dan sudut bibir sang korban.

"Briand !" Seru seseorang dengan wajah yang sedikit kaget kala mengetahui bahwa orang yang menjadi korban pengeroyokan tersebut merupakan sosok yang ia kenali.

Suara yang terdengar bagai intrupsi tersebut spontan membuat ketiganya menghentikan aktivitasnya dan membuat keempatnya pun menoleh pada sumber suara.

Ketika melihat sang pemilik suara, Briand spontan mengangkat sedikit ujung bibirnya membentuk sebuah senyuman.

"Ohh... jadi kamu pacarnya ? Cantik juga !" Ucap salah satu pria tersebut yang membuat Briand menggelengkan kepala sebagai isyarat buat sang pemilik suara untuk menjauh dari preman tersebut.

Salah satu preman tersebut mencoba bangkit namun dicegah oleh Briand. Belum sempat tangan Briand menghentikan lawannya, pria tersebut sudah melayankan tinjunya kembali hingga membuat Briand tak sadarkan diri.

Salah satu preman yang berbadan gumpal dengan kumis yang lebat serta rambut yang sedikit botak pada bagian atasnya mendekat pada sang gadis. Tangan pria tersebut terulur hendak meraih wajah sang gadis namun belum sempat tangan itu menyentuh kulitnya, sang gadispun meraih tangannya dan memelintirnya kebelakang serta menendang bokong pria tersebut hingga terjatuh.

Hanya butuh waktu 5 menit saja untuk menjatuhkan ketiga preman tersebut. Mengingat dirinya menguasai teknik bela diri, jika hanya mengalahkan tiga orang pria saja merupakan hal yang mudah bagi Qhasandra.

       *****

Waktu telah menunjukkan pukul 09.15am. Samar samar cahaya mentari pagi masuk di balik tirai jendela dan berhasil membangunkan sepasang mata itu untuk terbangun dari peristirahatannya.

Mata itu sayup sayup terbuka dan melihat kesegalah arah. Berada dalam suasana yang baru dan tempat yang asing membuat Briand membangunkan tubuhnya dan memilih bersandar di pinggiran kasur.

"Sssrrttttt...." Briand meringis kesakitan sambil memegang sudut bibirnya yang lebam.

Tok... Tok...

Suara ketukan pintu mengambil alih tubuh dan pikiran Briand yang membuatnya menatap tajam ke arah pintu tersebut.

"Permisi tuan... Ternyata tuan sudah bangun." Ucap maid yang bernama Minah kala dirinya melihat tamu dari nona mudanya sudah sadar.

" ini tuan saya bawakan sarapan serta obat pereda nyeri. Silakan dinikmati !" tutur Minah.

Belum sempat maid tersebut meraih gagang pintu, Briand pun membuka suara " Ini dimana ?" tanya Briand sambil memijit mijit kepalanya yang masih terasa pusing.

" Tuan ada di rumah nona muda." ucapan sang maid berhasil membuat Briand mengerutkan kedua alisnya.

" Nona muda !?" Perjelas Briand yang seolah olah kembali bertanya ke maid karna merasa dirinya tidak tahu menahu soal nona muda yang di maksud oleh maid itu sejak tadi.

" Betul tuan. Nona muda kita bernama Qhasandra." Maid itu memperjelas ucapannya dengan menyebut nama majikannya sambil sedikit membungkuk ke arah Briand. Briand yang mendengar pun menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

"Terus Ice Princess... Ahh maksud gue Qhasandra sekarang dimana ?" Tanya Briand dengan wajah penasarannya.

" Apa Qhasandra baik baik saja ?" timpah Briand.

" Iya tuan. Nona muda baik baik saja. Saat ini nona muda sedang berada di singapore." Jawab Maid

" Ngapain dia ke Singapore ? Bukannya hari ini ada kelas." tanyanya Briand sambil menggaruk ujung alisnya yang tak gatal dan membuat sang Maid tersenyum.

Ice Princess QhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang