MOHON JANGAN TIRU ADEGAN DI BAWAH INI. BIJAKLAH.
Ruangan itu gelap gulita, dengan kaca besar di salah satu dinding ruangan. Walau dalam keadaan remang, hal itu tak urung membuat seorang gadis berusia 16 tahun meninggalkan ruangan. Dia justru tertawa-tawa kecil.
Gadis itu menggenggam sebuah pedang di tangan kanannya. Sudut matanya mengeluarkan air yang segera berlinang membasahi pipinya. Dia cantik, sangat cantik.
Dia memiliki kulit putih bersih, hingga tak terlihat urat nadinya. Bulu matanya sangat lentik, hidungnya mancung, dan bibir tipisnya kini menyunggingkan smirk. Ia laksana boneka barbie tanpa pedang, smirk dan darah yang mengalir di bangkai tubuh yang terkoyak habis meninggalkan kepala yang masih utuh.
Ia melempar pedangnya, berjalan ke pojok ruangan mengambil gunting panjang dan besi panas. Berjalan mendekati kepala dengan tubuh tak utuh itu. Jangan salah, dia masih hidup. Si gadis tidak memotong urat nadinya, hanya menyayat dengan tak berperasaan
"TOLONG!" dia berusaha berteriak, namun suaranya tak sedikitpun keluar.
"Wanita malang, aku tak ingin melakukan ini. Salahkan darahmu yang begitu menggiurkan itu,"
"Let's play the game, girls." Si Gadis menunjukan smirknya lagi.
Ia mendekati kepalanya, membuka paksa mulut sang wanita. Menarik lidahnya keluar dan memotongnya tanpa perasaan.
Tak selesai disitu, ia mendekatkan besi panas ke pipi mulus si wanita, meninggalkan bekas yang sangat menyakitkan. Sang korban meneteskan air matanya, namun saat ia pasrah ingin menutup mata sebuah tangan menghalangi. Si gadis lagi-lagi berulah, ia menggunakan besi panas untuk mencongkel mata wanita itu. Sang wanita tak sadarkan diri.
Sepertinya tidak cukup, ia lalu mengambil pedang yang sempat dijatuhkannya.
Srak
Kepala dan leher wanita itu terpisah sempurna. Si gadis tak menyesal, ia tertawa lebar. Puas sekali dengan tindakannya
Si gadis menatap kaca —pantulan bayangannya di cermin. Lihatlah, dia masih belum usai tertawa. Sepertinya ini kejadian yang sangat menyenangkan baginya.
Tetapi sesuatu terjadi, dia merubah mimiknya menjadi kebingungan, merejapkan kedua matanya. Apa yang terjadi?
Dia melihat tangan kanannya terdapat sebuah pedang dan mengalihkan pandangannya pada wanita yang telah merenggang nyawa. Sontak ia melepaskan genggaman pada pedangnya. Ia ketakutan.
"Apa yang aku lakukan?" tanyanya pada diri sendiri, tak mengerti.
"Tidak, ini tidak mungkin terjadi lagi," si gadis menggelengkan kepalanya berulang kali
"TIDAK! KAU! BERANI-BERANINYA KAU MENGENDALIKAN TUBUHKU!" katanya entah pada siapa.
"Cantik, tubuhmu adalah tubuhku. Aku dan kamu adalah dua jiwa yang disatukan dalam satu tubuh. Aku berhak jika ingin meminjam tubuhmu,"
"Kau membuatku beristirahat terlalu lama, aku sangat senang hari ini. Terima kasih."
Suara itu hilang. Si Gadis masih menangis, meraung-raung tanpa henti.
Ia hampir bunuh diri, namun dia tak akan membiarkan jiwa lainnya berkuasa penuh dan membawa banyak kekacauan.
HAI!
INI REVISI, SEMOGA KALIAN SUKA YA.PREN, AKU TAU KALIAN NGGA PADA SETUJU CERITANYA DI REVISI TAPI AKU BENER-BENER BUNTU BANGET SM CERITA YANG LAMA.
AKU HARAP KALIAN NGERTI YA.
YANG SUDAH DI REVISI ADA TANDA ATAU TULISAN REVISI DI CHAPTERNYA.
LANJUT NGGA?
SPAM COBA, HEHE.
SEE YOU
Author: Schrijf Aeterna.
![](https://img.wattpad.com/cover/172492889-288-k923603.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Nerd Is Ice Girls [REVISI]
أدب المراهقين[Revisi] Banyak tantangan yang harus mereka taklukkan meski berseberangan untuk mencapai satu tujuan yang sama. Agastha, pangeran berandal berdarah dingin dengan sejuta mantan. Dan Lera, si cupu namun tak berperikemanusiaan. Rahasia-rahasia Lera, t...