[Revisi]
Banyak tantangan yang harus mereka taklukkan meski berseberangan untuk mencapai satu tujuan yang sama.
Agastha, pangeran berandal berdarah dingin dengan sejuta mantan. Dan Lera, si cupu namun tak berperikemanusiaan.
Rahasia-rahasia Lera, t...
Halo, maaf karena udah bikin nunggu lama. Kalian siap ngebadut?
Happy Reading!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
You shown me, i have reason i should love myself. —Answer: Love Myself.
3. The Bravest
Lera, gadisitu baru saja keluar dari sebuah ruangan serba putih yang rutin dia kunjungi satu minggu sekali. Suara ketuk sepatu terdengar jelas di lorong sunyi tersebut. Lera berjalan dengan amat anggun, dia memakai terusan merah darah dengan ikat pinggang hitam yang amat kontras dengan kulit putih gadingnya.
Dia terus menyusuri ubin marmer abu-abu hingga keluar dari gedung dua lantai tersebut. Saat memasuki mobil, Lera dengan segera memakai sabuk pengaman dan mengendarai mobilnya.
Hari telah menggelap sedari tadi, sekarang waktu telah menunjukan pukul 10 malam. Lera terus mengendarai mobil hitam legam itu hingga jejeran rumah apapun tidak terlihat lagi disekitar, digantikan dengan semak belukar dan pohon-pohon tinggi disepanjang jalan tak beraspal.
Setelah lima belas menit, sebuah gerbang hitam terlihat di petak terpencil ini.
Pagar menjulang yang memiliki tinggi lebih dari rumah itu turun ke tanah saat Lera menempelkan sebuah kartu di sensor pada salah satu sisi dinding bata merah berlumut. Bahkan sensor-nya tidak terlihat sama sekali, benar-benar tersamarkan.
Rumah tiga lantai bercat hitam kelam menyambut Lera. Gadis itu memarkirkan mobil didepan halaman luas rumah. Setengah halaman rumah terisi kurang lebih 117 mobil yang berjejer rapi dan 156 motor berbagai merk.
Ini markas The Bravest. Perkumpulan orang-orang berjiwa psychopath, mereka tidak memiliki hati nurani sedikitpun saat gelap menyergap. Saat ini jumlahnya 530 anggota, termasuk 12 anggota inti, satu tangan kanan, dan seorang ketua. Setidaknya itu yang diketahui orang-orang.
Lera membuka dashboard, mengambil topeng satu muka penuh. Sebenarnya, ini bukan lagi topeng. Topeng ini benar-benar terlihat seperti wajah manusia, sehingga orang yang memakainya tidak akan terlihat seperti mengenakan topeng. Sedikit sekali orang yang mengetahui tentang topeng manusia ini.
Bentuknya lentur, warna topeng ini sendiri bisa menyesuaikan warna kulit penggunanya.
Lera memakainya dengan segera. Wajah jelitanya tetap terlihat, namun alisnya lebih tegas. Bibirnya yang biasa berwarna pink pucat berubah menjadi merah merona. Hidungnya lebih runcing kedepan, dan matanya sangat amat kelam bagi siapapun yang menatap. Dia bukan lagi Lera si gadis bullyableatau Ara si manis seperti yang orang lain kenal.