Sang Putri & Keong Tua

6.1K 74 6
                                    



Aku lupa kapan kakakku mulai mengurung diri. Mungkin sudah tujuh bulan atau lebih. Aku juga tak yakin bagaimana semua ini bermula. Yang masih aku ingat hanyalah tangis rintihannya di tengah malam dan itu masih sering aku dengar sampai sekarang. Dari ibuku aku hanya mendapatkan sedikit petunjuk.

Sebelum kakakku mengurung diri, ibuku bilang kakakku pernah mengamuk di dapur. Dia melemparkan peralatan dapur dan memecahkan piring-piringnya. Itu terjadi saat aku sedang berada di sekolah. Mungkin gejala-gejalanya sudah muncul jauh sebelum itu, hanya saja kami tak menyadarinya.


Ibuku sempat mengira kakakku dalam pengaruh obat-obatan terlarang. Karena sempat ada masa dimana kakakku tidak pulang berhari-hari. Saat itu kakakku beralasan kalau dia sedang mengerjakan tugas kuliah di rumah temannya.

Ibuku juga ingat saat itu kakakku jadi pemurung dan enggan membantunya lagi di tokonya yang menjual pakaian. Setelah itu keadaannya semakin memburuk dan puncaknya adalah saat kakakku tak mau bicara lagi, bahkan dengan keluarganya sendiri.

Tak terhitung usaha yang sudah orang tuaku lakukan. Mendatangkan dokter, psikolog, penasihat spiritual sampai 'orang pintar', namun semua itu tak menghasilkan apa-apa. Kakakku tetap bungkam. Ketika tetangga kami atau teman-teman kampusnya berkunjung, dia pun tak merespon kehadiran mereka.

Kakakku hanya duduk menekuk lututnya, menarik selimut hingga ke dadanya dan menatap kosong ke depan. Seolah-olah fisiknya berada di sini, tapi jiwanya sedang berkelana entah ke mana.

Aku yakin jawabannya tersembunyi di balik bibirnya yang terkatup. Tapi untuk menemukan jawabannya, kakakku harus bicara. Namun setelah melihat kondisinya yang semakin memburuk, kami mulai kehilangan harapan.

----

Sejak kecil aku dan kakakku menyukai cerita fantasi. Kami memang bukan penggemar berat tapi kami punya koleksi lengkap novel fantasi populer seperti Harry Potter, Lord Of The Rings, Twilight dan beberapa buku sejenis yang mengikutinya. Kami juga mengoleksi DVD film-film Disney Princess.

Waktu kecil kami sering bermain peran dan membayangkan seolah-olah kami adalah putri-putri dari sebuah kerajaan. Kami membuat dunia kami sendiri. Dunia di mana kami bisa menjadi apa saja. Dunia dengan makhluk-makhluk baik yang menjaga kami, menjaga rahasia kami dan menjaga mimpi-mimpi kami. Dunia di mana pertolongan akan selalu datang saat kami membutuhkannya.

Dulu kami begitu ceria dan bersemangat. Sama sekali tak terbayangkan jika suatu saat kakakku akan menjadi seperti ini. Aku jadi teringat pada tokoh utama perempuan dalam cerita-cerita fantasi itu. Mereka punya banyak masalah. Bahkan tak jarang mereka harus bertaruh dengan pilihan hidup atau mati. Tapi mereka selalu digambarkan mempunyai semangat hidup yang tak ada batasnya.

Ketika tokoh perempuannya mendapatkan kesulitan, aku selalu merasa tenang selama lembaran bukunya masih tebal. Karena aku tahu di bab-bab berikutnya, tokohnya akan melepaskan diri dari kesulitan dan mendapatkan apapun yang dia inginkan.

Tapi melihat kondisi kakakku saat ini, rasanya seperti cerita yang terputus di tengah-tengah. Aku tak tahu apakah ada bab-bab berikutnya di mana kakakku akan bangkit dan berjuang. Kakakku seperti menciptakan dunianya sendiri dan mengurung dirinya di sana. Dia seperti putri yang dikurung di dalam menara dan harus diselamatkan.

Kalau begitu biar aku saja yang menyelamatkannya. Jika aku tak bisa membawanya kembali ke realita, mungkin akulah yang harus masuk ke dalam dunia ciptaannya.

----

Setiap pulang sekolah, aku membacakan sebuah cerita yang aku karang sendiri. Aku tak tahu cerita mana yang paling menarik perhatiannya. Aku hanya mengawasi gerak matanya dan kedipannya untuk mencari tahu. Setelah berpuluh-puluh cerita aku perdengarkan, akhirnya ada satu ceritaku yang membuatnya menahan nafas.

VIRGINS STORIES : Emangnya kenapa kalau udah nggak perawan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang