2

904 107 4
                                    

Sinar matahari yang terpancar dari balkon membangunkan gadis berwajah mungil yang tengah tertidur di sofa. Ia berdiri dan membenarkan posisi tulangnya.

"Kau sudah bangun? segera bantu aku menata piring dan juga panggilkan Lisa dan Chaeyoung, bilang sarapan sudah siap, ah satu lagi, mengapa kau tidur di sofa? kau pasti pulang sangat larut kan? kemana saja kau?" ucap Jisoo panjang lebar yang terlihat sangat sibuk memasak.

"Eonni, bisakah kau bertanya satu-satu? aku pusing mendengarmu dan jika kau sedang sibuk, lanjutkanlah dulu aktivitasmu baru kau mewawancaraiku, aku akan membangunkan rose dan lisa dulu,"

Jennie berjalan menuju kamar Lisa sembari mengambil ikat rambut di tangannya dan mengikatkannya di rambut panjangnya itu. Ia mengetuk pintu kayu dan mulai berteriak memanggil nama Lisa dan juga Rose, karena ia sudah menduga Rose akan tidur di kamar sahabat seumurannya itu.

"Neee, aku bangun eonni," jawab Lalisa yang masih mengulet di kasurnya.

Rose beranjak turun dari ranjang dan membukakan pintu yang sedari tadi di ketuk oleh Jennie.

"Ayo sarapan," ajak Jennie kepada dua orang yang masih bermalas-malasan itu. "Ya! ayo cepat ke ruang makan," tambahnya dengan raut kesal.

Jennie kembali ke dapur dan mengambil beberapa piring dan perlengkapan lainnya untuk diletakkan di atas meja makan.

Semua sudah siap, saatnya mereka untuk menyantapi makanan pagi itu.

"Eonni, kau kemana saja semalam, kami menunggumu sampai jam 11 malam tapi kau tak kunjung datang," ujar Rose sembari memakan daging buatan Jisoo.

"Aku hanya melanjutkan melatih kembali tarian soloku," jawab jennie tersenyum miring. "Lagipula masih banyak tarian yang harus kukembangkan," tambah jennie berbohong.

"Kami khawatir Eonni, kami menelfonmu, tapi tak kunjung kau angkat," ucap Lisa dengan kekhawatiran yang memancar dari wajahnya. "Kami menghabiskan malam hanya untuk menelfon dirimu eonni," Rose menambahi dan memasang wajah cemberutnya.

"Haha mian, aku tak mengecek hpku, lagipula tidak berdering, mungkin aku lupa mematikan mode silentnya,"

Jennie beranjak dari kursi meja makan. Semua member melihatnya heran. Lalu ia kembali lagi dengan telefon genggam di tangannya.

"Woah, daebak 214 missed calls? kalian sangat khawatir denganku huh?" ucap Jennie menutup mulut dengan tangan kirinya.

"Jinjja? mana eonni? aku mau lihat," Lisa merampas hp eonninya itu untuk melihat hal yang baginya luar biasa. "Heol, daebak ini wajib di screenshoot eonni," ujar Lisa dan langsung memencet tombol home dan tanda screenshoot.

"Lalu kau harus memasukannya ke instagrammu dengan caption 'aku sayang kalian semua' okey?" Jisoo tersenyum sinis.

"Heish, untuk apa aku melakukan itu," jennie mengerang kesal dan Lisa lantas merangkul bahunya. "Itu hukuman eonni,"

Setelah terjadi perbincangan lama, jennie dengan pasrah memutuskan untuk mengupload apa yang mereka suruh.

"Kalian puas? sudahlah aku mau mandi," ujar Jennie melemparkan hpnya ke sofa. Mereka hanya tertawa terbahak-bahak melihat kelakuan jennie.

øøø

Udara dingin yang berasal dari pendingin ruangan sangat terasa menusuk tubuh. Seorang gadis yang sedari tadi duduk disana hanya menuliskan sesuatu di kertas dan mencoretnya, menulis lagi dan kembali mencoretnya. Kepalanya sudah tidak sanggup berpikir lagi sehingga ia memutuskan untuk membuang kertas itu ke tempat sampah.

Stressed (out)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang