4

679 78 3
                                    

Seorang pria berjalan dengan senyuman mengembang di wajahnya. Dia adalah Song Minho, ia baru saja menyampiri Yang Hyunsuk dan lagu solo terbarunya diterima oleh sajjangnimnya itu. Setelah ini, ia hanya harus mempersiapkan untuk penampilan solonya yang akan keluar secepatnya. Diperkirakan solonya akan keluar pada bulan November, tepatnya setelah debut solo Jennie dikeluarkan.

Pria yang sedang dalam kondisi baik itu berjalan menuju ruang latihan Blackpink. Mencari seorang gadis yang harus pulang dengannya hari ini. Setelah ia membuka pintu ruangan latihan itu, nampaklah seorang gadis yang sedang melamun sendirian disana. Mino tersenyum setelah mendapati gadis itu dan segera menghampirinya.

"Jennie-ya," panggil Mino setelah menyentuh pundak Jennie. Gadis itu terkejut dan langsung memberi salam.

"Kau sudah mau pulang?" tanya Mino masih dengan senyuman hangatnya.

"Ne oppa, aku pikir semua yang harus kulakukan disini sudah selesai," jawab Jennie membalas senyuman dari Mino.

Mereka berdua berjalan meninggalkan ruangan itu, menuju basement, dan segera memasuki mobil milik Song Minho.

"Jennie, kau tahu? soloku akan keluar setelah debut solomu," ujar Mino senang.

"Jinjja? chukae oppa, aku sangat bahagia untukmu," ucap Jennie menatap Mino dengan senyuman manisnya. Walaupun Mino tidak memberi tahunya, ia sudah tahu bahwa lagu Mino akan diterima karena tidak akan ada yang mengatakan bahwa lagu itu biasa saja, lagu itu sangat bagus.

"Selamat juga untuk debutmu haha," ujar Mino dan dibalas kekehan oleh Jennie. "Oppa sudah sering sekali memberiku selamat untuk debut soloku, tidak bosan apa?"

Mino tertawa dan mengeleng-gelengkan kepalanya. Pada akhirnya Mino berhenti tertawa dan kembali fokus menyetir mobilnya.
Suasana menjadi sedikit hening, Jennie pun menatap Mino yang tak tertawa lagi.

"Oppa tampan jika diam begini," ujar Jennie tiba-tiba yang membuat Mino menoleh sebentar ke arahnya.

"Memangnya katamu kalau aku berisik, aku tak tampan?" tanya Mino dengan sedikit kekehan kecil.

"Tidak, oppa terlihat sangat menyebalkan jika berisik." Gadis itu menjulurkan lidahnya untuk mengejek pria yang menurutnya menyebalkan itu dan tertawa setelahnya.

"Ya! bocah satu ini," ucap Mino sembari menatap sebal Jennie.

"Woah, lihat betapa jelek muka oppa sekarang haha,"

"Ya! berhenti mengejekku!" ucap Mino meninggikan suaranya, sedangkan Jennie tetap mengejeknya sembari tertawa puas.

Tidak terasa, mobil hitam itu sudah berada di depan Han River Bamseom, tempat dimana adanya dorm milik Blackpink yang hanya berbeda beberapa lantai dari dorm Winner.

"Berhenti disini? mengapa tidak langsung ke parkiran? oppa tidak ingin langsung pulang?" tanya Jennie menatap Mino sambil memasukkan hpnya ke kantong celananya.

"Ah, aku ingin pergi ke suatu tempat dulu," jawab pria itu sembari membenarkan rambut coklatnya.

"Oppa mau kemana?" Jennie bertanya sambil menatap Mino bingung. "Ini sudah malam oppa," lanjut Jennie.

"Bertemu dengan seseorang," jawab Mino yang membuat Jennie tertawa kecil.

"Pacar oppa ya? hehe kalau begitu aku masuk dulu oppa," ujar Jennie seraya membuka pintu mobil itu. "Selamat malam oppa," lanjut Jennie yang dalam hitungan menit sudah menghilang dari mata Mino.

Pria itu melajukan mobil hitamnya dengan santai, menuju cafe yang cukup jauh dari Sungai Han. Namun, tetap saja di luar cafe itu memancarkan pemandangan indah dari sungai yang sangat terkenal di Seoul.

Mino memasang masker putihnya, untuk berjaga-jaga, walaupun tanpa atau dengan masker itu pun semua orang tetap mengenali bahwa dia seorang idol. Dengan melihat pakaiannya pun sudah jelas, tambah lagi dengan warna rambutnya yang sangat mencolok itu.

Tanpa memedulikan beberapa orang yang menatapnya, ia terus berjalan menuju kursi terujung di cafe itu.

Selagi menunggu seseorang ia memainkan game di handphonenya sambil sesekali menggerutu kesal. Bukan karena kalah, tapi ia kesal gadis yang ditunggunya tidak kunjung datang. Namun, perasaaan kesalnya terhapuskan setelah game yang dimainkannya menunjukkan kata 'victory'. Kelang beberapa menit dari kemenangannya, seseorang gadis muda yang mengenakan hoodie hitam menghapiri tempat duduknya.

"Oppa wae? mengapa kau menyuruhku kesini?" ucap gadis itu kesal sambil menduduki kursi kayu dengan kasar.

"Ya! apa-apaan dengan penampilanmu, apa kau ini benar-benar idol?" tanya Mino sambil memperatihkan penampilan gadis itu dari atas sampai bawah. Hoodie hitam yang kebesaran, lengkap dengan celana pendek selutut, tak lupa dengan sandal jepit berwarna merah muda dan rambut yang dikuncir asal-asalan.

"Aku tak peduli, lagipula grupku sudah bubar," jawabnya dengan wajah dingin.

"Tapi tetap saja, kau harusnya sedikit berpakaian rapi," ujar Mino melihatnya prihatin. "Ya! oppa, kau yang menyuruhku malam-malam ke cafe ini, aku ngantuk dan aku bahkan mengeluarkan uang taksi yang sangat mahal untuk sampai kesini," jawab gadis itu dengan terus mendecak kesal.

"Woah, kau sangat pelit, sangat berbeda dengan kakakmu yang dermawan ini," Mino menggeleng-gelengkan kepalanya, gadis di depannya pun meluap dengan amarah dibuatnya.

"Ya! aku tidak pelit—" gadis itu menggertak meja dengan cukup keras yang membuat beberapa pengunjung melihat ke arah mereka.
"Oke, kau yang membayar makanan malam ini," potong Mino seraya tersenyum miring.

"Baiklah, aku pelit dan aku sangat berbeda dengan dirimu yang dermawan ini, sekarang cepatlah bilang apa yang ingin kau bicarakan," ucap gadis itu diawali dengan helaan nafasnya dan diakhiri dengan senyum kemenangan milik Mino.

Gadis itu, Song Dana, adik perempuan yang hanya berbeda satu tahun dengannya. Umurnya yang sangat dekat, membuat mereka sangat akrab dan tentunya sering berkelahi, berkelahi dengan lisan, maupun dengan fisik pun. Mino meminta Dana kesini untuk menyalurkan rasa senangnya karena solonya yang sebentar lagi akan dikeluarkan. Lagipula mereka sudah jarang bertemu belakangan ini.

"Soloku akan keluar," ucap Mino dengan santai yang membuat adiknya tersenyum lebar dan langsung memeluk oppanya itu.

"Wah, kau benar hebat oppa, selamat hehe," Dana melotot kagum tetap dengan senyuman lebarnya. "Tapi oppa, daripada kau menyuruhku kesini, kenapa kau tak langsung datang ke dormku?" lanjut Dana mengenyerngitkan dahinya.

"Kan aku sudah cerita denganmu, aku tidak suka dengan teman-teman dorm mu yang sekarang,"

"Oh iya aku lupa, tapi sebenarnya mereka hanya mengidolakanmu," ucap Dana.

"Aku tahu, karena itu mereka menyebalkan," ujar Mino tetap dengan wajah santainya.

"Lagipula dengan disini aku akan lebih cepat pulang ke dormku, aku memesan makanan dulu ya," ucap Mino sembari berlari kecil meninggalkan gadis yang hampir tersedak oleh amarahnya itu.

"Ya! Song Minho!"

øøø

Stressed (out)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang