mengundangmu ke isekai

11 1 0
                                    

presequisites : Re:Zero



"Permisi, Ram & Rom, Re:One." Sepasang kembar berambut merah dan biru dengan gaun ala maid abad pertengahan memasuki ruangan.

"Silahkan masuk, Ram, Rom" seseorang yang telah berada di dalam ruang mempersilahkan masuk.

"Apa sudah waktunya?" si kembar merah Rom langsung membuka pembicaraan. Yang ia katakan bukanlah sebuah perencanaan penyekapan atau penculikan, melainkan mengenai pemberian surat resmi untuk si kembar sebelum meninggalkan divisi HC. Dan yang sedang menjadi lawan bicaranya adalah Ms.X, direktur utama divisi HC, pemangku kuasa yang memberikan keputusan akhir kepada setiap karakter yang akan masuk maupun meninggalkan divisi HC.

"Belum"
"Lalu?" kali ini si kembar biru Ram yang maju.

"Tenanglah. Mengingat kalian pernah mencetak penghargaan, aku akan memberi kalian pilihan."

"Pilihan?"

"Penggemar terakhirmu, Bambang, Wibu dari Indonesia, sedang menghadapi masa kritisnya."

Ms.X memainkan jarinya untuk memunculkan hologram yang menampilkan video orang yang ia sebut.

Ram dan Rom membulatkan mata. Bukan hanya perasaan terkejut, melainkan perasaan campur aduk. Hologram menampilkan seorang pria dengan rambut yang hampir sepenuhnya memutih, sedang meringkuk sendirian di sebuah kamar. Dari poster, dakimakura yang ia peluk, action figure yang tertata di lemari kaca, serta ruangan yang tertutup tanpa celah bagi sinar matahari, dapat disimpulkan Bambang tengah mengalami masa kritisnya di dalam kamarnya sendiri.

Apa ia dulu tidak pernah memiliki keinginan untuk menikah?
Pikiran jijik melintas pada benak Ram maupun Rom. Namun keduanya segera menepisnya mengingat bahwa Bambang merupakan satu – satunya alasan mengapa kembar ini masih menyandang status keanggotaan divisi HC.

Kedua kembar tersebut saling melirik. Seakan terhubung melalui telepati, keduanya telah memutuskan sebuah keputusan kompak.

"Kami akan membawanya ke isekai sebelum ajalnya" si kembar telah membulatkan tekadnya.
"Kalian sudah tahu konsekuensinya kan?" Ms.X menyeringai.

Ram dan Rom menjawab yakin, "YA!"

                                                                                              ***
"Uh?! Dimana ini?" seorang pria tua terbangun di padang rumput dan disambut sapuan angin yang lembut.
"A-Anda sudah bangun?" seorang gadis muda berpakaian maid mengalihkan pandangannya. Di lihat dari sudut yang ditangkap mata si pria tua dan sensasi empuk yang diterima saraf kepalanya, dapat dipastikan jika ia tengah berbaring di pangkuan gadis maid berambut merah.

Pria tua itu segera bangun dan mengamati sekitarnya, mencari jawaban dari kebingungannya.

"Rom? Apakah kamu Rom?" tanya pria tua itu.

"Astaga Bambang-sama! Apa anda salah mengenaliku? Aku RAM!" dengus Ram.

"Ah, maaf." Orang yang dipanggil Bambang-sama itu tersenyum.

"Apa aku sudah mati? Sudah kuduga, aku akan ke isekai setelah mati" gumam Bambang, namun Ram masih dapat mendengarnya dengan jelas. Ram menatapnya pilu dan memutuskan untuk tidak mengomentarinya.

"Apa anda sudah makan, Bambang-sama?" Rom, kembaran Ram muncul membawakan sekotak perbekalan piknik.

"Biarkan kami menyiapkan makan siang untuk anda" Ram segera membantu Rom menggelar tikar.

"Hei,Rom. Apa kamu masih mencintai Sulama?" tanya Bambang. Rom berhenti.

"Sulama itu anj*ng. Saya tidak akan jatuh cinta padanya" jawab Rom. Ram melirik Rom.

"Ha... itu yang selalu aku impikan. Terima kasih. Aku bisa mati dengan tenang sekarang."

Berakhir dengan kalimatnya, tubuh Bambang perlahan bertaburan bagai debu yang tertiup angin. Terlukis senyum puas di wajahnya.


"Sudah berakhir ,ya?" Rom berdiri mengamati dunia yang juga ikut melebur menjadi debu. Ram mendekati Rom.

"Aku tahu kita ingin membuat penggemar terakhir kita bahagia, tapi apakah kalimat terakhir yang kau ucapkan tidak terlalu menyakitkan?" Ram berdiri dibalik punggung Rom. Tentu Ram tahu bagaimana perasaan saudara kembarnya yang harus membohongi perasaannya setelah cintanya bertepuk sebelah tangan.

"Tidak. Sama sekali tidak." Rom berbalik dan tersenyum, namun tidak bisa menyembunyikan air mata yang telah membendung di pelupuk matanya.

"Aku sudah merelakan Sulama. Ia sudah milik Nona Umilia sekarang." air mata Rom mulai mengalir.

Ram segera memeluknya, "Kau sudah berjuang keras".
Dalam kesedihan yang dialami Rom, dunia juga ikut menelan sepasang kembar merah dan biru itu ke dalam butiran debu tanpa berbelas kasih. Namun itu sesuai dengan pilihan yang mereka sepakati dengan Ms.X, hilang bersama dengan manusia yang menjadi orang terakhir yang mengingat mereka.

Beberapa karakter memiliki sebuah hak khusus di penghujung masanya sebagai anggota divisi HC.

Membiarkan penggemar terakhir mereka mati dalam imajinasi mereka dan melanjutkan hidup sebagai hal yang dianggap tidak pernah ada
atau mewujudkan imajinasi terakhir dan menghilang bersamanya setelahnya.


***

next/staph?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 30, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Waifu(s) & Husbando(s) WorldWhere stories live. Discover now