Memang perahu diciptakan bukan untuk bersandar, tapi untuk mengarungi lautan. Tapi perahu juga butuh dermaga, entah mengisi bekal atau menurunkan muatannya. Bahkan kadang sekedar bersandar karena lautan sedang tidak bersahabat. Manusia pun demikian, terkadang butuh jeda.
Butuh berhenti sejenak.
Mungkin untuk mengistirahatkan sesuatu yang terlalu terburu-buru. Mungkin untuk mengambil napas sejenak. Mungkin untuk menghimpun kekuatan. Mungkin untuk lebih menikmati hari.
Mungkin untuk memastikan tidak ada yang tertinggal di belakang.
Atau mungkin karena sudah seharusnya jeda itu ada (tanpa perlu alasan untuk beralasan). Terkadang manusia (memang) butuh jeda.
Sama halnya seperti sebuah puisi yang memiliki jeda, hidup manusia pun terkadang butuh jeda. Bisa sementara, bisa selamanya.
Karena jeda, punya tugas penting dalam proses pemaknaan. Penempatan jeda yang tepat menentukan ketersampaian pesan.
Menentukan pemahaman-pemahaman apa yang bisa didapat pada sebuah jeda. Pemanfaatan jeda yang tidak tepat malah berdampak pada kejanggalan dan ketidakpahaman atas sesuatu. Ambil jedamu, nikmati setiap kesempatanmu.
Jabat erat,
Januarjanuari_
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Sajak
FantasyAku tak tahu apa itu sajak, apa itu majas, apa itu puisi, apa itu diksi, sebab mereka selalu bersandar pada persepsi tiap-tiap pribadi. Anda harus menyadari bahwa pencapaian atau keberhasilan dimulai dari pemikiran.